NERACA
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar bursa sepekan kemarin terkoreksi sebesar 3,88% menjadi Rp10.695 triliun dari Rp11.126 triliun pada sepekan sebelumnya. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan mengalami perubahan sebesar 20,38% menjadi Rp14,81 triliun dari Rp18,60 triliun pada pekan sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Adapun investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp214,17 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp35,86 triliun. Kemudian BEI mencatat peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini, yaitu sebesar 16,16%, menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu. Peningkatan turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini, yaitu sebesar 0,71% menjadi 18,90 miliar lembar saham dari 18,77 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, pergerakan IHSG selama sepekan mengalami perubahan sebesar 3,82%, ditutup pada level 6.262,226 dari 6.510,620 pada pekan lalu. IHSG pada perdagangan Jum’at (11/4) sore di akhir pekan kemarin ditutup menguat tipis 8,20 poin atau 0,13% ke posisi 6262,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,41 poin atau 0,06% ke posisi 706,70.“Pasar masih diselimuti oleh tingginya volatilitas dan ketidakpastian pasar keuangan global, menyusul risiko meningkatnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya.
Meskipun ada penangguhan tarif selama 90 hari, pelaku pasar tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Presiden Trump dinilai dapat menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi. Dari dalam negeri, demi menjaga iklim usaha dari dampak kebijakan tarif perdagangan tinggi yang diterapkan oleh AS, pemerintah membuka ruang untuk melakukan revisi ketentuan perpajakan, terutama terkait aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.
Melalui revisi ini, diharapkan pelaku usaha yang terdampak oleh beratnya kondisi perdagangan global tidak semakin terbebani. Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat 2,87%, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 1,27% dan 0,77%.
Sedangkan, empat sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer yang turun sebesar 1,32%, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor properti yang masing- masing turun sebesar 0,70% dan 0,30%. Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CSIS, TCID, KOBX, MREI dan OBAT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FITT, DNAR, CSAP, SHIP dan TAXI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.012.210 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,38 miliar lembar saham senilai Rp10,69 triliun. Sebanyak 309 saham naik, 259 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.
NERACA Jakarta – Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bullish, namun beberapa pelaku manajer perusahaan investasi atau sekuritas memangkas…
NERACA Jakarta – Meski dihantui perlambatan ekonomi dan dampak dari sentimen global, industri properti dalam negeri diyakini masih akan tumbuh.…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan harga saham di pasar, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mulai melakukan buyback atau pembelian kembali…
NERACA Jakarta – Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bullish, namun beberapa pelaku manajer perusahaan investasi atau sekuritas memangkas…
NERACA Jakarta – Meski dihantui perlambatan ekonomi dan dampak dari sentimen global, industri properti dalam negeri diyakini masih akan tumbuh.…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan harga saham di pasar, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mulai melakukan buyback atau pembelian kembali…