MENKO PEREKONOMIAN AIRLANGGA HARTARTO: - RI Negara Pertama Lakukan Negosiasi Tarif di AS

 

Jakarta-Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang memperoleh kesempatan untuk melakukan negosiasi perihal tarif resiprokal atau tarif timbal balik Donald Trump di Washington DC, AS.  Sementara itu, miliarder yang juga dewan penasehat  Danantara Ray Dalio mengingatkan, perang tarif yang dipicu Presiden AS  Donald Trump dapat mendorong ekonomi Amerika Serikat ke jurang resesi, bahkan berpotensi lebih buruk.

NERACA

“Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington. Jadi, ini tentu berdasarkan dari apa yang sudah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia,” kata Airlangga dalam Rapat Koordinasi Terbatas Persiapan Pertemuan dengan Pemerintah AS mengenai Tarif Perdagangan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/4). 

Delegasi dari Indonesia akan melaksanakan kunjungan kerja ke AS pada 16-23 April 2025 untuk bertemu dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). Selain itu, perwakilan dari tanah air juga akan berjumpa dengan pihak dari sejumlah kementerian AS, meliputi Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perdagangan.

Airlangga menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia sebelumnya juga sudah mengirimkan surat resmi kepada USTR, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan AS. Sebagaimana diketahui, Trump pun kini menetapkan penundaan implementasi tarif resiprokal selama 90 hari hingga Senin, 9 Juni 2025.

Adapun Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan sejumlah non-paper proposal terkait dengan tarif, kerja sama perdagangan dan investasi, Non-Tariff Measures (NTMs), hingga berhubungan dengan sektor keuangan. Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyatakan rencana Indonesia untuk merelaksasi delta ekspor-impor terhadap AS dengan membeli sejumlah komoditas dari AS hingga senilai US$ 18-19 miliar.

Airlangga  memaparkan bahwa Indonesia bakal membeli produk asal Amerika Serikat hingga mencapai US$ 18 miliar. Rencana tersebut sebagai upaya negosiasi merespon pemberlakuan tarif resiprokal AS.

Menurut  dia,  pemerintah berencana untuk mengompensasi defisit atau selisih kekurangan ekspor dan impor perdagangan dengan membeli produk-produk asal negara Paman Sam. “Indonesia akan beli barang dari Amerika sesuai kebutuhan, nilainya mendekati (US$ 18 miliar),” ujarnya.

Tarif resiprokal adalah tarif tambahan yang dikenakan Amerika Serikat kepada negara-negara mitra dagang yang mengalami suplus perdagangan dengan AS. Sebaliknya AS mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara tersebut.

Menurut data Kantor perwakilan dagang AS atau United States Trade Representative (USTR), perdagangan Amerika dengan Indonesia mengalami defisit hingga US$ 17,9 miliar pada 2024. Naik 5,4 persen atau US$ 923 juta dari tahun 2023. Sehingga Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen.

Tak hanya itu, perwakilan Indonesia juga bakal mendiskusikan rencana investasi AS di Indonesia dan sebaliknya. Dalam rapat tersebut, dia juga menuturkan bahwa Pemerintah akan membahas arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membentuk satuan tugas (satgas) pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perluasan lapangan kerja yang tengah dimatangkan, serta satgas deregulasi.

“Jadi, ini semua berjalan secara paralel dan diharapkan dalam waktu singkat bisa menerbitkan (sejumlah kebijakan, termasuk satgas PHK dan deregulasi). Kami cari low-hanging fruit (peluang yang mudah diakses) dalam bentuk paket-paket,” ujar seperti dikutip Antara. 

Jurang Resesi

Di sisi lain, Miliarder Ray Dalio mengingatkan, perang tarif yang dipicu Presiden Amerika Serikat Donald Trump dapat mendorong ekonomi Amerika Serikat ke jurang resesi, bahkan berpotensi lebih buruk. "Saat ini, kita berada pada titik pengambilan keputusan dan sangat dekat dengan resesi," ujar Dalio seperti dikutip dari CNN, kemarin.   

Pendiri Bridgewater Associates yang merupakan salah satu dana lindung nilai terbesar di dunia ini mengaku khawatir sesuatu yang lebih buruk daripada resesi ekonomi akan terjadi jika perang tarif ini tidak ditangani dengan baik.

Dalio, yang dengan tepat meramalkan krisis keuangan 2008,, menyuarakan kekhawatiran yang sama seperti bank-bank besar Wall Street. Mereka khawatir, kebijakan tarif Trump dapat menghambat ekonomi terbesar dunia.

Menurut Dalio, penerapan tarif dengan cara yang “stabil” atau “kacau dan mengganggu” akan menghasilkan perbedaan dampak yang sangat besar terhadap ekonomi dunia.

"Sejauh ini, cara Trump menjalankan rencana tarifnya, yang dirancang untuk memindahkan produksi ke AS dan meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan pajak , telah "sangat mengganggu," kata Dalio yang memiliki kekayaan mencapai US$ 16 miliar menurut Bloomberg.

Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, dan Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand, termasuk dalam jajaran Dewan Penasihat Danantara. Tokoh lain seperti Chapman Taylor, Lieng-Seng Wee dan Yup Kim juga bergabung dalam struktur kepengurusan.

Picu Gejolak Pasar 

Serangan tarif Trump terhadap dunia telah memicu gejolak pasar global dalam beberapa minggu terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan kemerosotan ekonomi. Trump pada pekan lalu mengumumkan penundaan kebijakan tarif selama 90 hari pada semua tarif resiprokal, kecuali tarif yang dikenakan pada China, yang meningkat hingga setidaknya 145%.

Menurut pemberitahuan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS yang dipublikasikan Jumat (11/4) malam. Beberapa barang elektronik China, termasuk telepon pintar dan monitor komputer, akan dikecualikan dari tarif 145% tersebut. Namun, barang-barang tersebut masih dikenakan pungutan sebesar 20%.

Resesi ekonomi mengacu pada penurunan berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi, sering kali diukur dengan dua kuartal atau lebih pertumbuhan negatif berturut-turut. Ekonom Goldman Sachs memperkirakan ada kemungkinan 45% terjadinya resesi di AS dalam 12 bulan ke depan. Sebelum Trump mengumumkan jeda 90 hari, mereka telah memperkirakan resesi sangat mungkin terjadi.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri  China Lin Jian mengatakan China memilih untuk berdagang lebih banyak dengan mitra-mtra ketimbang membalas serangan tarif impor yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Selain itu, China akan semakin menjadi magnet yang kuat untuk investasi dunia. "Menghadapi ketidakpastian eksternal, China akan tetap berkomitmen untuk bergandengan tangan daripada 'melempar pukulan'," ujar Lin Jian sepertu dikutip Reuters, Selasa.  

Sebelumnya, China kembali membalas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dengan menaikkan tarif atas produk AS dari sebelumnya 84% menjadi 125%. Kebijakan ini mulai berlaku pada 12 April 2025.

Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan respon atas keputusan Washington yang terus meningkatkan tekanan dagang terhadap Beijing. “Sekalipun AS terus menaikkan tarif, hal itu sudah tidak masuk akal secara ekonomi dan hanya akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” kata Kementerian Keuangan China.

Menurut kementerian tersebut, tarif yang tinggi membuat produk asal AS tak lagi kompetitif di pasar China. Dengan tarif setinggi ini, tidak ada lagi pasar bagi barang-barang AS di China. "Jika AS terus menaikkan tarif, China akan mengabaikan tindakan tersebut," katanya.

Setelah AS memberikan kelonggaran tarif selama 90 hari untuk puluhan negara mitra dagangnya, China justru tidak termasuk dalam daftar pengecualian tersebut.  Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyayangkan sikap China yang dinilai enggan membuka ruang dialog. “Sayangnya, pihak China tampaknya tidak ingin datang dan bernegosiasi, padahal mereka adalah pelanggar terbesar dalam sistem perdagangan internasional,” kata Bessent.  bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

USULAN ANGGOTA DPR RI: - Pemerintah Diminta Diversifikasi Pasar Ekspor

NERACA Jakarta- Usai Presiden Amerika Serikat Donald trump menetapkan kenaikan tarif atau Bea Masuk Impor (BMI) sebesar 32 persen terhadap…

KOPERASI DESA MERAH PUTIH: - Diyakini Jadi Solusi Hilangkan Makelar

  Jakarta-Pemerintah Indonesia akan segera membentuk Koperasi Desa Merah Putih, yang ditargetkan segera meluncur pada pertengahan tahun ini. Kehadiran Kopdes…

RI Perlu Siapkan Mitigasi Skenario Terburuk Jika Negosiasi Gagal

    NERACA Jakarta – Pemerintah akan mengirim sejumlah menteri untuk melakukan negosiasi soal tarif timbal balik atau resiprokal yang…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

USULAN ANGGOTA DPR RI: - Pemerintah Diminta Diversifikasi Pasar Ekspor

NERACA Jakarta- Usai Presiden Amerika Serikat Donald trump menetapkan kenaikan tarif atau Bea Masuk Impor (BMI) sebesar 32 persen terhadap…

KOPERASI DESA MERAH PUTIH: - Diyakini Jadi Solusi Hilangkan Makelar

  Jakarta-Pemerintah Indonesia akan segera membentuk Koperasi Desa Merah Putih, yang ditargetkan segera meluncur pada pertengahan tahun ini. Kehadiran Kopdes…

MENKO PEREKONOMIAN AIRLANGGA HARTARTO: - RI Negara Pertama Lakukan Negosiasi Tarif di AS

  Jakarta-Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang memperoleh kesempatan untuk melakukan negosiasi perihal tarif…