Sukses membukukan kinerja keuangan positif di tahun 2024, emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimsi mampu mencetak pertumbuhan bisnis di tahun 2025. Apalagi, konsumsi semen domestik nasional diproyeksikan bakal berada di kisaran 1%–3%.
Perseroan pun berharap dapat tumbuh sejalan estimasi itu, meskipun industri semen Indonesia masih cukup menantang. Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya mengatakan, sejumlah program pemerintah bisa membantu kinerja emiten semen di tengah tekanan oversuplay semen“Misalnya, seperti program tiga juta rumah dan pembangunan infrastruktur lainnya,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Permintaan dari segmen ritel dengan jenis semen kantong diharapkan meningkat seiring dengan upaya pemerintah dalam memperkuat daya beli masyarakat. “Sebab, saat daya beli meningkat, konsumsi semen kantong juga ikut terdorong. Masyarakat cenderung melakukan renovasi rumah kalau ada uang, seperti menambah kamar atau mengganti lantai," katanya.
Meskipun pemangkasan infrastruktur mempengaruhi penjualan semen curah, tetapi hal itu bisa ditutupi dengan penjualan semen kantong jika program tiga juta rumah jadi. Menurut hitungan INTP, 1 juta rumah membutuhkan sekitar 2,7 ton-3 ton semen, sehingga berpotensi menaikkan penjualan semen kantong 14%-15%.
Selain itu, masih ada lagi proyek infrastruktur yang sudah memiliki pendanaan, seperti MRT dan LRT, yang tetap berjalan. Di sisi lain, Christian juga memberikan pandangan terkait isu izin pendirian pabrik semen baru di daerah Wonogiri. Saat ini, industri semen masih menghadapi tingkat utilisasi yang rendah, sekitar 53% pada 2024.
Oleh karena itu, INTP berharap pemerintah mempertahankan kebijakan moratorium pembangunan pabrik baru tetap dipertahankan guna menjaga keseimbangan industri. "Saat ini, kapasitas produksi nasional masih jauh di atas kebutuhan. Tambahan pabrik baru berpotensi memperburuk kondisi industri," tuturnya.
Di tahun 2024, membukukan volume penjualan (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 20.496 ribu ton pada tahun 2024. Angka ini lebih tinggi 1.150 ribu ton atau 5,9% dibandingkan tahun lalu, terutama dari tambahan volume PT Semen Grobogan. Pendapatan neto perseroan mencapai Rp 18,548 triliun, naik 3,3% dibanding tahun sebelumnya. Beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp 12,487 triliun, naik 3,2% seiring dengan peningkatan volume penjualan. Hal ini menghasilkan marjin laba bruto sebesar 32,7% untuk tahun 2024.
Beban usaha yang meningkat sebesar 2,7% menjadi Rp 3,725 triliun. Hal ini bersumber dari kenaikan volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi di Grobogan, serta penurunan Beban Operasi Lain–Neto sebesar 6,4 % menjadi Rp 57,6 miliar, sehingga margin laba usaha sebesar 12,9 persen dan EBITDA sebesar 21,2% pada 2024.
Bulan Ramadan menjadi bulan berkah, tidak hanya pedagang takjil yang kebanjiran pesanan ataupun pedagangan busana muslim, tetapi hal yang berbau…
Pada dasarnya semua manusia memiliki impian untuk masa depan, baik itu impian ingin memiliki rumah idaman, impian mempunyai kendaraan pribadi…
Direspon positif pasar, produk komersial City Hub Commercial besutan PT Summarecon Agung Tbk ludes diserbu pembeli. Berlangsung di Marketing Gallery…
Bulan Ramadan menjadi bulan berkah, tidak hanya pedagang takjil yang kebanjiran pesanan ataupun pedagangan busana muslim, tetapi hal yang berbau…
Pada dasarnya semua manusia memiliki impian untuk masa depan, baik itu impian ingin memiliki rumah idaman, impian mempunyai kendaraan pribadi…
Direspon positif pasar, produk komersial City Hub Commercial besutan PT Summarecon Agung Tbk ludes diserbu pembeli. Berlangsung di Marketing Gallery…