UMKM Jawa Timur Berhasil Ekspor Gerabah Inovatif ke Jepang
Surabaya – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor perdana dua produk gerabah inovatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur ke Jepang. Keduanya, yaitu bola tumbuh pot (bobupot) produksi Green Galeria Indonesia asal Surabaya dan pot terakota produksi UD Gerabah Merah dari Malang.
Kedua produk dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan, estetika modern, serta menggunakan bahan alami dan berkelanjutan seperti bambu, tanah liat, dan arang sekam.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi mengungkapkan, ekspor perdana ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing dan memenuhi ekspektasi pasar internasional. Terlebih lagi, pasar Jepang terkenal dengan standarnya yang tinggi dan sangat selektif dalam menerima produk asing.
“Ekspor perdana produk gerabah inovatif dari Jawa Timur berhasil membuktikan bahwa hasil kreasi UMKM Indonesia dapat diterima di pasar Jepang yang dikenal selektif dan memiliki standarnya yang tinggi. Kami harap, ekspor perdana ini menjadi awal dari perluasan pasar global bagi lebih banyak UMKM,” ujar Puntodewi.
Bobupot merupakan pot media tanam cerdas berbentuk bola untuk tanaman. Wadah ini memilki tekstur berbahan alami yang dilapisi bahan hasil daur ulang, seperti serabut kelapa, batu kerikil, pasir putih, sertaabu dan arang kayu (charcoal) untuk dalam ruangan. Produk ini diekspor dengan nilai USD46.799 pada ekspor perdananya ke Jepang.
Sementara itu, pot terakota merupakan media taman berbahan baku tanah liat dengan ukuran kecil untuk ditempatkan di dalam ruangan (rumah). Produk ini pun diekspor perdana ke Jepang dengan nilai USD1.512.
Puntodewi mengungkapkan, ekspor ini merupakan tindak lanjut dari Pekan Pengembangan Ekspor Nasional yang digelar Kemendag bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Bank Jatim, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan serta Export Center Surabaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur pada 3—6 Desember 2024 lalu. Selain itu, pelepasan ekspor kedua produk gerabah ini bagian dari program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Dengan program ini, Kemendag mendorong UMKM untuk naik kelas melalui inovasi dan ekspor.
“Keberhasilan ekspor perdana ini juga menjadi bukti nyata efektivitas program UMKM BISA Ekspor dalam mendorong UMKM Indonesia untuk berani menembus pasar global dan memperluas jangkauan produknya,” kata Puntodewi.
Puntodewi melanjutkan, UMKM BISA Ekspor memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses pasar internasional bagi pelaku UMKM agar mampu menghadapi tantangan ekspor. Program ini mencakup peningkatan daya saing produk ekspor, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekspor, dan perluasan pasar yang diperlukan agar produk dapat diterima di pasar global.
“Kemendag melalui program UMKM BISA Ekspor terus memberikan dukungan bagi UMKM yang ingin mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Dengan pendampingan yang tepat, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap bersaing di tingkat internasional,” imbuh Puntodewi.
Puntodewi menambahkan, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global.
Puntodewi pun menegaskan, Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan daya saing produk lokal di pasar internasional.“Ekspor perdana ini menjadi tonggak penting bagi UMKM Jawa Timur. Diharapkan langkah ini membuka peluang lebih luas bagi produk lokal untuk bersaing di pasar internasional,”pungkas Dirjen Puntodewi.
Perwakilan Green Galeria Indonesia mengapresiasi Kemendag dan seluruh pihak yang telah memfasilitasi dan mendukung ekspor perdananya ke Jepang. Menurutnya, untuk memasuki pasar Jepang yang tidak mudah, diperlukan usaha keras serta kreasi dan inovasi. Untuk itu, Green Galeria Indonesia berusaha mempromosikan gaya hidup hijau yang berkolaborasi dengan alam, salah satunya dengan produk bopupot. Ini sesuai visi misi perusahaan yaitu “Make Green Indonesia And Beyond” Green Galeria.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya informasi pasar ekspor dan promosi untuk meningkatkan ekspor, terutama untuk produk UMKM. Informasi ini dapat diperoleh dari perwakilan perdagangan di luar negeri (perwadag) dan platform Inaexport.
"Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merangkum informasi pasar ekspor dalam Inaexport (www.inaexport.id). Informasi tersebut mencakup persyaratan masuk, tren produk, preferensi konsumen, daftar importir, dan informasi lain yang dapat dimanfaatkan pelaku UMKM. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat berkomunikasi langsung dengan perwadag untuk memperoleh informasi pasar ekspor tersebut," terang Roro.
Roro juga menekankan, Kemendag siap membantu UMKM memulai dan meningkatkan ekspor. Kemendag bersama perwakilan perdagangan di luar negeri terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), misi dagang, dan juga pameran internasional.
UMKM Jawa Timur Berhasil Ekspor Gerabah Inovatif ke Jepang
Surabaya – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor perdana dua produk gerabah inovatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur ke Jepang. Keduanya, yaitu bola tumbuh pot (bobupot) produksi Green Galeria Indonesia asal Surabaya dan pot terakota produksi UD Gerabah Merah dari Malang.
Kedua produk dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan, estetika modern, serta menggunakan bahan alami dan berkelanjutan seperti bambu, tanah liat, dan arang sekam.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi mengungkapkan, ekspor perdana ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing dan memenuhi ekspektasi pasar internasional. Terlebih lagi, pasar Jepang terkenal dengan standarnya yang tinggi dan sangat selektif dalam menerima produk asing.
“Ekspor perdana produk gerabah inovatif dari Jawa Timur berhasil membuktikan bahwa hasil kreasi UMKM Indonesia dapat diterima di pasar Jepang yang dikenal selektif dan memiliki standarnya yang tinggi. Kami harap, ekspor perdana ini menjadi awal dari perluasan pasar global bagi lebih banyak UMKM,” ujar Puntodewi.
Bobupot merupakan pot media tanam cerdas berbentuk bola untuk tanaman. Wadah ini memilki tekstur berbahan alami yang dilapisi bahan hasil daur ulang, seperti serabut kelapa, batu kerikil, pasir putih, sertaabu dan arang kayu (charcoal) untuk dalam ruangan. Produk ini diekspor dengan nilai USD46.799 pada ekspor perdananya ke Jepang.
Sementara itu, pot terakota merupakan media taman berbahan baku tanah liat dengan ukuran kecil untuk ditempatkan di dalam ruangan (rumah). Produk ini pun diekspor perdana ke Jepang dengan nilai USD1.512.
Puntodewi mengungkapkan, ekspor ini merupakan tindak lanjut dari Pekan Pengembangan Ekspor Nasional yang digelar Kemendag bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Bank Jatim, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan serta Export Center Surabaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur pada 3—6 Desember 2024 lalu. Selain itu, pelepasan ekspor kedua produk gerabah ini bagian dari program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Dengan program ini, Kemendag mendorong UMKM untuk naik kelas melalui inovasi dan ekspor.
“Keberhasilan ekspor perdana ini juga menjadi bukti nyata efektivitas program UMKM BISA Ekspor dalam mendorong UMKM Indonesia untuk berani menembus pasar global dan memperluas jangkauan produknya,” kata Puntodewi.
Puntodewi melanjutkan, UMKM BISA Ekspor memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses pasar internasional bagi pelaku UMKM agar mampu menghadapi tantangan ekspor. Program ini mencakup peningkatan daya saing produk ekspor, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekspor, dan perluasan pasar yang diperlukan agar produk dapat diterima di pasar global.
“Kemendag melalui program UMKM BISA Ekspor terus memberikan dukungan bagi UMKM yang ingin mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Dengan pendampingan yang tepat, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap bersaing di tingkat internasional,” imbuh Puntodewi.
Puntodewi menambahkan, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global.
Puntodewi pun menegaskan, Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan daya saing produk lokal di pasar internasional.“Ekspor perdana ini menjadi tonggak penting bagi UMKM Jawa Timur. Diharapkan langkah ini membuka peluang lebih luas bagi produk lokal untuk bersaing di pasar internasional,”pungkas Dirjen Puntodewi.
Perwakilan Green Galeria Indonesia mengapresiasi Kemendag dan seluruh pihak yang telah memfasilitasi dan mendukung ekspor perdananya ke Jepang. Menurutnya, untuk memasuki pasar Jepang yang tidak mudah, diperlukan usaha keras serta kreasi dan inovasi. Untuk itu, Green Galeria Indonesia berusaha mempromosikan gaya hidup hijau yang berkolaborasi dengan alam, salah satunya dengan produk bopupot. Ini sesuai visi misi perusahaan yaitu “Make Green Indonesia And Beyond” Green Galeria.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya informasi pasar ekspor dan promosi untuk meningkatkan ekspor, terutama untuk produk UMKM. Informasi ini dapat diperoleh dari perwakilan perdagangan di luar negeri (perwadag) dan platform Inaexport.
"Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merangkum informasi pasar ekspor dalam Inaexport (www.inaexport.id). Informasi tersebut mencakup persyaratan masuk, tren produk, preferensi konsumen, daftar importir, dan informasi lain yang dapat dimanfaatkan pelaku UMKM. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat berkomunikasi langsung dengan perwadag untuk memperoleh informasi pasar ekspor tersebut," terang Roro.
Roro juga menekankan, Kemendag siap membantu UMKM memulai dan meningkatkan ekspor. Kemendag bersama perwakilan perdagangan di luar negeri terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), misi dagang, dan juga pameran internasional.
NERACA
Surabaya – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor perdana dua produk gerabah inovatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur ke Jepang. Keduanya, yaitu bola tumbuh pot (bobupot) produksi Green Galeria Indonesia asal Surabaya dan pot terakota produksi UD Gerabah Merah dari Malang.
Kedua produk dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan, estetika modern, serta menggunakan bahan alami dan berkelanjutan seperti bambu, tanah liat, dan arang sekam.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi mengungkapkan, ekspor perdana ini menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing dan memenuhi ekspektasi pasar internasional. Terlebih lagi, pasar Jepang terkenal dengan standarnya yang tinggi dan sangat selektif dalam menerima produk asing.
“Ekspor perdana produk gerabah inovatif dari Jawa Timur berhasil membuktikan bahwa hasil kreasi UMKM Indonesia dapat diterima di pasar Jepang yang dikenal selektif dan memiliki standarnya yang tinggi. Kami harap, ekspor perdana ini menjadi awal dari perluasan pasar global bagi lebih banyak UMKM,” ujar Puntodewi.
Bobupot merupakan pot media tanam cerdas berbentuk bola untuk tanaman. Wadah ini memilki tekstur berbahan alami yang dilapisi bahan hasil daur ulang, seperti serabut kelapa, batu kerikil, pasir putih, sertaabu dan arang kayu (charcoal) untuk dalam ruangan. Produk ini diekspor dengan nilai USD46.799 pada ekspor perdananya ke Jepang.
Sementara itu, pot terakota merupakan media taman berbahan baku tanah liat dengan ukuran kecil untuk ditempatkan di dalam ruangan (rumah). Produk ini pun diekspor perdana ke Jepang dengan nilai USD1.512.
Puntodewi mengungkapkan, ekspor ini merupakan tindak lanjut dari Pekan Pengembangan Ekspor Nasional yang digelar Kemendag bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Bank Jatim, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan serta Export Center Surabaya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur pada 3—6 Desember 2024 lalu. Selain itu, pelepasan ekspor kedua produk gerabah ini bagian dari program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Dengan program ini, Kemendag mendorong UMKM untuk naik kelas melalui inovasi dan ekspor.
“Keberhasilan ekspor perdana ini juga menjadi bukti nyata efektivitas program UMKM BISA Ekspor dalam mendorong UMKM Indonesia untuk berani menembus pasar global dan memperluas jangkauan produknya,” kata Puntodewi.
Puntodewi melanjutkan, UMKM BISA Ekspor memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses pasar internasional bagi pelaku UMKM agar mampu menghadapi tantangan ekspor. Program ini mencakup peningkatan daya saing produk ekspor, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekspor, dan perluasan pasar yang diperlukan agar produk dapat diterima di pasar global.
“Kemendag melalui program UMKM BISA Ekspor terus memberikan dukungan bagi UMKM yang ingin mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Dengan pendampingan yang tepat, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap bersaing di tingkat internasional,” imbuh Puntodewi.
Puntodewi menambahkan, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global.
Puntodewi pun menegaskan, Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengembangkan daya saing produk lokal di pasar internasional.“Ekspor perdana ini menjadi tonggak penting bagi UMKM Jawa Timur. Diharapkan langkah ini membuka peluang lebih luas bagi produk lokal untuk bersaing di pasar internasional,”pungkas Dirjen Puntodewi.
Perwakilan Green Galeria Indonesia mengapresiasi Kemendag dan seluruh pihak yang telah memfasilitasi dan mendukung ekspor perdananya ke Jepang. Menurutnya, untuk memasuki pasar Jepang yang tidak mudah, diperlukan usaha keras serta kreasi dan inovasi. Untuk itu, Green Galeria Indonesia berusaha mempromosikan gaya hidup hijau yang berkolaborasi dengan alam, salah satunya dengan produk bopupot. Ini sesuai visi misi perusahaan yaitu “Make Green Indonesia And Beyond” Green Galeria.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya informasi pasar ekspor dan promosi untuk meningkatkan ekspor, terutama untuk produk UMKM. Informasi ini dapat diperoleh dari perwakilan perdagangan di luar negeri (perwadag) dan platform Inaexport.
"Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merangkum informasi pasar ekspor dalam Inaexport (www.inaexport.id). Informasi tersebut mencakup persyaratan masuk, tren produk, preferensi konsumen, daftar importir, dan informasi lain yang dapat dimanfaatkan pelaku UMKM. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat berkomunikasi langsung dengan perwadag untuk memperoleh informasi pasar ekspor tersebut," terang Roro.
Roro juga menekankan, Kemendag siap membantu UMKM memulai dan meningkatkan ekspor. Kemendag bersama perwakilan perdagangan di luar negeri terus mempromosikan produk unggulan Indonesia melalui penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), misi dagang, dan juga pameran internasional.