Pada dasarnya semua manusia memiliki impian untuk masa depan, baik itu impian ingin memiliki rumah idaman, impian mempunyai kendaraan pribadi dan impian memiliki usaha maju atau menjadi pengusaha sukses bukan mustahil menjadi sebuah kenyataan. Semua impian itu, bisa diwujudkan tidak hanya sekedar bermimpi, tetapi di implementasikan dengan doa, kerja keras, semangat dan pantang menyerah.
Hal inilah yang telah dibuktikan Thio Siujinata bersama istri Rika Christina, pemilik cafe dengan konsep galeri kerajinan tangan asli Indonesia beralamat di Tomang sudah malang melintang hadir disetiap pameran yang diselenggarakan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai mitra bisnisnya dan juga mentornya dalam pengembangan bisnis. Hebatnya lagi, produknya hadir di booth BRI pada ajang yang digelar Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) hingga mejeng di istragram pribadi Presiden ke-7 Joko Widodo, “Mimpi bisa memasarkan kerajinan tangan asli Indonesia, mulai dari tas, tempat lampu hingga kursi berhasil tembus eskpor, sebuah mimpi yang sudah berhasil diwujudkan,”katanya kepada Neraca.
Kini, lanjut Thio, mimpi yang belum terwujud mimiliki kafe dan galeri di Berlin, Jerman untuk penetrasi pasar memperkenalkan produk Indonesia dan termasuk kopinya yang memiliki beragam cita rasa. Meskipun mimpi tersebut menjadi target pasutri ini, namun jangan salah kerajinan tangan hasil desain miliknya mulai dari rotan, anyaman bambu hingga eceng gondok, bisa dibilang go global lantaran sudah berhasil di pasarkan ekspor ke Canada, Jepang, Australia, Belanda dan Slovenia. Meskipun bukan dalam partai besar, tetapi menjadi kebanggan hasil karyanya bisa diakui negara-negara maju.
Disampaikannya, produk peralatan rumah tangga dari anyaman bambu miliknya banyak diburu pasar luar negeri, seperti Jepang dan Eropa karena ramah lingkungan dan unik. Tio pun bercerita, produk yang dipasarkan di galerinya yang menarik perhatian seorang distributor dengan target pembeli internasional.
Tio menunjuk sebuah lampu ruangan setinggi pinggang orang dewasa, dengan diameter 4 – 5 cm. Hal menarik dari lampu itu ialah balutan kayu melingkar yang menutupinya. “Itu sebabnya saya beranikan diri untuk ke pasar ekspor, walaupun bukan saya yang ekspor tapi buyer bawa (jual) keluar (negeri). Contohnya lampu ini, yang desain bukan saya, tapi di coffee shop, ada yang datang coret-coret desain, dia tanya bisa buat ini enggak, saya bilang bisa! Akhirnya pas jadi, dia beli 10 buah dibawa ke Jepang, dan sekarang dia beli terus dengan jumlah lebih banyak” ungkapnya.
Tentu saja, cerita dibalik kesuksesan hasil karya alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan seni rupa ini, tidak jalan mulus begitu saja. Dirinya menuturkan, produk karya kerajinan anyaman eceng gondok berupa tatakan meja dalam jumlah besar tidak laku alias dibalikkan lagi karena respon pasar sepi pembeli dan bahkan anyaman bambu yang di ekspor, sempat mengalami catat dalam pengiriman sampai ke pembeli. “Ini sebuah risiko bisnis, namun saya selalu evaluasi dan belajar dari kesalahan dan termasuk bagaimana anyaman bambu bisa bertahan lama dalam pengiriman untuk ekspor,”ungkapnya.
Pada akhirnya dia sempat berguru kepada suhunya pengerajin bambu di Bogor dan disitulah, ilmunya diserap dan termasuk belajar bagaimana finishing produk anyaman bambu hingga pengemasan. Ya, dibalik kesuksesan pasarkan kerajinan tangan, rupanya tidak lepas dari bisnisnya jualan kopi selalu menjadi tempat meeting point konsumen. Alhasil, lama kelamaan mereka tertarik dengan produk galeri yang dipajang dan termasuk didatangi pihak BRI. “Dia kasih tantangan agar café saya bersedia dibina melalui Rumah BUMN BRI. Awalnya saya ragu, tapi katanya hanya bermodal konsisten saja dengan produk, dari situ kita siap,” ucapnya.
Pendampingan BRI
Kata Thio, ragu dengan menolak tawaran dari BRI membuat usahanya sempat merugi lantaran belum memiliki ilmu businness macthing. Menurutnya, di awal merintis usaha dia sebatas mengetahui bahwa bisnis hanya persoalan membuat (produksi), menjual, dan mendapatkan untung (profit). Namun setelah mendapatkan pembinaan, dia menjadi paham hal-hal fundamental agar bisnis bertahan dan berkembang untuk jangka panjang. “Di situ kita diajarin bagaimana branding, marketing, keuangan, bahkan pinjaman juga. Saya jadi terbuka, tadinya saya berpikir untuk bisnis pada umumnya, tetapi kita enggak mengerti ternyata ada business matching, ada incubator, kita ditemukan dengan sesama pelaku usaha, bagaimana treatment karyawan, bagaimana menggunakan media digital untuk sarana promosi,” lanjutnya.
Memanfaatkan pembiayaan KUR dari BRI sebanyak Rp100 juta, geliat usaha cafenya makin maju dan bahkan tidak pernah absen untuk hadir dalam setiap pameran. Apalagi, usaha miliknya masuk Rumah BUMN yang mendapatkan pelatihan dan pengetahuan bisnis yang tak disangka sebelumnya.
Diakuinya, ditengan menjamurnya produk kopi instan dengan harga yang murah menjadi tantangan tersendiri bagaimana bisa bersaing. Memanfaatkan jualan kopi sehat, seperti varian kopi buah naga, duren hingga late tanpa gula dan susu menjadi hal diandalkan dan berbeda dengan lainnya.”Konsep kita jual produk kopi sehat karena permintaan pasar sejak pandemi Covid-19, hingga saat ini masih bertahan,”katanya.
Selalu mengambil budaya lokal dengan pelayanan yang prima menjadi alasannya bisnisnya bisa bersaing dan ditargetkan memiliki omset untuk cafenya sebesar Rp1,4 miliar dan galeri sebesar Rp3 miliar. Sementara Robert (70), pelanggan setia Cratfote mengatakan, sering beli kopi disini karena rasanya enak dan lokasi strategis untuk meeting point,”Pokoknya kopinya enak, cemilannya juga enak dan tempatnya nyaman,”tuturnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan mendukung pemerintah untuk kelencaran arus mudik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)…
Menyambut libur Lebaran 2025, Bank DKI memastikan ketersediaan layanan perbankan bagi nasabah melalui jaringan ATM yang tersebar pada berbagai lokasi…
Industri fashion busana muslim di Indonesia terus mengalami perubahan dinamis dan mencatatkan pertumbuhan. Mengutip data The State Global Islamic Economy,…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan mendukung pemerintah untuk kelencaran arus mudik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)…
Menyambut libur Lebaran 2025, Bank DKI memastikan ketersediaan layanan perbankan bagi nasabah melalui jaringan ATM yang tersebar pada berbagai lokasi…
Industri fashion busana muslim di Indonesia terus mengalami perubahan dinamis dan mencatatkan pertumbuhan. Mengutip data The State Global Islamic Economy,…