NERACA
Jakarta – Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Batik Maja Bharama Wastra turut berperan meningkatkan daya saing pelaku usaha dan perajin batik di wilayah Mojokerto, Jawa Timur agar mereka bisa lebih inovatif dan kreatif. Adanya sentra IKM ini merupakan wujud kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengatakan, sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk dapat menciptakan ekosistem industri kreatif yang berdaya saing tinggi sekaligus mempertahankan warisan budaya lokal.
“Dengan memiliki fasilitas yang lengkap, diharapkan Sentra Batik Maja Bharama Wastra dapat menjadi percontohan bagi sentra batik lainnya, dikarenakan saat ini terdapat sekitar 201 sentra IKM batik yang tersebar di 11 provinsi dari seluruh Indonesia yang harus dimaksimalkan dan diberdayakan potensinya baik untuk pengembangan kapasitas perajin, maupun daya saing pelaku industri batik,” ungkap Reni di Jakarta.
Fasilitas lainnya adalah galeri pemasaran, yang berfungsi untuk mempromosikan berbagai hasil produksi batik, tidak hanya kain tetapi juga berupa produk turunan seperti tas, sepatu, dan aksesoris fesyen lainnya.
Reni menyampaikan, keberadaan Sentra Batik Mojokerto ini tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi para perajin, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi perajin batik di Mojokerto. “Dengan dukungan fasilitas yang lebih baik, kami berharap para perajin dapat terus berkembang dan bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ujar Reni.
Bahkan, keberadaan Sentra Batik Mojokerto juga turut meningkatkan jumlah tenaga kerja di sektor batik Mojokerto. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang melibatkan 125 orang. Selain itu, Pemerintah Kota Mojokerto juga mencatatkan kenaikan angka produksi tahunan yang awalnya mencapai 786 potong per tahun, kini meningkat menjadi 5.477 potong per tahun.
“Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Mojokerto, terdapat 30 perajin di Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra telah memiliki legalitas usaha, 14 perajin telah mendapatkan sertifikasi Batikmark, dan 1 perajin sudah bersertifikasi SNI, dan diharapkan capaian ini akan terus meningkat di masa mendatang,” ungkap Reni.
Menurut Reni, sinergi pengembangan sentra batik juga sangat didukung oleh Pemerintah Kota, di mana sentra ini juga telah memproduksi batik dalam jumlah besar untuk kebutuhan pakaian seragam ASN di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra juga berperan sebagai tempat pelestarian bagi para perajin batik sekaligus membina generasi baru perajin batik. Hal ini penting untuk menarik minat generasi muda agar keterampilan membatik tetap lestari. Beragam langkah dilakukan melalui program edukasi dan pelatihan membatik bagi siswa sekolah dasar hingga mahasiswa, selain itu diadakan kegiatan ekstrakurikuler membatik di sekolah.
"Keberlanjutan industri batik tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga pada regenerasi perajinnya. Melalui Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, kami berharap semakin banyak anak muda yang tertarik untuk menekuni dan melestarikan seni membatik," jelas Reni.
Tantangan yang dihadapi
Di sisi lain, salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri batik lokal adalah persaingan dengan batik printing yang dijual dengan harga yang lebih murah. Produk tekstil bermotif batik yang diproduksi secara massal dapat mengancam eksistensi batik tulis dan cap yang dibuat secara tradisional oleh para perajin.
“Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas, kreativitas, serta memperluas pemasaran produk batik lokal, sehingga masyarakat menyadari nilai-nilai pada produk batik tradisional,” tegas Reni.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra diharapkan dapat menjadi motor penggerak industri batik di Mojokerto, serta mampu meningkatkan kesejahteraan para perajin melalui inovasi, edukasi, dan pemasaran yang lebih luas.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Yedi Sabaryadi mengungkapkan, dalam rangka pelaksanaan program jangka panjang, Pemerintah Kota Mojokerto telah berupaya menarik minat generasi muda dalam melestarikan batik. Penyelenggaraan program seperti Duta Batik, aktivasi komunitas pecinta batik “Anak-Anak Majapahit”, serta kegiatan edukasi batik di sekolah-sekolah telah dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap batik sejak dini.
“Pihak Pemerintah Kota Mojokerto terus melakukan pelaporan dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait tindak lanjut pengembangan sentra yang telah dikembangkan,” terang Yedi.
Jelang Lebaran, Pengendalian PMK Tetap Optimal Jakarta – Menjelang perayaan Idul Fitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan…
DPRD dan Instansi Terkait Awasi Kualitas BBM di SPBU Tolitoli – Pengawasan terhadap kualitas dan distribusi BBM di Kabupaten Tolitoli…
Perluasan Distribusi Jargas Kurangi Penggunaan LPG Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau kesiapan pasokan energi jelang…
Jelang Lebaran, Pengendalian PMK Tetap Optimal Jakarta – Menjelang perayaan Idul Fitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan…
DPRD dan Instansi Terkait Awasi Kualitas BBM di SPBU Tolitoli – Pengawasan terhadap kualitas dan distribusi BBM di Kabupaten Tolitoli…
Perluasan Distribusi Jargas Kurangi Penggunaan LPG Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau kesiapan pasokan energi jelang…