Dari Botol Menjadi Botol - Cara Multi Bintang Optimalkan Ekonomi Sirkular

Permasalahan sampah di Indonesia kini menjadi isu yang semakin mendesak, terutama akibat peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi yang menyebabkan volume sampah meningkat secara drastis. Pengolahan sampah yang tidak efektif sering kali menyebabkan penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, pencemaran lingkungan, serta dampak kesehatan yang merugikan masyarakat.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023 menyebutkan, hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola. Itu artinya, ancaman limbah sampah  terhadap lingkungan masih terbuka lebar.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Industri  Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman, pengelolaan sampah tidak hanya isu lingkungan saja yang harus diperhatikan tetapi juga pengembangan ekonominya. “Ada nilai ekonomi dalam pengelolaan limbah yang harus dioptimalkan,”ujarnya.

Sementara Kasub Direktorat Prasarana dan Jasa Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edward Nixon Pakpahan pernah bilang, ekonomi sirkular, yakni dari daur ulang sampah diperkirakan memiliki potensi menghasilkan produk domestik bruto (PDB) sebanyak Rp569 triliun hingga Rp638 triliun pada 2030.

Selain itu, lanjutnya, ekonomi sirkular Indonesia berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru."Ekonomi sirkular punya masa depan yang sangat cerah di Indonesia. Selain punya nilai ekonomi tinggi, bisnis sirkular dengan penekanan daur ulang sampah plastik dan non-plastik, juga bermanfaat besar pada lingkungan," katanya.

Sebagai negeri yang punya reputasi global sebagai penghasil sampah nomor dua di dunia, tambahnya, stigma negatif itu sebenarnya punya potensi besar untuk diubah jadi lebih positif dan menguntungkan. Dengan menggerakkan ekonomi sirkular yang menitikberatkan pada daur ulang sampah, maka sampah bukan lagi dilihat sebagai persoalan, tapi akan dipandang sebagai sumber daya ekonomi baru yang berkelanjutan."Manfaat besar ini terutama dari berkurangnya limbah di setiap sektor usaha hingga sebesar 18-52% pada 2030. Manfaat ekonomi sirkular dari bisnis pendaurulangan sampah berpotensi menghasilkan tambahan PDB sebesar Rp593-Rp638 triliun dari lima sektor usaha pada 2030,” katanya.

Apalagi saat ini, sampah yang dikelola bank sampah per tahun masih relatif kecil, artinya masih banyak peluang ekonomi yang bisa dimaksimalkan. Selain itu, pemanfaatan pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga pelaku industri. Langkah inilah yang dilakukan PT Multi Bintang Indonesia Tbk, perusahaan peracik bir Bintang yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular secara maksimal pada setiap kegiatan operasionalnya demi menciptakan lingkungan dan bisnis yang berkelanjutan.

Corporate Affairs Director Multi Bintang Indonesia, Bambang Chriswanto mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk mengelola serta mengurangi limbah dan emisi dengan memaksimalkan siklus produk dan memberikan kehidupan kedua bagi produk sampingan sisa proses produksi. “Sejak akhir 2021 perusahaan telah merancang dan menerapkan sistem pengembalian kemasan botol, kerat dan keg melalui mitra-mitra bisnis sebanyak hampir 80% dari total produksi bir kemasan botol untuk digunakan kembali,”ungkapnya.

Untuk memperbesar skala dari upaya pengembalian kemasan minuman produknya, perusahaan kini menyediakan jalur pengembalian langsung bagi masyarakat umum melalui kerja sama dengan Rekosistem, sebuah perusahaan start-up yang berfokus pada zero waste management dan ekosistem berkelanjutan.

Disampaikannya, kolaborasi Multi Bintang Indonesia dan Rekosistem menawarkan reward point bagi masyarakat yang menyetorkan sampah botol bir BINTANG atau Heineken® melalui drop point Rekosistem yang tersedia, senilai Rp 500 per botolnya. Masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi Rekosistem di ponsel lalu mengikuti instruksi-instruksinya serta mencantumkan kode promo 'BijakBintang'. "Botol kaca ini bisa digunakan kembali hingga 7-8 delapan kali, sekira 80% botol ini bisa digunakan kembali. 20%-nya kemana? biasanya diserap oleh pelaku UMKM misal jadi botol kecap," ujarnya.

Kolaborasi dan Sinergis

Melalui kolaborasi ini, masyarakat maupun konsumen dapat melakukan pengembalian sampah kemasan produk Multi Bintang Indonesia di seluruh drop point milik Rekosistem yang tersebar di berbagai area strategis di Jabodetabek. MLBI juga fokus pada aspek keberlanjutan sosial dengan melibatkan berbagai mitra dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), terutama para penerima manfaat.

Semisal kolaborasi MLBI dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) untuk membantu perusahaan mencapai 100% keseimbangan air. Artinya, mengembalikan air dengan jumlah yang sama dengan yang diambil, dan bahkan melebihi dari jumlah yang diambil (water positive) demi mewujudkan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sehat.“Pencapaian keseimbangan air dan DAS yang sehat itu penting tidak hanya bagi masyarakat, tetapi bagi lingkungan dan ekosistem di dalamnya. Kami bangga dapat berkolaborasi dengan Multi Bintang Indonesia dan mewujudkan keseimbangan air hingga 132% di DAS Brantas dan sekitar PT Tirta Prima Indonesia,” kata Kepala Program YBLL Nurul Firmansyah.

Terkait pengelolaan sampah untuk meningkatkan sirkularitas, manajemen air bersih dan pemberdayaan masyarakat, MLBI menggandeng Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta) dengan mendirikan Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) dan bank sampah. Ada pun pembangunan dua fasilitas itu dilatarbelakangi oleh banyaknya sampah domestik rumah tangga yang mencemari DAS. Kedua sarana tersebut tidak sekadar menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga melainkan pengelolaan sampah guna mengurangi jumlah timbunan sampah yang dibuang ke permukaan air. Dengan begitu, menjaga kesehatan DAS sekaligus memberdayakan dan memperkuat ekonomi lokal masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) Saut Marpaung mengatakan, masalah pengelolaan sampah memerlukan sinergitas dan kolaborasi semua pihak, baik dari pihak pemerintah, UMKM, pihak swasta dan koperasi. "Berdasarkan data yang ada, sampah semakin tahun semakin bertambah, sejalan dengan jumlah konsumsi masyarakat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Muhammad Taufiq,  pengelolaan manajemen sampah yang baik itu perlu melibatkan semua stakeholder, jadi tidak hanya industri saja. CEO dan Co-Founder Rekosistem, Ernest Layman sependapat, kolaborasi dan sinergistas menjadi kunci dalam menekan limbah baik sampah botol kaca atau plastik dan mengoptimalkan ekonomi sirkular.

Salah satunya apa yang telah dilakukan perusahaan dengan Multi Bintang Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan pengelolaan sampah kemasan yang baik dan juga tren pola hidup ramah lingkungan di berbagai lapisan masyarakat. “Kami berharap kolaborasi antara Multi Bintang Indonesia dan Rekosistem ini dapat bersifat long-term, karena kami juga berharap dengan memberikan kemudahaan akses untuk masyarakat, kebiasaan dalam mengelola sampah yang baik dan tren pola hidup ramah lingkungan dapat semakin meningkat,” ujar Ernest.

Inisiastif keberlanjutan yang telah dilakukan Multi Bintang Indonesia merupakan wujud program Brew a Better World untuk berkontribusi aktif dalam mencapai kesejahteraan sosial dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Dari sisi aspek lingkungan, Multi Bintang Indonesia telah menggunakan energi terbarukan. Sejak 2018, Multi Bintang telah memanfaatkan biomassa untuk fasilitas brewery di Sampangagung dan Tangerang. Tak hanya itu, Multi Bintang juga memanfaatkan panel surya. Kedua fasilitas ini berkontribusi terhadap tercapainya 58% produksi menggunakan energi terbarukan di tahun 2023 dan menjadi motor pendorong perusahaan untuk mencapai ambisi 100% penggunaan energi terbarukan pada 2025.

Selain itu, perseroan menggelontorkan investasi senilai Rp 93,9 miliar untuk program lingkungan dan sosial hingga akhir 2023. Kedepannya, perusahaan menambahkan bakal terus berinvestasi dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Semoga. 

BERITA TERKAIT

IHSG Menguat di Tengah Koreksi Bursa Asia

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/11) sore, ditutup menguat di tengah…

Sentimen Trump - Analis Optimis Perekonomian Indonesia Tetap Stabil

NERACA Jakarta- Kemenangan Donald Trum pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 memberikan kepastian pelaku pasar modal akan sentimen…

BNI Rilis Green Bonds Dukung Ekonomi Hijau

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam menerbitkan obligasi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Menguat di Tengah Koreksi Bursa Asia

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/11) sore, ditutup menguat di tengah…

Sentimen Trump - Analis Optimis Perekonomian Indonesia Tetap Stabil

NERACA Jakarta- Kemenangan Donald Trum pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 memberikan kepastian pelaku pasar modal akan sentimen…

BNI Rilis Green Bonds Dukung Ekonomi Hijau

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam menerbitkan obligasi…