NERACA
Jakarta – PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) atau disebut Bank Raya mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 109% menjadi Rp50,89 miliar (Rp2,06 per saham) pada 2024, dari sebesar Rp24,35 miliar (Rp0,98 per saham) pada 2023. Peningkatan laba ini seiring turunnya beban pajak AGRO sekitar 95,72% dari Rp104,04 miliar menjadi Rp4,45 miliar pada 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dupublikasi di Jakarta, kemarin.
Perseroan juga mengungkapkan, pendapatan bunga bersih meningkat 17,25% dari Rp487,82 miliar pada 2023 menjadi Rp571,97 miliar. Akan tetapi, total beban operasional lainnya naik 2,95% dari Rp621 miliar menjadi Rp639,29 miliar. Akibatnya, laba operasional AGRO merosot 57,76% dari Rp123,99 miliar menjadi Rp52,37 miliar pada 2024. Adapun laba sebelum pajak AGRO tergerus 56,90% menjadi Rp55,34 miliar dari Rp128,39 miliar pada 2023.
Dari sisi neraca keuangan, AGRO mencatat kenaikan total aset 5,81% dari Rp12,40 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp13,12 triliun per 31 Desember 2024. Total liabilitas naik 7,21% dari Rp9,02 triliun menjadi Rp9,67 triliun. Adapun total ekuitas yang dikumpulkan naik 0,88% dari Rp3,42 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp3,45 triliun pada 2024.
Sebagai informasi, anak usaha dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mengaku optimistis tren penyaluran total kredit tahun 2025 masih akan tumbuh di kisaran 7-11% secara tahunan (year on year/yoy) dan menargetkan disbursement kredit digital tumbuh di kisaran 30%-40% tahun ini.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia pernah bilang, pihaknya saat ini tengah mengembangkan produk Paylater untuk menawarkan produk kredit yang lebih beragam kepada masyarakat. Tidak hanya itu, Bank Raya juga saat ini memiliki rencana untuk membuat bisnis keaganen sendiri, selain saat ini yang masih memanfaatkan ekosistemnya BRILink dan Pegadaian."Kemungkinan dalam 2-3 tahun kedepan ketika brand story kita sudah maksimal, kita buka itu (produk layanan) karena kita sudah siap," ungkapnya.
Lebih lanjut Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Sri Pertiwi seperti dikutip Kontan mengatakan, strategi yang akan diambil Bank Raya dalam melakukan ekspansi bisnisnya tahun ini adalah dengan eksploitasi pengembangan produk digital yang telah dilakukan serta menangkap potensi bisnis niche market yang ada di dalam ekosistem BRI Group.
Namun demikian, Bank Raya juga masih terus bereksplorasi mengembangkan kolaborasi dengan partner-partner bisnis yang baru dengan terus menerapkan prinsip kehati-hatian."Sekarang juga masih terkoneksi dengan P2P lending, tapi tidak besar," ujarnya.
Tiwi menyebut untuk penyaluran kredit, Bank Raya memanfaatkan sekitar 1 juta agen BRILink yang berpotensi untuk diberikan Pinag Dana Talangan. Meskipun saat ini baru sekitar 36.000 agen yang telah diakuisi. Tahun ini Bank Raya menargetkan sekitar 700.000 agen BRILink, dan akan diperluas ke agen Pegadaian yang saat ini jumlahnya sekitar 50.000 agen."Kita paling expect kontribusinya 25%-30% dari kredit digital," ungkap Tiwi. (bani)
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menerbitkan surat utang. Pada aksi korporasi…
NERACA Jakarta – Respon negatif pelaku pasar atas penurunan peringkat oleh Goldman Sachs terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia akan…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/3) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menerbitkan surat utang. Pada aksi korporasi…
NERACA Jakarta – PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) atau disebut Bank Raya mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 109%…
NERACA Jakarta – Respon negatif pelaku pasar atas penurunan peringkat oleh Goldman Sachs terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia akan…