Mampukah Tokoh Global di Danantara Dongkrak Kredibilitas?

 

 

NERACA

Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyampaikan kehadiran tokoh ekonomi global dapat mendongkrak kredibilitas Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Selain itu, adanya tokoh asing dalam jajaran kepengurusan Danantara juga membuka peluang untuk membangun jaringan di tingkat global. “Akan mampu mendongkrak kredibilitas Danantara, serta membuka peluang membangun jejaring global,” ujar Wijayanto sebagaimana dikutip Antara, kemarin.

Ia melanjutkan, strategi Danantara dalam mengatur para tokoh ekonomi global itu, akan menentukan seberapa besar mereka dapat berkontribusi bagi Danantara. “Mereka ibarat wayang, peran seperti apa yg akan dimainkan tergantung sang dalang,” ujar Wijayanto.

Secara spesifik, menurutnya, salah satu tokoh ekonom global yaitu Jeffrey Sachs dalam jajaran dewan penasihat merupakan sosok yang kredibel dan penuh integritas. “Apalagi Jeffrey adalah advisor di banyak institusi dunia, baik public maupun private sector,” ujar Wijayanto.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan bahwa jajaran pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) perlu segera memperlihatkan kinerja yang baik untuk membangun kepercayaan investor. “Tunjukkan hasil kerja mereka (para pengurus Danantara) dalam beberapa bulan ke depan (untuk membangun kepercayaan investor),” ujar Budi Frensidy.

Ia mengatakan bahwa membangun dan meningkatkan kepercayaan investor kepada jajaran pengurus Danantara adalah hal utama yang harus diperhatikan pada awal pembentukan sovereign wealth fund (SWF) milik pemerintah Indonesia tersebut.

Hal tersebut karena kinerja dari para pengurus Danantara merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan badan pengelola investasi tersebut. “Yang utama adalah kepercayaan investor terhadap para chief officer karena merekalah yang akan paling menentukan kesuksesan Danantara,” kata Budi.

Sementara itu, Shan Saeed yang merupakan ekonom Juwai IQI, sebuah perusahaan pengembang teknologi real estate internasional, menyatakan bahwa jajaran pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) ditempati oleh tokoh-tokoh yang berintegritas tinggi dengan pengakuan global.

Ia menilai bahwa hal tersebut memberikan sinyal positif kepada pasar global dan investor terkait arah pengembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang. "Pemerintah telah mengirimkan sinyal kuat kepada pelaku pasar keuangan bahwa para penasihat Daya Anagata Nusantara memiliki pengakuan global dan integritas tinggi yang akan memberikan panduan ke depan dalam lanskap investasi sovereign wealth fund (SWF),” kata Shan Saeed dalam pernyataannya.

Shan menuturkan bahwa pengembangan Danantara membutuhkan tim pengurus yang solid untuk menumbuhkan kepercayaan investor dan mewujudkan kesuksesan jangka panjang. Melalui pemilihan tokoh-tokoh profesional dalam kepengurusan Danantara, ia menilai bahwa pemerintah Indonesia terlihat sangat berkomitmen untuk membawa perubahan nyata pada perekonomian dan meningkatkan standar hidup masyarakat melalui proyek-proyek pembangunan yang didukung oleh investasi yang disalurkan Danantara.

Ia menyatakan bahwa Danantara diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, baik di dalam negeri maupun secara global. "Mandat dari Danantara ini adalah mendorong pertumbuhan dan membentuk trajektori ekonomi yang kokoh di tingkat makro," tutur Shan.

Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengumumkan jajaran lengkap pengurus Danantara, mulai dari Dewan Penasihat hingga Managing Directors, dalam acara ‘Meet The Team Danantara Indonesia’ di Jakarta, Senin (24/3).

Sejumlah tokoh ekonomi internasional mengisi jajaran Dewan Penasihat Danantara, antara lain Ray Dalio yakni sebagai Bridgewater sebagai hedge fund terbesar di dunia dan Jeffrey Sachs yang merupakan penasihat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam bidang pembangunan global dan pengentasan kemiskinan.

Selain itu, ada pula Thaksin Shinawatra yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand ke-23 yang sukses meningkatkan PDB Thailand hingga hampir 45 persen dalam lima tahun. Ia juga pernah menjadi Penasihat Ekonomi untuk Kamboja dan penasihat pribadi Perdana Menteri Malaysia ke-10 Anwar Ibrahim.

Sementara jajaran Managing Directors diisi oleh para profesional di bidang ekonomi dari berbagai institusi, termasuk Kementerian BUMN, Indonesia Investment Authority (INA), Bank Mandiri, Vale Indonesia, Telkom Indonesia, Bester & Co, Bank Dunia (World Bank), hingga International Finance Corporation (IFC). bari

BERITA TERKAIT

LAPORAN BANK DUNIA MENGUNGKAPKAN: - Buruk, Kinerja Penerimaan Pajak di Indonesia

  Jakarta-Bank Dunia menyoroti buruknya kinerja penerimaan pajak Indonesia. Rasio penerimaan pajak terhadap PDB negeri ini termasuk yang terendah di…

Erick : Pejabat Kementerian di Himbara Wujudkan Transparansi

NERACA               Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pengangkatan beberapa pejabat kementerian menjadi komisaris di bank…

Pemerintah Pastikan Pasokan Energi Aman dan Lancar

NERACA Jakarta - Pemerintah memastikan pasokan energi berupa BBM, LPG, dan listrik, hingga mitigasi kebencanaan geologi selama Hari Raya Idul…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

LAPORAN BANK DUNIA MENGUNGKAPKAN: - Buruk, Kinerja Penerimaan Pajak di Indonesia

  Jakarta-Bank Dunia menyoroti buruknya kinerja penerimaan pajak Indonesia. Rasio penerimaan pajak terhadap PDB negeri ini termasuk yang terendah di…

Erick : Pejabat Kementerian di Himbara Wujudkan Transparansi

NERACA               Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pengangkatan beberapa pejabat kementerian menjadi komisaris di bank…

Pemerintah Pastikan Pasokan Energi Aman dan Lancar

NERACA Jakarta - Pemerintah memastikan pasokan energi berupa BBM, LPG, dan listrik, hingga mitigasi kebencanaan geologi selama Hari Raya Idul…