Dibalik Volatilitas IHSG - Persepsi Pasar Terhadap Dinamika Domestik Jadi Pemicu

NERACA

Jakarta – Rontoknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (24/3) awal pekan kemarin menuai beragam reaksi di pasar, namun menurut Direktur Utama BEI Iman Rachman, volatilitas di pasar saham Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, lebih disebabkan seiring adanya persepsi pelaku pasar terhadap dinamika ekonomi hingga politik yang sedang terjadi di domestik.

Dirnya memastikan, dari sisi fundamental kinerja- kinerja perusahaan tercatat di BEI cenderung masih kuat dan solid.“Yang terjadi di pasar modal Indonesia dalam beberapa waktu terakhir merupakan suatu gambaran persepsi pelaku pasar. Kita tidak bicara fundamental, tetapi persepsi yang tumbuh di investor,” ujar Iman di Jakarta, kemarin.

Dia mencontohkan, pada perdagangan sesi I, Senin (24/05), IHSG sempat terkoreksi signifikan 261,22 poin atau 4,17% ke posisi 5.996,96, Namun, pada saat adanya pengumuman struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada perdagangan sesi 2 hari itu, koreksi IHSG cenderung mulai membaik dan ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55% ke posisi 6.161,22.“Kalau kita lihat, indeks sempat turun menyentuh hampir lima persen. Lalu, ketika pengumuman Danantara itu kembali menjadi berkurang negatifnya. Itu sebagai bukti bahwa Indonesia butuh persepsi,” tutur Iman.

Sementara Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik meyakini kehadiran BPI Danantara dapat memberikan kontribusi positif bagi pasar modal Indonesia. Adapun, kontribusi positif itu utamanya bagi investor, khususnya investor ritel yang dalam beberapa waktu ini melakukan aksi akumulasi.“Tentu bukan harapan, tetapi kita bersama- sama meyakini kalau keberadaan Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pasar modal Indonesia, khususnya kepada investor, khususnya investor retail yang akhir- akhir ini melakukan akumulasi,” ujar Jeffrey.

Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede seperti dikutip Antara menyatakan penurunan aset saham dipengaruhi ketidakpastian global."Salah satu penyebab penurunan aset saham ini di antaranya adalah meningkatnya ketidakpastian global serta kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi domestik," ungkapnya.

Sentimen ketidakpastian global cenderung diakibatkan berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kebijakan tarif yang bisa secara mendadak diputuskan atau diberikan timbal balik dengan cepat.

Kebijakan tarif ini juga dinilai meningkatkan inflasi AS pada jangka pendek dan perlambatan ekonomi AS pada jangka menengah hingga panjang, yang kemudian meningkatkan risiko dari stagflasi AS. Karena itu, lanjutnya, investor global cenderung lebih berhati-hati dalam menempatkan modal di aset-aset negara berkembang, sejalan dengan dampak kebijakan tarif AS yang luas.

Melihat kondisi dalam negeri, penurunan aset saham disebabkan kekhawatiran dari sisi prospek ekonomi domestik, salah satunya berasal dari harga komoditas batu bara yang pada Februari 2025 menurun hingga 11,7%. Sebagai informasi, sejak awal tahun IHSG tercatat melemah 931,21 poin atau 13,13% year to date (ytd) dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke posisi 6.161,22 pada 24 Maret 2025.

BERITA TERKAIT

Menghitung Laba Bisnis Hampers Mukena di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan menjadi bulan berkah, tidak hanya pedagang takjil yang kebanjiran pesanan ataupun pedagangan busana muslim, tetapi hal yang berbau…

Sukses Ekspor Ke Berbagai Negara - Craftote Masih Punya Mimpi Buka Gallery & Coffee di Berlin

Pada dasarnya semua manusia memiliki impian untuk masa depan, baik itu impian ingin memiliki rumah idaman, impian mempunyai kendaraan pribadi…

Pasarkan Graha dan Ruko Premium - Summarecon Serpong Catatkan Penjualan 18 Unit

Direspon positif pasar, produk komersial City Hub Commercial besutan PT Summarecon Agung Tbk ludes diserbu pembeli. Berlangsung di Marketing Gallery…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Menghitung Laba Bisnis Hampers Mukena di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan menjadi bulan berkah, tidak hanya pedagang takjil yang kebanjiran pesanan ataupun pedagangan busana muslim, tetapi hal yang berbau…

Sukses Ekspor Ke Berbagai Negara - Craftote Masih Punya Mimpi Buka Gallery & Coffee di Berlin

Pada dasarnya semua manusia memiliki impian untuk masa depan, baik itu impian ingin memiliki rumah idaman, impian mempunyai kendaraan pribadi…

Pasarkan Graha dan Ruko Premium - Summarecon Serpong Catatkan Penjualan 18 Unit

Direspon positif pasar, produk komersial City Hub Commercial besutan PT Summarecon Agung Tbk ludes diserbu pembeli. Berlangsung di Marketing Gallery…