NERACA
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (20/2) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 6,83 poin atau 0,10% ke posisi 6.788,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,32 poin atau 0,28% ke posisi 780,79.“IHSG dan bursa saham regional Asia melemah seiring sikap pelaku pasar yang merespons notulen risalah The Fed Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian perdamaian Rusia dan Ukraina,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Dalam risalah The Fed, yang mana kesiapan mempertahankan suku bunga di tengah inflasi yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi. Keputusan The Fed tentunya mencermati dinamika atas kebijakan dari Presiden AS Donald Trump, karena kebijakan tarif berpotensi akan mendorong inflasi dan juga gejolak perekonomian global.
Hal itu memberikan dasar The Fed untuk menahan suku bunga hingga inflasi terlihat membaik, sehingga pasar mempunyai gambaran bahwa The Fed berpotensi menahan suku bunga acuan lebih lama lagi, yang tentunya juga berefek terhadap prospek suku bunga bank-bank sentral dunia.
Selain itu, perhatian pasar lainnya pada kondisi harapan perdamaian Rusia-Ukraina yang juga menjadi perhatian Presiden AS Donald Trump. Pasar mengkhawatirkan rencana misi perdamaian gagal, sebelumnya Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai diktator dan memperingatkan bahwa harus bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian atau berisiko kehilangan negaranya, sehingga ini akan memperdalam perseteruan antara kedua pemimpin tersebut yang telah membuat khawatir para pejabat Eropa.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang naik sebesar 6,69%, diikuti oleh sektor barang baku yang naik sebesar 1,41%.
Sementara itu, sembilan sektor menurun yaitu sektor properti turun paling dalam minus sebesar 1,23%, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing turun sebesar 1,19% dan 1,17%. Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SKBM, DWGL, RSCH, EDGE dan DATA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BUVA, PURI, KDSI, MTFN, dan STTP.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.258.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,96 miliar lembar saham senilai Rp12,13 triliun. Sebanyak 261 saham naik 353 saham menurun, dan 341 tidak bergerak nilainya.
NERACA Jakarta -Maraknya BUMN Karya yang disuspensi karena menunda pembayaran pokok dan bunga obligasi di pasar memberikan kekhawatiran bagi para…
NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,9 triliun.…
NERACA Brebes-Genjot pertumbuhan pendapatan berulang atau recurring income, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melalui anak usahanya PT PP Sinergi Banjaratma,…
NERACA Jakarta -Maraknya BUMN Karya yang disuspensi karena menunda pembayaran pokok dan bunga obligasi di pasar memberikan kekhawatiran bagi para…
NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,9 triliun.…
NERACA Brebes-Genjot pertumbuhan pendapatan berulang atau recurring income, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melalui anak usahanya PT PP Sinergi Banjaratma,…