NERACA
Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan persen, dengan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai salah satu pilar utama.
Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menegaskan pentingnya pemberdayaan kaum muda melalui sektor ini karena berperan sebagai mesin pertumbuhan baru.
“Ekonomi kreatif memiliki peran strategis sebagai new engine of growth dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkan Presiden Prabowo,” ujar Ibas di Jakarta.
Sejak pemerintahan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , sektor ekonomi kreatif menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari Rp500 triliun menjadi Rp1.400 triliun serta menyerap sekitar 27 juta tenaga kerja.
“Ekonomi kreatif (ekraf) bukan hanya menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga memiliki daya saing global. Terbukti, nilai ekspor sektor ini mencapai 12,36 miliar dolar. Generasi milenial dan Gen Z adalah aktor utama dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” tambah Ibas.
Selain sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi, ekonomi kreatif juga berperan dalam peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja, serta memperkuat keberagaman budaya dan kualitas masyarakat. Ibas pun mengajak generasi muda untuk fokus dan konsisten dalam mengembangkan potensinya.
“Kita harus memiliki mimpi besar agar ekonomi kreatif Indonesia semakin mendunia. Tantangan pasti ada, seperti fenomena fear of missing out (FOMO) yang membuat anak muda kehilangan fokus. Sebaliknya, kita perlu menerapkan konsep you only need one (YONO) – fokus pada satu bidang dan tekuni hingga menjadi ahli,” kata Ibas.
Menteri Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (MenEkraf/KaBekraf), Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa ekonomi kreatif merupakan mesin pertumbuhan baru yang menjadi perhatian utama pemerintahan Presiden Prabowo.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, ekonomi kreatif memiliki kementerian tersendiri. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mendorong sektor ini menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Riefky.
Riefky menjelaskan bahwa potensi ekonomi kreatif tersebar di seluruh daerah Indonesia dan harus dikembangkan sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai delapan persen hingga 2029, dengan menciptakan ruang dan peluang investasi yang lebih luas.
Sebelumnya Riefky juga menyatakan ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing global, serta memperkuat identitas budaya bangsa. Oleh karena itu, kami mendorong kepala daerah untuk membentuk Dinas Ekonomi Kreatif di wilayah masing-masing. Hal ini dilakukan guna memperkuat ekosistem Ekonomi Kreatif daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kepala daerah memiliki peran sentral dalam membentuk Dinas Ekonomi Kreatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Ekraf merupakan pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah,” ujar Riefky.
Salah satu program unggulan yang sedang dijalankan adalah peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan insentif fiskal. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan berbagai platform digital guna memperluas jangkauan pemasaran produk kreatif ke pasar domestik dan internasional.
Tidak hanya itu, sebelumnya Riefky menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi antar kementerian/lembaga untuk mengawal regulasi yang berkaitan dengan pemberian kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) khususnya untuk meningkatkan skala usahanya.
"Karena perbankan masih melihat kalau meminjamkan dana ke para pelaku ekonomi kreatif baik yang skala kecil atau menengah itu masih berdasarkan aset based, sementara para pelaku ekonomi kreatif asetnya adalah kreativitas mereka," kata Riefky.
Oleh karena itu, penyediaan pendanaan dan pembiayaan yang memadai menjadi hal penting bagi pelaku ekraf untuk dapat mendorong hilirisasi berbagai komoditas primer dan komersialisasi produk kreatif.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, juga berharap ekonomi kreatif semakin mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Di era digital, persaingan semakin ketat dengan berkembangnya e-commerce. Pelaku usaha harus mampu beradaptasi dengan tren perdagangan yang tak lagi dibatasi ruang dan waktu,” jelas Saleh.
Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah…
Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein…
Pemerintah Bersinergi Perkuat Pengawasan Distribusi MINYAKITA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen terus menjalankan pengawasan secara intensif terhadap distribusi barang…
Pemda Diajak Sidak Pasar untuk Jaga Ketersediaan dan Harga Bapok Semarang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak pemerintah daerah…
Pemerintah Datangkan 1.250 Bibit Sapi Perah untuk Ketahanan Pangan Banyuwangi – Sebanyak 1.250 ekor sapi perah jenis Frisian Holstein…
Presiden Prabowo Pacu Ekraf untuk Percepat Pertumbuhan Nasional Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai delapan…