NERACA
Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai Rp300,200 miliar akan ditawarkan kepada investor pada 9-10 Januari 2025. Penjatahan dan distribusi obligasi secara elektronik dilakukan pada 13 dan 15 Januari 2025. Adapun pencatatan Obligasi TRIM di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Januari 2025.
Menurut prospektus ringkas rencana penawaran umum obligasi yang diumumkan di Jakarta, Senin (23/12), obligasi TRIM yang merupakan bagian dari penawaran umum obligasi Berkelanjutan I senilai total Rp1,1 triliun itu sebesar Rp145,625 miliar akan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dan Rp157,575 miliar dengan kesanggupan terbaik (best effort).
Obligasi TRIM terdiri atas seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp250,715 miliar memiliki tenor 370 hari dan bunga tetap 7,70% per tahun, dan seri B senilai Rp52,485 miliar berjangka waktu tiga tahun dan bunga tetap 8,80% per tahun. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan, dimana pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada 15 April 2025, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi, masing-masing pada 25 Januari 2026 untuk obligasi seri A, dan 15 Januari 2028 untuk obligasi seri B.
Dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Rinciannya adalah, sekitar 70% akan digunakan untuk kebutuhan warehousing perseroan; dan sekitar 30% akan digunakan untuk pembiayaan marjin Perseroan.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi TRIM I Tahap III Tahun 2025 adalah, PT Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM), PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) sebagai wali amanat obligasi.
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan imbal hasil investasi di pasar obligasi Indonesia tahun 2024-2025 akan positif sebesar 15 persen, dengan asumsi yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun akan terus menurun ke level 6 persen pada tahun 2025.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan bahwa proyeksi ini berdasarkan dari tiga faktor utama. Pertama, kemungkinan yang lebih tinggi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September 2024 dan diproyeksikan akan terus turun sampai tahun depan.“Secara historis, penurunan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) akan dibarengi dengan penurunan US Treasury yield dan Dollar Index, sehingga akan terus mendorong aliran dana asing ke pasar obligasi,” ujar Handy.
Kemudian kedua, kejelasan lebih lanjut tentang pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia pada tahun ini, dan prospek panduan fiskal tahun 2025.
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…
NERACA Jakarta – PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) mengargetkan pendapatan tahun 2025 tumbuh 50%. Dimana untuk memenuhi target tersebut,…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan, Obligasi Berkelanjutan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) I Tahap III Tahun 2025 senilai…
NERACA Jakarta -Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia mencapai 12,3 juta…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga…