Oleh: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Sektor industri manufaktur kerap disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini didukung dengan fakta bahwa sekitar 75% dari total ekspor Indonesia merupakan ekspor produk manufaktur. Selain itu, sektor ini juga merupakan salah satu penyerap terbesar tenaga kerja. Adapun untuk menopang sektor industri manufaktur di dalam negeri, Indonesia memiliki sebuah potensi besar, yaitu generasi muda yang diharapkan siap menghadapi segala tantangan dan peluang, terutama dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
Generasi muda yang sedang mempersiapkan diri untuk masa depannya perlu memahami bahwa selain perlu meningkatkan kemampuan memahami teori dan mengasah logika berpikir, generasi muda juga bisa meningkatkan keterampilan non-kognitif seperti kolaborasi, kecerdasan emosional, dan pemecahan masalah menjadi kunci.
Kemampuan untuk bekerja dalam tim, beradaptasi dengan situasi baru, mengasah empati, dan menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang kompleks akan semakin menentukan sebuah keberhasilan.
Era digital memberikan transformasi besar pada masa depan dunia kerja. Seperti yang disampaikan dalam laporan Future of Jobs Tahun 2023 dari World Economic Forum, banyak pekerjaan yang sudah tergantikan dengan otomatisasi maupun dengan algoritma yang lebih cepat dan efisien. Namun di sisi lain, juga membuka peluang bagi profesi-profesi baru yang menjanjikan, seperti ahli Artificial Intelligence dan data scientist.
Di tengah perubahan dunia yang cepat, yang diwarnai oleh transformasi digital, perkembangan teknologi, isu keberlanjutan, hingga dinamika sosial yang semakin kompleks, generasi muda Indonesia tidak hanya dituntut untuk mengikuti arus, tetapi juga menjadi bagian dari agen perubahan itu sendiri.
Kepada para generasi muda yang tengah mempersiapkan diri untuk masa depannya, pemerintah memberikan sebuah pertanyaan sekaligus tantangan: "Are You Fit for the Future?"
Setiap anak muda harus ‘menjahit’ kompetensinya dengan benang masa kini—seperti inovasi, keterampilan digital, dan kecerdasan emosional. Layaknya desainer yang memahami tren, kita harus terus belajar dan beradaptasi agar tetap relevan dan berdaya saing.
Jadi, fit bukan berarti sempurna, melainkan kesiapan untuk terus berkembang. Seperti halnya pakaian terbaik yang memberi kenyamanan dan fleksibilitas, memudahkan pemakainya bergerak bebas. Begitu juga dengan ilmu dan pengalaman; generasi muda harus diberi ruang untuk eksplorasi, kegagalan, dan pembelajaran terus-menerus.
Untuk bertahan dan unggul di masa depan, pemerintah membagikan beberapa keterampilan yang perlu dikuasai oleh generasi muda. Pertama, literasi digital untuk dapat memahami cara penggunaan perangkat atau aplikasi, dan juga memahami etika digital, privasi, dan keamanan dalam penggunaan teknologi, serta membangun budaya digital yang positif.
Kedua, keterampilan dalam kecerdasan buatan (AI) dan analisis data untuk bisa membuat keputusan yang lebih cerdas, cepat, dan akurat. Keterampilan ini juga memberikan peluang bagi generasi muda untuk menjadi perancang solusi berbasis AI yang dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi dan masyarakat.
Ketiga, generasi muda juga perlu memiliki kemampuan creative problem solving agar mampu berpikir secara kreatif, inovatif, dan fleksibel dalam menyelesaikan masalah.
Oleh : Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Komoditi halal kini banyak diperbincangkan dalam pengembangan ekonomi syariah. Hal ini dikarenakan visi…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Konferensi Pers APBN KiTA, Rabu…
Oleh: Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu aspek esensial yang terus ditingkatkan Pemerintah melalui…
Oleh: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita Sektor industri manufaktur kerap disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini didukung dengan fakta…
Oleh : Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Komoditi halal kini banyak diperbincangkan dalam pengembangan ekonomi syariah. Hal ini dikarenakan visi…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Konferensi Pers APBN KiTA, Rabu…