NERACA
Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein (FH) bunting dengan usia kebuntingan 3–5 bulan tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, pada Minggu (9/3). Kedatangan sapi perah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong investasi untuk memperkuat populasi sapi perah nasional guna meningkatkan produksi susu segar.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis produk susu.
“Penambahan sapi perah ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan bertambahnya populasi sapi perah berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor produk olahan susu,” ujar Agung dalam sambungan online secara langsung.
Kedatangan sapi ini juga sejalan dengan peta jalan pengembangan sapi perah nasional yang melibatkan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta. Dua perusahaan peternakan sapi perah swasta berkontribusi dalam importasi ini, yaitu PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi yang mendatangkan 550 ekor sapi, sehingga total populasi sapi perah mereka kini mencapai 2.500 ekor, serta PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso yang menambah 700 ekor sapi, menjadikan total populasi mereka mencapai 3.000 ekor.
Peningkatan populasi sapi perah ini diharapkan dapat memperkuat pasokan susu segar bagi industri pengolahan susu (IPS) serta mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah. Selain itu, kualitas susu yang dihasilkan juga diharapkan meningkat, mengingat sapi yang didatangkan merupakan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.
Lebih lanjut, Direkur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Imron Suandy memastikan bahwa seluruh sapi perah yang diimpor telah melewati prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan ketat sebelum dan setelah tiba di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak sebelum didistribusikan ke peternakan mitra.
Importasi sapi perah ini tidak berhenti di tahap ini. Pada Juni 2025 mendatang, importasi bibit sapi perah tahap ketiga akan kembali dilakukan dengan jumlah yang sama, yakni sebanyak 1.250 ekor. Pemerintah berharap langkah ini dapat terus mendukung peningkatan produksi susu nasional serta memperkuat industri peternakan dalam negeri.
Kementan berkomitmen untuk terus mendorong penguatan subsektor peternakan dan kesehatan hewan guna mencapai swasembada susu, meningkatkan kesejahteraan peternak, serta memastikan ketersediaan susu segar berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung keberlanjutan sektor persusuan Indonesia dengan mewajibkan industri pengolahan susu untuk menyerap produksi susu segar dari peternak lokal. Dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) meminta semua pihak mulai dari pengepul hingga pelaku usaha serta industri pengolahan untuk turut mendukung kebijakan ini dan tidak mempersulit peternak lokal.
Dalam Penandatanganan MoU di Pasuruan, Jawa Timur. Mentan Amran kembali mengatakan bahwa Kementerian Pertanian mewajibkan industri pengolahan susu nasional untuk menyerap susu dari peternak lokal sebelum mempertimbangkan impor, dan meminta para peternak untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan.
“Kami wajibkan industri menyerap susu peternak di Indonesia. Tetapi di sisi lain, kami minta peternak jaga kualitasnya agar industri pun mendapatkan susu dengan kualitas terbaik,” ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran menyampaikan rasa terima kasihnya kepada industri pengolahan susu nasional, pengepul, dan peternak sapi perah yang berkomitmen untuk bekerja sama memajukan sektor persusuan Indonesia. “Alhamdulillah, sekarang sudah sepakat bergandengan tangan membangun Indonesia, khususnya sektor persusuan dan peternakan sapi perah. Kami sangat bahagia, dan ini adalah tonggak sejarah kebangkitan produksi susu Indonesia,” ujar Amran.
Amran menambahkan bahwa kewajiban penyerapan ini merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada susu impor dan memastikan bahwa produksi lokal memiliki pasar yang stabil.
“Kami wajibkan industri menyerap susu peternak lokal di seluruh Indonesia. Nanti selebihnya baru kita impor, jadi tidak ada lagi halangan. Namun, kami minta peternak menjaga kualitas susunya agar yang dihasilkan berkualitas bagus untuk generasi kita. Seperti program Presiden tentang pangan bergizi, di dalamnya ada susu. Kami yakin ke depan produksi susu akan meningkat karena permintaan meningkat,” tambah Amran.
Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah…
Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan…
Pemerintah Bersinergi Perkuat Pengawasan Distribusi MINYAKITA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen terus menjalankan pengawasan secara intensif terhadap distribusi barang…
Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah…
Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein…
Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan…