Indonesia Siap Kuasai Pasar Fesyen Muslim Dunia - Ekspor Pakaian Terus Meningkat

Yogyakarta – Populasi  muslim  Indonesia  tercatat  mencapai  231  juta.  Sementara  itu,  populasi  muslim  dunia sebesar  1,9  miliar  atau  setara  26  persen  total  populasi  dunia.  Artinya dengan  jumlah  populasi  tersebut maka otomatis, kebutuhan terhadap produk halal juga cukup besar termasuk kebutuhan sandang atau fesyen.

NERACA

Optimis, Indonesia  akan  menjadi  kiblat  fesyen  muslim  dunia. Untuk itu,  Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen memperkuat eksosistem industri halal melalui pengembangan fesyen muslim. 

Salah satunya, keunikan motif dan nilai filosofis dibalik Wastra Nusantara atau kain tradisional yang dikreasikan menjadi pakaian muslim merupakan kunci bagi industri fesyen muslim Indonesia  untuk  memenangkan  persaingan  di  pasar  global. 

Keberadaan  Wastra  Nusantara  dalam industri fesyen muslim Indonesia inilah yang memberikan nilai keunikan yang tidak dimiliki negara lain.

"Beragam  jenis  kain  tradisional  Indonesia  yang  berasal  dari  daerah  Sabang  sampai  Merauke merupakan  kekayaan  yang  mampu  menjadi  sumber  inspirasi  dan  kreativitas  dalam  melahirkan fesyen muslim. Keberadaan Wastra Nusantara dalam industri fesyen muslim Indonesia inilah yang memberikan nilai keunikan yang tidak dimiliki negara lain," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Didi Sumedi.

Didi pun mengakui, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia sangat berpotensi menjadi  pusat  fesyen  muslim  dunia.  Bonus  demografi  Indonesia  harus  dimanfaatkan,  salah satunya melalui partisipasi generasi milenial dalam pengembangan fesyen muslim yang dinamis.

Lebih lanjut, diharapkan agar para pelaku usaha bisa terus memanfaatkan  kanal  informasi  yang  tersedia  untuk meningkatkan  akses pasar produk ke pasar global. “Selain itu, dengan memanfaatkan komitmen perdagangan  internasional  yang  telah  ada  antara  Indonesia  dengan  negara  mitra  dagang,” jelas Didi.

Selain itu, seperti diketahui bahwa popularitas fesyen muslim modern di Indonesia terus meningkat dan berkembang dari pergerakan religi dan budaya menuju industri fesyen yang mengikuti tren. Peningkatan permintaan busana muslim telah mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim domestik.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan Miftah Farid menambahkan, “keunikan   wastra   nusantara   dalam   fesyen   muslim   Indonesia merefleksikan  perpaduan  yang  selaras  antara  kekayaan  kebudayaan  Indonesia  dengan  produk fesyen muslim yang semakin digemari konsumen.”

Sementara itu, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) Taruna K. Kusmayadi menyatakan, salah  satu  tren  fesyen  lima  tahun  ke  depan  adalah  keberanian  desainer menggabungkan berbagai  motif  etnik  dengan  warna-warna  berani. “Indonesia dengan kekayaan wastra nusantaranya berpotensi mendominasi industrifesyen dunia,”ujar Taruna.

Indonesia  bersaing  dengan  Uni  Emirat  Arab,  Arab  Saudi,  Turki,  Irak,  dan  Malaysia. Indonesia juga salah satu eksportir utama dunia untuk produk modest fashion dan fesyen muslim bersama   Tiongkok,   India,   Turki,   Italia,   Vietnam,   Banglades,   dan   Spanyol.   Berdasarkan   skor indikator ekonomi oleh Global Islamic Economy Indicator (GIEI), Indonesia ada di peringkat ketiga sebagai negara yang berpotensi mengembangkan produk modest fashionsetelah Uni Emirat Arab dan Turki.

Ketua  Umum  Asosiasi  Pertekstilan  Indonesia  (API)  Jemmy  Kartiwa  Sastraatmadja pun mengemukakan  komitmen  API  untuk  mendukung  upaya  pengembangan  industri  fesyen  muslim nasional.

Sebagai bagian dari ekosistem pengembangan fesyen muslim, API memiliki kapasitas  sebagai  produsen  bahan  baku  yang  dapat  bekerja  sama  dengan  industri  kreatif  untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.

Berkembangnya pasar fesyen muslim ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI, K. H. Ma’ruf Amin, Indonesia diharapkan dapat menjadi kiblat fesyen muslim dunia. Secara global, konsumsi produk fesyen muslim dunia pada 2024 diprediksi mencapai USD  311  miliar.  Nilai  ini  akan  naik  dibandingkan  tahun  2019  yang  sebesar  USD  277  miliar.

Berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS),ekspor  fesyen  muslim  tahun  2021  tercatat  sebesar USD 4,68  miliar  atau naik  12,49 persen dibandingkan  tahun  sebelumnya sebesar  USD  4,16  miliar. Sementara  itu,nilai  ekspor  fesyen  muslim  periode  Januari--Mei  2022 tercatatsebesar  USD  2,35 miliar atau naik 41,42 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD 1,66 miliar.

Adapun lima besar negara tujuan ekspor fesyen muslim Indonesia yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan dan Kanada.

Selain itu, Indonesia juga merupakan eksportir  produk fesyen  muslim  ke-18  dunia.  Kemudian, tahun 2023 ditargetkan untuk penguatan  jaringan  dengan  terjun  langsung  dalam  peta  fesyen internasional.  Sedangkan tahun 2024  ditargetkan untuk deklarasi  Indonesia  sebagai  pusat fesyen muslim dunia.

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Industri LPG Nasional Akan Tekan Ketergantungan Impor

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum…

Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 - BIEMA 7th - ESGRC:

NERACA Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan bangga telah menyelenggarakan acara Business, Management, Economics,…

DPR Setujui Pagu Definitif Kemenparekraf 2025 Sebesar Rp1,7 Triliun

NERACA Jakarta – Komisi X DPR RI menyetujui pagu definitif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pembangunan Industri LPG Nasional Akan Tekan Ketergantungan Impor

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum…

Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 - BIEMA 7th - ESGRC:

NERACA Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan bangga telah menyelenggarakan acara Business, Management, Economics,…

DPR Setujui Pagu Definitif Kemenparekraf 2025 Sebesar Rp1,7 Triliun

NERACA Jakarta – Komisi X DPR RI menyetujui pagu definitif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)…