Maret 2025, Kota Sukabumi Alami Inflasi Y-0n-Y Sebesar 1,77 Persen

NERACA

Sukabumi - Kota Sukabumi alami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,77 persen pada Maret 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,30. Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkot Sukabumi. Erni Agus Riyani, mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, inflasi tersebut, dipicu karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Diantaranya, sambung Erni, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,17 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,07 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,94 persen. Kelompok kesehatan sebesar 4,42 persen. Kelompok transportasi sebesar 1,03 persen.

Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,56 persen. Kelompok pendidikan sebesar 4,46 persen. kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,62 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,04 persen.

"Kalau inflasi tertinggi ada di kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,04 persen, dengan IHK sebesar 118,21. Itu masih berdasarkan data dari BPS," ujar Erni kepada Neraca, Jumat (11/4).

Begitu juga sambung Erni, berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, menunjukan pada bulan Maret 2025, menunjukan sebagian komoditas alami kenaikan harga. Diantaranya, cabai hijau, cabai rawit, telur ayam, bawang merah dan putih, daging sapi, kentang, bawang bombay, dan daging ayam."Sebagian besar di bulan Maret 2025, sebagian komoditas terjadi lonjakan harga," terangnya.

Meskipun saat ini nilai inflasi Kota Sukabumi masih tergolong aman, aku Erni, Pemkot Sukabumi bersama lintas sektoral akan terus melakukan pengendalian. Seperti halnya, melakukan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yg efektif antar stakeholder terkait. Terpenting tambahnya, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

"Termasuk, menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa," pungkasnya. Arya

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sejumlah Cabai di Kota Sukabumi Alami Kenaikan Harga - Akibat Faktor Cuaca

NERACA Sukabumi - Akibat faktor cuaca saat ini, sejumlah Komoditas Bahan Pokok Penting (Bapokting) di Pasar Gudang dan Pelita Kota…

Pemkab Cianjur Bangun Terminal Angkot di Cipanas Antisipasi Macet

NERACA Cianjur - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, membangun terminal untuk angkutan kota di wilayah Cipanas sebagai alternatif jangka panjang setelah…

Puluhan Produk UMKM Tangerang Dipasarkan di Bandara Soetta

NERACA Kabupaten Tangerang - Kabupaten Tangerang Banten bekerja sama dengan PT Angkasa Pura Indonesia memasarkan puluhan produk usaha mikro kecil…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Sejumlah Cabai di Kota Sukabumi Alami Kenaikan Harga - Akibat Faktor Cuaca

NERACA Sukabumi - Akibat faktor cuaca saat ini, sejumlah Komoditas Bahan Pokok Penting (Bapokting) di Pasar Gudang dan Pelita Kota…

Pemkab Cianjur Bangun Terminal Angkot di Cipanas Antisipasi Macet

NERACA Cianjur - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, membangun terminal untuk angkutan kota di wilayah Cipanas sebagai alternatif jangka panjang setelah…

Puluhan Produk UMKM Tangerang Dipasarkan di Bandara Soetta

NERACA Kabupaten Tangerang - Kabupaten Tangerang Banten bekerja sama dengan PT Angkasa Pura Indonesia memasarkan puluhan produk usaha mikro kecil…