NERACA
Jakarta – Emiten properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) menyiapkan dana sebesar Rp 4,7 triliun untuk reklamasi dan infrastruktur pulau reklamasi. Perseroan telah mencadangkan dana sebesar Rp 7,5 juta per meter persegi untuk kebutuhan reklamasi.
Direktur Pengelolaan Modal dan investasi Intiland Development, Archied Noto Pradono menjelaskan, nilai invesasi reklamasi pereseroan memang lebih besar dibandingkan dengan beberapa perusahaan yang juga mereklamasi. Hal tersebut karena wilayah pantai yang direklamasi lebih darlam dibandingkan dengan tempat lain,”Karena reklamasi kita di depan Pantai Mutiara yang landai,”katanya di Jakarta, kemarin.
Asal tahu saja, Intiland bakal mereklamasi pantai seluas 63 hektare (ha) di Pantai Utara Pulau Jawa. Nantinya, setelah reklamasi tuntas maka properti pertama yang akan dijual perseroan adalah landed low rise. Hal tersebut agar konsumen tidak menunggu lama pembangunannya.
Menurut Archied, pembangunan landed low rise lebih sederhana dibandingkan dengan high rise building. Pembangunan gedung yang lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama, padahal proses reklamasi saja sudah cukup lama, yaitu selama tiga tahun. Perseroan akan mulai memasarkan produk landed low rise pada tahun depan. Dana hasil penjualan nantinya akan digunakan untuk kebutuhan reklamasi”Perseroan belum mendapatkan komitmen pinjaman dari bank untuk reklamasi. Kami akan melihat hasil marketing sales terlebih dahulu,” ucap Archied.
Hingga saat ini perseroan masih merumuskan rencana pendanaan reklamasi. Perseroan masih mengkaji rencana pendanaan melalui marketing sales, pinjaman bank, kas internal maupun investor strategis. Sebagai informasi, tahun ini Intiland targetkan pendapatan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp 3 triliun.
Dengan target itu, Intiland mengincar pertumbuhan marketing sales 18% dibanding pencapaian tahun lalu Rp 2,54 triliun. Archied Noto Pradono pernah bilang, perseroan optimis target tersebut bisa tercapai lantaran kondisi ekonomi sudah semakin baik dan situasi politik sudah stabil. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat terhadap properti baik untuk hunian, bisnis maupun investasi masih sangat tinggi.
Kata Archies, Intiland akan terus mengembangkan proyek yang sedang berjalan saat ini untuk mencapai target tersebut. Saat ini ada 14 proyek yang sedang berjalan yang ditargetkan akan memberi kontribusi pada target marketing sales. “Kontribusinya hampir rata, tapi yang paling besar dari proyek apartemen 1Park Avenue,” ungkap Archied
Selain itu, Intiland juga sedang bersiap-siap meluncurkan sejumlah proyek baru yang fokus pada segmen superblok dan kawasan terpadu guna meningkatkan kinerja tahun 2015. Salah satunya adalah proyek superblok dan kawasan terpadu di Jakarta Pusat yang ditagetkan bisa meluncur pada pada kuartal III tahun ini. Namun, Archied belum bisa memberikan detail tentang proyek tersebut. Selain itu, ada juga proyek reklamasi yang masih dalam proses pengurusan izin. (bani)
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-11, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha BUMN PT PP (Persero)…
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-11, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha BUMN PT PP (Persero)…
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…