Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok

Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok
Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional maupun minimarket yang menyediakan kebutuhan bahan pokok (bapok) masyarakat. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan harga bahan pangan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah, sehingga tidak membebani pedagang maupun konsumen.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disiapa Mas Dar ini menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memastikan kebutuhan pokok tersedia dengan harga yang wajar, terlebih saat bulan Ramadan dan Idul Fitri yang kerap kali diwarnai dengan lonjakan permintaan.
“Saya malah menganjurkan semua pemerintah kota kabupaten dan Provinsi tolonglah Pasar-pasar tradisonal dan semua supermarket minimarketnya yang menyediakan kebutuhan bahan pokok dikunjungi dan disidak. Tanyakan pada mereka apa keluhan dan bagaimana ketersediaan,” ujar Mas Dar usai melakukan sidak di Pasar Johar Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, 
 Mas Dar juga mengingatkan bahwa layanan yang baik dari pemerintah sangat diperlukan oleh pedagang untuk memastikan distribusi sembako berjalan lancar. 
Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengantisipasi potensi penimbunan barang yang dapat merugikan masyarakat.
“Jangan sampai nasib rakyat dipermainkan. Presiden bilang kalau ada yang nimbum yang curang harus segera ditindak. Dan kita tidak ada toleransi dengan kecurangan. Saya lihat di pasar ini tidak ada,” tegas Mas Dar.
Beruntungnya, dalam sidak kali ini, Sudaryono menemukan bahwa di Pasar Johar Selatan, harga sembako terpantau stabil. Minyak goreng, misalnya, dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET), sementara pasokan beras dan cabai rawit juga tersedia dengan harga yang wajar.
“Kemarin kan ada keanehan-keanehan, misalnya, minyak gorengnya setelah dituang kurang (takaran). Harganya tinggi dan seterusnya. Tapi minyak yang ada disini sesuai malah lebih rendah dari HET. Saya berharap harganya Rp15.500 oke. Stok beras ada harga harga sejauh ini oke lah ada yang nambah naik dikit ada yang turun dikit. Cabai rawit sudah turun di angka 70 ribu begitu juga daging dan lain lain,” katanya.
 
Mas Dar juga berharap agar kondisi serupa bisa terus terjaga, terutama saat bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. Wamentan Sudaryono juga menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok agar masyarakat dapat menjalani bulan suci dengan lancar tanpa adanya beban ekonomi tambahan.
“Intinya kita ingin di bulan puasa ini pasokan ada, pasar tradisional dan modern pasokannya juga ada. Dan ingat, tidak boleh barang itu tidak ada,” jelas Mas Dar.
Sebelumnya, Plt. Direktur Utama Rajawali Nusindo, Wahyu Sakti, menyampaikan bahwa operasi pasar ini telah dimulai dan menyasar pasar tradisional.
"Sebagai tahap awal, operasi pasar digelar di Provinsi Banten, yaitu di Pasar Malabar dan Pasar Borobudur di Tangerang, serta di Pasar Kelapa dan Pasar Rau di Serang," ungkap Wahyu dalam keterangan tertulis.
Sebanyak 48.000-liter atau 4.000 karton Minyakita telah didistribusikan ke dua kota tersebut. 
Minyak goreng (migor) ini dijual langsung kepada pengecer dengan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp15.700 per liter. 
Setelah Banten, operasi pasar juga akan digelar di Jawa Timur pada minggu keempat Februari. "Kami ingin memastikan distribusi merata dan tepat sasaran agar lebih banyak warga bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau. Antusiasme pedagang cukup tinggi dengan banyaknya yang datang untuk membeli Minyakita," tambah Wahyu.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan pangan menjelang Ramadan, mengingat lonjakan permintaan dapat mencapai 20 – 30 persen. 
"Tugas kita adalah menjaga keseimbangan supply dan demand. Menjelang puasa dan Lebaran, biasanya jumlah permintaan meningkat hingga 30 persen. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan stok pangan mencukupi," ujar Arief.
Arief juga memastikan bahwa pasokan pangan hingga Lebaran masih mencukupi, namun distribusinya perlu diatur dengan baik agar harga tetap stabil. 
Lebih lanjut, Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini bahwa stok migor selama Ramadhan dan Lebaran tetap aman. 

NERACA

Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional maupun minimarket yang menyediakan kebutuhan bahan pokok (bapok) masyarakat. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan harga bahan pangan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah, sehingga tidak membebani pedagang maupun konsumen.

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disiapa Mas Dar ini menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memastikan kebutuhan pokok tersedia dengan harga yang wajar, terlebih saat bulan Ramadan dan Idul Fitri yang kerap kali diwarnai dengan lonjakan permintaan.

“Saya malah menganjurkan semua pemerintah kota kabupaten dan Provinsi tolonglah Pasar-pasar tradisonal dan semua supermarket minimarketnya yang menyediakan kebutuhan bahan pokok dikunjungi dan disidak. Tanyakan pada mereka apa keluhan dan bagaimana ketersediaan,” ujar Mas Dar usai melakukan sidak di Pasar Johar Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, 

 Mas Dar juga mengingatkan bahwa layanan yang baik dari pemerintah sangat diperlukan oleh pedagang untuk memastikan distribusi sembako berjalan lancar. 

Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengantisipasi potensi penimbunan barang yang dapat merugikan masyarakat.

“Jangan sampai nasib rakyat dipermainkan. Presiden bilang kalau ada yang nimbum yang curang harus segera ditindak. Dan kita tidak ada toleransi dengan kecurangan. Saya lihat di pasar ini tidak ada,” tegas Mas Dar.

Beruntungnya, dalam sidak kali ini, Sudaryono menemukan bahwa di Pasar Johar Selatan, harga sembako terpantau stabil. Minyak goreng, misalnya, dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET), sementara pasokan beras dan cabai rawit juga tersedia dengan harga yang wajar.

“Kemarin kan ada keanehan-keanehan, misalnya, minyak gorengnya setelah dituang kurang (takaran). Harganya tinggi dan seterusnya. Tapi minyak yang ada disini sesuai malah lebih rendah dari HET. Saya berharap harganya Rp15.500 oke. Stok beras ada harga harga sejauh ini oke lah ada yang nambah naik dikit ada yang turun dikit. Cabai rawit sudah turun di angka 70 ribu begitu juga daging dan lain lain,” katanya.

Mas Dar juga berharap agar kondisi serupa bisa terus terjaga, terutama saat bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. Wamentan Sudaryono juga menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok agar masyarakat dapat menjalani bulan suci dengan lancar tanpa adanya beban ekonomi tambahan.

“Intinya kita ingin di bulan puasa ini pasokan ada, pasar tradisional dan modern pasokannya juga ada. Dan ingat, tidak boleh barang itu tidak ada,” jelas Mas Dar.

Sebelumnya, Plt. Direktur Utama Rajawali Nusindo, Wahyu Sakti, menyampaikan bahwa operasi pasar ini telah dimulai dan menyasar pasar tradisional.

"Sebagai tahap awal, operasi pasar digelar di Provinsi Banten, yaitu di Pasar Malabar dan Pasar Borobudur di Tangerang, serta di Pasar Kelapa dan Pasar Rau di Serang," ungkap Wahyu dalam keterangan tertulis.

Sebanyak 48.000-liter atau 4.000 karton Minyakita telah didistribusikan ke dua kota tersebut. 

Minyak goreng (migor) ini dijual langsung kepada pengecer dengan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp15.700 per liter. 

Setelah Banten, operasi pasar juga akan digelar di Jawa Timur pada minggu keempat Februari. "Kami ingin memastikan distribusi merata dan tepat sasaran agar lebih banyak warga bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau. Antusiasme pedagang cukup tinggi dengan banyaknya yang datang untuk membeli Minyakita," tambah Wahyu.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan pangan menjelang Ramadan, mengingat lonjakan permintaan dapat mencapai 20 – 30 persen. 

"Tugas kita adalah menjaga keseimbangan supply dan demand. Menjelang puasa dan Lebaran, biasanya jumlah permintaan meningkat hingga 30 persen. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan stok pangan mencukupi," ujar Arief.

Arief juga memastikan bahwa pasokan pangan hingga Lebaran masih mencukupi, namun distribusinya perlu diatur dengan baik agar harga tetap stabil. 

Lebih lanjut, Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini bahwa stok migor selama Ramadhan dan Lebaran tetap aman. 

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan

  Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan   Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein…

Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional

Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan…

Pemerintah Bersinergi Perkuat Pengawasan Distribusi MINYAKITA

Pemerintah Bersinergi Perkuat Pengawasan Distribusi MINYAKITA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen terus menjalankan pengawasan secara intensif terhadap distribusi barang…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok

Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah…

Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan

  Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan   Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein…

Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional

Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan…