Bank Diminta Pantau Kinerja Debitur

Bank Diminta Pantau Kinerja Debitur
NERACA
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada perbankan untuk selalu memantau dampak dari kebijakan global maupun domestik terhadap kondisi ekonomi, terutama kinerja debitur, termasuk usaha stress test rutin sehingga bank dapat melakukan mitigasi risiko yang tepat. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengingatkan adanya berbagai tantangan bagi perbankan, utamanya terkait ketidakpastian kondisi global saat ini dan kemungkinan pada masa mendatang.
“Ketidakpastian ini antara lain disebabkan oleh adanya kebijakan Presiden AS Donald Trump seperti pengenalan tarif impor yang dapat menyebabkan inflasi sehingga membuat The Fed urung untuk mempercepat penurunan suku bunga,” kata Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Maret 2025 di Jakarta, akhir pekan kemarin. 
Selain itu, imbuh Dian, peningkatan tarif impor AS juga dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja industri dan sektor yang terkait sehingga menyebabkan penurunan kinerja perusahaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya pengangguran. Adapun kinerja perbankan sejauh ini yakni pada Januari-Februari 2025 masih tercatat baik, ditopang dengan ketahanan permodalan yang berada di level tinggi dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,98 persen pada Februari 2025.
Apabila dilihat dari profitabilitas bank, ujar Dian, ini juga relatif terjaga dengan return on asset (ROA) sebesar 2,41 persen per Februari 2025. Selanjutnya, risiko juga tercatat masih manageable dengan risiko kredit yang tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang masih di bawah threshold 5 persen, di mana NPL gross sebesar 2,22 persen pada periode yang sama.
Loan at risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,77 persen. Sementara risiko likuiditas masih cukup memadai, ditandai dengan AL/DPK dan AL/NCD industri perbankan tercatat sebesar 26,35 persen dan 116,76 persen, masih di atas threshold. Selanjutnya, liquidity coverage ratio (LCR) juga sebesar 210,14 persen atau jauh di atas kewajiban pemenuhan bank sebesar 100 persen.
Dian menyampaikan, OJK melihat bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I 2025 masih cukup baik. “DPK akan tumbuh, sejalan dengan usaha bank dalam memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit dan adanya dana pemerintah yang akan masuk ke perbankan pada triwulan I ini,” kata dia.
Pertumbuhan DPK, imbuh Dian, juga akan menopang peningkatan likuiditas perbankan sehingga tentunya ketersediaan likuiditas juga akan terus meningkat. Optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan juga terlihat dari hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) yang dilakukan OJK untuk triwulan I 2025. Dian mencatat, optimisme kinerja perbankan ini didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut serta adanya momentum bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang dapat mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat.
 

 

NERACA

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada perbankan untuk selalu memantau dampak dari kebijakan global maupun domestik terhadap kondisi ekonomi, terutama kinerja debitur, termasuk usaha stress test rutin sehingga bank dapat melakukan mitigasi risiko yang tepat. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengingatkan adanya berbagai tantangan bagi perbankan, utamanya terkait ketidakpastian kondisi global saat ini dan kemungkinan pada masa mendatang.

“Ketidakpastian ini antara lain disebabkan oleh adanya kebijakan Presiden AS Donald Trump seperti pengenalan tarif impor yang dapat menyebabkan inflasi sehingga membuat The Fed urung untuk mempercepat penurunan suku bunga,” kata Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Maret 2025 di Jakarta, akhir pekan kemarin. 

Selain itu, imbuh Dian, peningkatan tarif impor AS juga dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja industri dan sektor yang terkait sehingga menyebabkan penurunan kinerja perusahaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya pengangguran. Adapun kinerja perbankan sejauh ini yakni pada Januari-Februari 2025 masih tercatat baik, ditopang dengan ketahanan permodalan yang berada di level tinggi dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,98 persen pada Februari 2025.

Apabila dilihat dari profitabilitas bank, ujar Dian, ini juga relatif terjaga dengan return on asset (ROA) sebesar 2,41 persen per Februari 2025. Selanjutnya, risiko juga tercatat masih manageable dengan risiko kredit yang tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang masih di bawah threshold 5 persen, di mana NPL gross sebesar 2,22 persen pada periode yang sama.

Loan at risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,77 persen. Sementara risiko likuiditas masih cukup memadai, ditandai dengan AL/DPK dan AL/NCD industri perbankan tercatat sebesar 26,35 persen dan 116,76 persen, masih di atas threshold. Selanjutnya, liquidity coverage ratio (LCR) juga sebesar 210,14 persen atau jauh di atas kewajiban pemenuhan bank sebesar 100 persen.

Dian menyampaikan, OJK melihat bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I 2025 masih cukup baik. “DPK akan tumbuh, sejalan dengan usaha bank dalam memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit dan adanya dana pemerintah yang akan masuk ke perbankan pada triwulan I ini,” kata dia.

Pertumbuhan DPK, imbuh Dian, juga akan menopang peningkatan likuiditas perbankan sehingga tentunya ketersediaan likuiditas juga akan terus meningkat. Optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan juga terlihat dari hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) yang dilakukan OJK untuk triwulan I 2025. Dian mencatat, optimisme kinerja perbankan ini didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut serta adanya momentum bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang dapat mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat.

 

BERITA TERKAIT

PertaLife Tingkatkan Literasi Asuransi dan Produk Proteksi untuk Masa Depan

  NERACA Jakarta - Dalam semangat kolaborasi antar entitas Pertamina Group, PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) turut ambil bagian…

Dirut BRI Terpilih Jadi Ketua Perbanas

    NERACA Jakarta – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Hery Gunardi terpilih menjadi Ketua Umum…

OJK Harap Lebih Banyak LJK Berpartisipasi dalam Usaha Bulion

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap ke depan lebih banyak lembaga jasa keuangan (LJK) yang berpartisipasi dalam…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

PertaLife Tingkatkan Literasi Asuransi dan Produk Proteksi untuk Masa Depan

  NERACA Jakarta - Dalam semangat kolaborasi antar entitas Pertamina Group, PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) turut ambil bagian…

Dirut BRI Terpilih Jadi Ketua Perbanas

    NERACA Jakarta – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Hery Gunardi terpilih menjadi Ketua Umum…

OJK Harap Lebih Banyak LJK Berpartisipasi dalam Usaha Bulion

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap ke depan lebih banyak lembaga jasa keuangan (LJK) yang berpartisipasi dalam…