Pertamina Geothermal Kaji Bagi Dividen 80% dari Laba

NERACA

Jakarta-Meski perolehan laba terkoreksi di 2024, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berencana membagikan dividen kepada pemegang saham. Dimana perseroan mengestimasi rasio pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar 80% sampai dengan 90% dari laba bersih perseroan.

Sebagai informasi, laba bersih PGEO sepanjang 2024 terkoreksi 1,89% secara tahunan ke level US$160,49 juta atau sekitar Rp2,67 triliun (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS). “Kami mau mempertahankan dividend per share-nya at least walaupun profit kami turun tapi dividend per share itu kami bisa mengalami kenaikan dari tahun lalu,” kata Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, perseroannya masih mengkaji kemungkinan pembagian dividen tahun buku 2024 pada rentang rasio tersebut. Menurut Yurizki, perseroannya konsen pada upaya peningkatan imbal investasi kepada pemegang saham. 

Di sisi lain, dia mengatakan PGEO juga bakal menjaga arus kas untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. “Untuk mengoptimalkan pengembalian investasi pemegang saham dan juga mendukung pertumbuhan capex yang diperlukan PGEO tahun ini,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Desember 2024, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$407,12 juta, naik 0,20% dibandingkan dengan posisi pendapatan periode 2023 sebesar US$406,28 juta.  Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO sepanjang 2024 mencapai US$164,88 juta, naik 4,13% dari posisi beban pada 2023 sebesar US$158,35 juta. 

Setelah dikurangi beban, PGEO membukukan laba bruto sebesar US$242,23 juta, susut dari posisi laba bruto tahun 2023 sebesar US$247,93 juta. Sementara itu, PGEO mencatatkan total liabilitas sebesar US$988,65 juta, berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar US$227,29 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$761,35 juta. 

Adapun, total ekuitas PGEO sampai akhir Desember 2024 sebesar US$2 miliar, bergerak naik dari posisi ekuitas tahun 2023 sebesar US$1,97 miliar. Selain itu, total aset PGEO sampai akhir 2024 mencapai US$2,99 miliar, berasal dari aset lancar mencapai US$828,55 juta dan aset tidak lancar sebesar US$2,16 miliar. 

PGE terus mengembangkan kapasitas pembangkit guna mencapai target 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan. Beberapa proyek utama di 2024 meliputi pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta berbagai proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW. Tidak hanya pengembangan di hulu, PGE juga menyasar pertumbuhan di hilir.

Sepanjang 2024 PGE telah menjalin kerja sama strategis dalam peluang manufaktur komponen PLTP serta pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau bersama mitra domestik dan internasional, termasuk Elnusa, Multifab, Pertamina Gas, dan Sinopec Star. Semua langkah tersebut menyiapkan fondasi pertumbuhan jangka panjang PGE dengan peta jalan yang jelas untuk ekspansi kapasitas sampai 1,8 GW hingga 2033.

Untuk mencapainya, dibutuhkan pertumbuhan kapasitas 12% per tahun. Kinerja solid PGE selama beberapa tahun ini telah menciptakan landasan untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang ini. Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menegaskan, meskipun kapasitas terpasang tidak berubah dari tahun sebelumnya, PGE pada tahun 2024 berhasil meningkatkan produksi melalui berbagai optimalisasi. “Kami terus mendorong peningkatan produksi melalui peningkatan ketersediaan, kapasitas, dan pengurangan outage. Tingkat reliabilitas sistem kami tetap tinggi dengan availability factor untuk uap sebesar 98,91% dan availability factor listrik sebesar 86,5%,” ujar Ahmad Yani. 

BERITA TERKAIT

Ramadan, Panen UMKM Busana Muslim Raup Cuan Doubel Digit

Industri fashion busana muslim di Indonesia terus mengalami perubahan dinamis dan mencatatkan pertumbuhan. Mengutip data The State Global Islamic Economy,…

Punya Omset Rp27 Miliar - Cuan Harumnya Minyak Telon Habbie Yang Cetak Rekor Dunia

Jeli memanfaatkan digital marketing, inovasi produk dan tidak pernah absen dalam setiap pameran produk UMKM menjadi cerita dibalik kesuksesan penjualan…

Geliat Jadi Agen BRI Link Berikan Dampak Ekonomi Keluarga

Momentum Ramadan dan lebaran selalu menjadi berkah bagi pelaku usaha layanan transaksi keuangan tanpa kantor atau Agen BRI Link, lantaran…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ramadan, Panen UMKM Busana Muslim Raup Cuan Doubel Digit

Industri fashion busana muslim di Indonesia terus mengalami perubahan dinamis dan mencatatkan pertumbuhan. Mengutip data The State Global Islamic Economy,…

Punya Omset Rp27 Miliar - Cuan Harumnya Minyak Telon Habbie Yang Cetak Rekor Dunia

Jeli memanfaatkan digital marketing, inovasi produk dan tidak pernah absen dalam setiap pameran produk UMKM menjadi cerita dibalik kesuksesan penjualan…

Geliat Jadi Agen BRI Link Berikan Dampak Ekonomi Keluarga

Momentum Ramadan dan lebaran selalu menjadi berkah bagi pelaku usaha layanan transaksi keuangan tanpa kantor atau Agen BRI Link, lantaran…