NERACA
Jakarta - Universal Eco, perusahaan jasa pengolah limbah ramah lingkungan, membuktikan komitmen dalam pengelolaan limbah medis dengan sistem yang ramah lingkungan. Sepanjang Tahun 2024 Universal Eco berhasil mengelola limbah medis lebih dari 5.000 ton yang berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) di berbagai wilayah.
Capaian itu merupakan kontribusi Universal Eco dalam memberikan layanan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin, salah satunya limbah medis yang berasal dari fasyankes seperti rumah sakit, puskesmas, klinik serta laboratorium kesehatan dan farmasi.
“Melalui teknologi insinerator ramah lingkungan, sifat bahaya dari limbah medis dapat diatasi sehingga mengurangi risiko lingkungan dan penularan penyakit,” kata Bobby Simon, CEO Universal Eco, sebagaimana dikutip dalam keterangannya, Kamis (27/3).
Sejak tahun 2020, Universal Eco sudah aktif melakukan pengelolaan limbah B3. Saat ini cakupan wilayah pelayanan berada hingga di 21 provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan hingga Sulawesi.
“Pengelolaan limbah memegang peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Di Indonesia, meskipun tantangan dalam pengelolaan limbah medis ini masih besar, keberadaan kami, Universal Eco dapat memberikan harapan bagi perbaikan di masa depan” ujar Bobby Simon.
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar dalam pengelolaan limbah medis dan farmasi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, sekitar 290 ton limbah medis dihasilkan setiap hari dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di seluruh Indonesia.
Namun, proses pengelolaannya masih belum optimal, karena banyak fasyankes yang belum dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang memadai.
Pemerintah terus menghimbau agar limbah medis dapat dikelola secara bertanggung jawab sesuai regulasi. Jika sektor fasyankes belum memiliki fasilitas pengolahan limbah sendiri, maka fasyankes diharuskan bekerja sama dengan pihak ketiga yang berizin, seperti Universal Eco. Langkah ini tentunya dapat menciptakan keberlanjutan lingkungan karena Universal Eco berhasil mengelola limbah medis secara aman dan tepat.
Dalam proses pengelolaan limbah, Universal Eco sendiri menunjukkan komitmen tinggi melalui solusi terpadu yang meliputi pengangkutan, pengolahan, pemusnahan dan pembuangan limbah medis sesuai peraturan yang berlaku dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Selain pengelolaannya yang sesuai standar, Universal Eco sendiri dilengkapi dengan pelaporan alur limbah sehingga dapat menjadi mitra strategis bagi rumah sakit, puskesmas dan fasyankes lainnya. Di sisi lain, Universal Eco juga konsisten memberikan sosialisasi terkait pengelolaan limbah B3, khususnya limbah medis agar dapat diimplementasikan oleh para penghasil limbah.
Pengelolaan limbah yang efisien memberikan dampak positif yang besar bagi kelangsungan hidup dan lingkungan. Selain itu, penerapan prosedur pengelolaan limbah yang baik mendukung fasyankes dalam mematuhi regulasi pemerintah, menghindari sanksi, serta menjaga citra institusi.
NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) turut berpartisipasi dalam program Mudik Bersama BUMN 2025 dengan memberangkatkan…
NERACA Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan bonus hari raya (BHR) berbeda dengan tunjangan hari raya (THR) yang…
NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia, sebagai anggota BRICS, memiliki hak untuk bergabung dengan…
NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) turut berpartisipasi dalam program Mudik Bersama BUMN 2025 dengan memberangkatkan…
NERACA Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan bonus hari raya (BHR) berbeda dengan tunjangan hari raya (THR) yang…
NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia, sebagai anggota BRICS, memiliki hak untuk bergabung dengan…