Tahun 2025, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) lebih besar ketimbang realisasi capex perseroan pada tahun 2024 sekitar Rp 20 miliar. “Jadi, angka capex kurang lebih Rp 50 miliaran di 2025,”kata Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal WSBP, Fathul Anwar di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, capex WSBP pada 2025 akan dibelanjakan salah satunya untuk mempersiapkan alat-alat pendukung kinerja perseroan seperti perbaikan cetakan precast (molding). Perihal pendanaan, Anwar menuturkan, WSBP akan berupaya mencari mitra strategis untuk membiayai proyek-proyek tahun depan. Perseroan juga bakal selektif dalam memilih proyek agar tidak mengganggu arus kas perusahaan.

Termasuk, perseroan akan melakukan penghimpunan (collection) piutang lama supaya hal ini berdampak langsung kepada penguatan modal kerja perseroan pada tahun depan.“Kami memproyeksikan, tahun depan topline WSBP tumbuh di kisaran 10-15% atau kurang lebih angkanya Rp 2,4 triliun di 2025. Sedangkan, bottom line mungkin masih negatif di 2025. Namun, kami upayakan bottom line di 2025 bisa lebih baik dari 2024,” ujar Anwar.

Di samping mencari mitra strategis dan selektif memilih proyek, Direktur Pengembangan Bisnis & HCM WSBP Anak Agung Gede Sumadi menambahkan, WSBP juga akan mendivestasi aset pada tahun depan seperti aset berupa peralatan tidak produktif dan land bank.

Untuk divestasi peralatan tidak produktif atau tidak beroperasi, Agung menuturkan, proses saat ini sudah mencapai tahap penyiapan lelang. Sementara progres divestasi aset land bank sudah mencapai tahap finalisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).“Jadi, dua hal aset itu yang kami sudah proses dan tentunya sudah mendapat persetujuan Dewan Komisaris untuk kami lakukan proses rasionalisasinya. Harapannya, di 2025 target kami dari peralatan akan memperoleh hasil kurang lebih Rp 5 miliar. Sedangkan dari land bank sekitar Rp 50 miliar,” kata Agung.