Kolaborasi Kunci Kesuksesan Program MBG

 

Kolaborasi Kunci Kesuksesan Program MBG
Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan pentingnya peran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kadin memiliki dua peran utama dalam program ini, yaitu sebagai mitra dalam pembangunan infrastruktur dan dalam pembinaan rantai pasok yang kebutuhannya sangat besar," ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Dadan berharap Kadin dapat membantu percepatan pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan program ini, selain anggaran dan sumber daya manusia.
Program MBG merupakan strategi Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. "Kami berharap pengurus Kadin di seluruh Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program ini agar berjalan lancar," tambah Dadan.
Dadan bersama Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menandatangani Nota Kesepahaman terkait sinergi dalam pemenuhan gizi nasional. Kesepakatan ini mencakup dukungan terhadap pelaksanaan MBG, sosialisasi kepada anggota Kadin, peningkatan kapasitas SDM, serta kerja sama lainnya.
Anindya menekankan bahwa program ini akan membawa manfaat bagi daerah, terutama dalam hilirisasi sektor pangan, seperti produksi cabai, jagung, beras, dan protein hewani. 
Kadin juga berkomitmen membangun 100 dapur SPPG sebelum 17 Agustus 2025, selaras dengan empat inisiatif utama "Quick Win". Dengan meningkatnya jumlah SPPG dari 11 ribu menjadi 30 ribu, ia mendorong keterlibatan pengusaha dalam memasok bahan pangan.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) turut memperkuat dukungan terhadap MBG dengan meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha dalam memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman dan berkualitas.
“Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus memastikan bahwa pangan yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar yang ditetapkan,” ujar Arief 
MBG yang diluncurkan awal tahun ini bertujuan mengatasi gizi buruk dan stunting serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Tahap awal program ini menargetkan 19,5 juta penerima manfaat dengan distribusi makanan bergizi seperti nasi, sayur, ayam, dan susu.
Sebagai langkah penguatan, Bapanas melakukan pemantauan terhadap SPPG dan memastikan penerapan standar kebersihan serta keamanan pangan. Beberapa SPPG telah menerapkan fasilitas penyimpanan yang memadai dan prosedur standar dalam penanganan makanan.
Tidak hanya itu, menurut Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza bahwa MBG merupakan salah satu program pemerintah yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sebab, MBG juga turut menyentuh berbagai sektor industri.
“Program Makan Bergizi Gratis berpotensi melibatkan berbagai subsektor industri, mulai dari industri makanan, industri minuman, berbagai kelompok industri kecil dan menengah, juga sektor logistik yang mengantarkan MBG sampai ke sekolah-sekolah," kata Faisol. Bahkan, kalau ada sisa makanan, diharapkan bisa diproses oleh industri pengolah limbah.
Faisol juga berharap, program MBG bisa melibatkan lebih banyak lagi pelaku sektor industri manufaktur yang siap untuk berkontribusi dengan produk-produknya yang berkualitas. Ia mengatakan, langkah yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini juga sejalan dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan memanfaatkan sumber daya dan komoditas dari dalam negeri.
Faisol pun menjelaskan, secara umum pelaksanaan MBG berjalan dengan baik. Para peserta didik, guru, dan kepala sekolah juga berharap program perbaikan gizi ini terus berlanjut. “Makanan ini menjadi tambahan gizi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika ada anak-anak yang orang tuanya sudah menyiapkan makanan dan memikirkan gizinya di rumah, di sini di sekolah ditambah lagi untuk semakin bergizi,” ungkap Faisol.
Faisol pun berharap, melalui Program MBG, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi peserta didik, melainkan dapat menghasilkan generasi masa depan yang berdaya saing, tangguh, kompetitif, dan unggul. “Kami juga berterima kasih kepada seluruh suku dinas, camat, kepala sekolag, guru, dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini,” imbuh Faisol.

 

NERACA

Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan pentingnya peran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Kadin memiliki dua peran utama dalam program ini, yaitu sebagai mitra dalam pembangunan infrastruktur dan dalam pembinaan rantai pasok yang kebutuhannya sangat besar," ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.

Dadan berharap Kadin dapat membantu percepatan pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan program ini, selain anggaran dan sumber daya manusia.

Program MBG merupakan strategi Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. "Kami berharap pengurus Kadin di seluruh Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program ini agar berjalan lancar," tambah Dadan.

Dadan bersama Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menandatangani Nota Kesepahaman terkait sinergi dalam pemenuhan gizi nasional. Kesepakatan ini mencakup dukungan terhadap pelaksanaan MBG, sosialisasi kepada anggota Kadin, peningkatan kapasitas SDM, serta kerja sama lainnya.

Anindya menekankan bahwa program ini akan membawa manfaat bagi daerah, terutama dalam hilirisasi sektor pangan, seperti produksi cabai, jagung, beras, dan protein hewani. 

Kadin juga berkomitmen membangun 100 dapur SPPG sebelum 17 Agustus 2025, selaras dengan empat inisiatif utama "Quick Win". Dengan meningkatnya jumlah SPPG dari 11 ribu menjadi 30 ribu, ia mendorong keterlibatan pengusaha dalam memasok bahan pangan.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) turut memperkuat dukungan terhadap MBG dengan meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha dalam memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman dan berkualitas.

“Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus memastikan bahwa pangan yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar yang ditetapkan,” ujar Arief 

MBG yang diluncurkan awal tahun ini bertujuan mengatasi gizi buruk dan stunting serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Tahap awal program ini menargetkan 19,5 juta penerima manfaat dengan distribusi makanan bergizi seperti nasi, sayur, ayam, dan susu.

 

Sebagai langkah penguatan, Bapanas melakukan pemantauan terhadap SPPG dan memastikan penerapan standar kebersihan serta keamanan pangan. Beberapa SPPG telah menerapkan fasilitas penyimpanan yang memadai dan prosedur standar dalam penanganan makanan.

Tidak hanya itu, menurut Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza bahwa MBG merupakan salah satu program pemerintah yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sebab, MBG juga turut menyentuh berbagai sektor industri.

“Program Makan Bergizi Gratis berpotensi melibatkan berbagai subsektor industri, mulai dari industri makanan, industri minuman, berbagai kelompok industri kecil dan menengah, juga sektor logistik yang mengantarkan MBG sampai ke sekolah-sekolah," kata Faisol. Bahkan, kalau ada sisa makanan, diharapkan bisa diproses oleh industri pengolah limbah.

Faisol juga berharap, program MBG bisa melibatkan lebih banyak lagi pelaku sektor industri manufaktur yang siap untuk berkontribusi dengan produk-produknya yang berkualitas. Ia mengatakan, langkah yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini juga sejalan dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan memanfaatkan sumber daya dan komoditas dari dalam negeri.

Faisol pun menjelaskan, secara umum pelaksanaan MBG berjalan dengan baik. Para peserta didik, guru, dan kepala sekolah juga berharap program perbaikan gizi ini terus berlanjut. “Makanan ini menjadi tambahan gizi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika ada anak-anak yang orang tuanya sudah menyiapkan makanan dan memikirkan gizinya di rumah, di sini di sekolah ditambah lagi untuk semakin bergizi,” ungkap Faisol.

Faisol pun berharap, melalui Program MBG, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi peserta didik, melainkan dapat menghasilkan generasi masa depan yang berdaya saing, tangguh, kompetitif, dan unggul. “Kami juga berterima kasih kepada seluruh suku dinas, camat, kepala sekolag, guru, dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini,” imbuh Faisol.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Jelang Lebaran, Stok Ikan Dipastikan Aman

Jelang Lebaran, Stok Ikan Dipastikan Aman  Banten – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan ketersediaan…

Pemerintah Optimalkan Pembangunan Infrastruktur Program MBG

Pemerintah Optimalkan Pembangunan Infrastruktur Program MBG Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa infrastruktur menjadi kunci utama…

Ekspor Perikanan Indonesia ke Tiongkok Diperluas

Ekspor Perikanan Indonesia ke Tiongkok Diperluas Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pemangku kebijakan kelautan dan perikanan Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Jelang Lebaran, Stok Ikan Dipastikan Aman

Jelang Lebaran, Stok Ikan Dipastikan Aman  Banten – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan ketersediaan…

Pemerintah Optimalkan Pembangunan Infrastruktur Program MBG

Pemerintah Optimalkan Pembangunan Infrastruktur Program MBG Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa infrastruktur menjadi kunci utama…

Ekspor Perikanan Indonesia ke Tiongkok Diperluas

Ekspor Perikanan Indonesia ke Tiongkok Diperluas Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pemangku kebijakan kelautan dan perikanan Indonesia…