Pasar Halal Global

Oleh: Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Kebijakan perdagangan pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan menaikkan tarif, kini masih menjadi dialektika pembahasan di Tanah Air dan banyak negara lain yang memilki kepentingan dengan AS. Berbagai analisa suram banyak mewarnai diberbagai tulisan dan kajian mengenai perang dagang itu, diantaranya proyeksi terjadinya resesi global berupa inflasi dan saling balas untuk melakukan kenaikan tarif seperti yang kini digaungkan oleh China dan negara–negara Eropa. Lantas, apa peluang bisnis di balik terjadinya perang dagang tersebut dan menjadi momentum untuk kebangkitan  ekonomi kita?

Jawabannnya, adalah dengan mengalihkan sudut pandang bisnis kita dengan pentingnya mengembangan bisnis perdagangan di pasar halal global. Mengapa demikian? Dikarenakan potensi perdagangan halal global masih menjadi peluang yang menjanjikan bagi Indonesia bila dibandingkan dengan perdagangan ke Amerika. Mengutip CNBC, National Statistics BMI-A Fitch Solutions Company melaporkan bahwa dalam satu dekade terakhir, pasar makanan dan minuman halal menunjukkan peningkatan tajam, dipacu oleh pertumbuhan populasi Muslim yang cepat. Pasar halal global diperkirakan mencapai US$ 1,3 triliun pada 2025 atau sekitar Rp 20.670 triliun  (US$1= 15.900), melonjak dari US$ 899,9 juta pada 2018 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 5,2% selama kurun 2018-2028.

Tahun 2025 menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkokoh posisinya di pasar halal dunia. Dengan kombinasi infrastruktur, layanan berkualitas, serta daya tarik budaya, Indonesia siap menjadi tujuan utama konsumen Muslim global. Upaya inovasi di sektor makanan, minuman, dan pariwisata halal akan terus didorong untuk memenuhi ekspektasi pasar dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan tren positif ini, Indonesia tak hanya menjadi pemain utama tetapi juga penggerak transformasi pasar halal global, memastikan kebutuhan konsumen Muslim terpenuhi secara holistik dan berkelanjutan.

Lalu strategi apa yang harus dilakukan Indonesia dalam meningkatkan pasar halal global? Pertama diperlukan penguatan regulasi seperti sertifikasi halal agar terjaminnya produk – produk yang diproduksi di dalam negeri yang memenuhi standar yang diakui secara global. Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah dikarenakan masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha tentang arti pentingnya sertifikasi halal.

Kedua, memperkuat rantai pasok atau supply chain terhadap produk halal Indonesia mulai proses produksi, distribusi produk dan jasa. Dengan adanya rantai pasok maka akan memperkuat nilai tambah produk dalam memenuhi kebutuhan kosumen. Untuk mendukung rantai pasok juga harus disiapkan infrastruktur keuangan syariah sebagai pendukungnya baik dari sisi permodalan, mitigasi risiko dan lain–lain.

Ketiga, memperkuat kemitraan perdagangan  dengan negara–negara berpenduduk Muslim sebagai tujuan ekspor terhadap produk halal Indonesia. Hal inilah yang kini gencar dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang, China, Australia dan Brasil dalam menawarkan berbagai produk halalnya dan mereka juga  menaati regulasi yang ditentukan terkait standarisasi produk halal. Konsep inilah yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dimana di tengah kegelapan pasar global dampak kebijakan Trump, tapi masih ada cahaya terang di pasar halal global yang harus ditingkatkan.

BERITA TERKAIT

Nasionalisme Mudik-Balik

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo   Arus mudik dan balik menjadi ritual tahunan…

Disiplin Anggaran untuk Kesehatan APBN

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen makro ekonomi yang vital…

Fundamental Ekonomi Nasional

  Fundamental Ekonomian Nasional Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Fundamental perekonomian nasional yang tetap kokoh dan terbukti tangguh mampu…

BERITA LAINNYA DI

Pasar Halal Global

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kebijakan perdagangan pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan menaikkan tarif, kini masih menjadi dialektika pembahasan…

Nasionalisme Mudik-Balik

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo   Arus mudik dan balik menjadi ritual tahunan…

Disiplin Anggaran untuk Kesehatan APBN

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen makro ekonomi yang vital…