NERACA
Jakarta — Sepanjang tahun 2024, emiten rumah sakit, PT Royal Prima Tbk. (PRIM) membukukan rugi bersih sebesar Rp18,4 miliar. Jumlah kerugian ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,7 miliar pada 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Meski merugi, pendapatan PRIM tercatat meningkat 12,8% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp265,3 miliar pada 2023 menjadi Rp299,3 miliar pada 2024. Lebih rinci, pendapatan PRIM ditopang dari pasien BPJS yang berkontribusi sebesar Rp191 miliar pada 2024, jumlah ini naik 17,2% yoy dari Rp163,3 miliar pada 2023.
Lalu, juga dari pendapatan non BPJS yang berkontribusi sebesar Rp48,3 miliar pada 2024 naik 25,7% yoy dari Rp38,4 miliar pada 2023. Selanjutnya dari pendapatan rawat jalan yang berkontribusi sebesar Rp59,8 miliar pada 2024, turun 4,32% dari Rp62,5 miliar pada 2023.
Kemudian, untuk beban pokok pendapatan PRIM tercatat naik 18,4% yoy menjadi Rp225,15 miliar pada 2024 dari Rp190,1 miliar pada 2023. Selain itu, PRIM juga mencatatkan laba bruto yang susut 1,3% menjadi Rp74,2 miliar pada 2024 dibandingkan Rp75,2 miliar pada 2023. Lebih lanjut, total aset PRIM tercatat sebesar Rp1,08 triliun pada 2024 naik 5,2% dari Rp1,03 triliun pada 2023.
Adapun jumlah liabilitas PRIM tercatat sebesar Rp122,1 miliar pada 2024 melesat 145% apabila dibandingkan dengan Rp49,6 miliar pada 2023. Kemudian, total ekuitas PRIM mengalami penurunan 1,9% menjadi Rp962,3 miliar pada 2024 dari Rp981,1 miliar pada 2023.
Sebagai informasi, emiten pengelola rumah sakit terbesar di Sumatera ini resmi melantai di pasar modal tahun 2018. Disebutkan, perseroan melepas sebanyak 1,2 miliar saham atau sebanyak 35,38% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran perdana saham. Ini merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dengan harga Rp 500 per saham, artinya, Royal Prima mengincar dana segar Rp 600 miliar.
Bersamaan dengan IPO ini, Royal Prima juga menerbitkan sebanyak 600 juta waran seri I, yang seluruhnya dikeluarkan dari portepel perseroan. Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan secara cuma-cuma dengan ketentuan setiap pemegang dua saham akan memperoleh satu waran seri I.
Waran Seri I adalah efek yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 dan harga pelaksanaan Rp 625, sehingga seluruhnya adalah sebanyak Rp 375 miliar. Waran ini akan dilaksanakan pada enam bulan atau lebih sejak efek diterbitkan, yakni mulai tanggal 12 November 2018 sampai dengan 14 Mei 2021.
Selain terdapat perubahan rencana pada jumlah saham yang dilepas, Royal Prima juga mengubah porsi penggunaan dana IPO. Diantaranya menjadi sebanyak 45,4% akan digunakan untuk biaya akuisisi rumahsakit baru di daerah Medan, Pekan Baru, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Jakarta, dan daerah lain yang potensial.
Lalu sebanyak 12,1% akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi, sebanyak 17,2% akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang akan digunakan untuk pembangunan rumahsakit. Diantaranya di daerah Medan, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Pekan Baru, Jakarta dan sekitarnya.
Kemudian sebanyak 20,6% akan digunakan untuk ekspansi pada rumahsakit-rumahsakit yang dimiliki perusahaan saat ini. Dengan cara meningkatkan kapasitas tempat tidur, penambahan lantai bangunan, dan sebagainya. Lalu, sebanyak 3,7% lainnya akan digunakan untuk biaya operasional sehari-hari. Sedangkan dana hasil pelaksanaan waran seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.
NERACA Jakarta -Laba bersih emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) berhasik tumbuh sebesar 10,59% secara tahunan (year on…
NERACA Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Glencore merampungkan proses akuisisi saham Shell Singapore…
NERACA Jakarta - PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge membukukan kinerja apik di tahun 2024. Dimana perseroan membukukan laba…
NERACA Jakarta -Laba bersih emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) berhasik tumbuh sebesar 10,59% secara tahunan (year on…
NERACA Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan Glencore merampungkan proses akuisisi saham Shell Singapore…
NERACA Jakarta - PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge membukukan kinerja apik di tahun 2024. Dimana perseroan membukukan laba…