NERACA
Jakarta – Meskipun menjadi pemain baru di sektor pertambangan dan bersaing dengan kompetitor yang sudah lebih dulu, namun hal tersebut tidak membuat target bisnis PT PP Presisi Tbk (PPRE) konservatif. Pasalnya, anak usaha dari PTPP ini menargetkan kontrak baru di tahun depan sebesar Rp 10 triliun, dimana realisasi kontrak tersebut akan didominasi sektor tambang.
Direktur Utama PP Presisi, Arzan mengatakan, perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp10 triliun dan akan disumbangkan dari sektor pertambangan.”Bila tahun ini kontrak baru Rp7,9 triliun, ditahun depan kita targetkan Rp10 triliun,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Kemudian untuk memenuhi target tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal tahun 2025 sebesar Rp538 miliar yang penggunaannya mayoritas untuk mendukung bisnis sektor tambang. Di kuartal tiga 2024, perseroanmencatatkan laba bersih pada di kuartal III tahun 2024 mencapai Rp100 miliar. Raihan laba bersih ini meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Disebutkkan, raihan laba bersih ini disumbang dari Pendapatan usaha yang tumbuh 5,6% menjadi Rp2,7 triliun pada kuartal III 2024."Diproyeksikan mencapai Rp4 triliun di akhir tahun, meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya,"kata Arzan.
Arzan melanjutkan, perseroan juga mencatakan perolehan kontrak baru meningkat 27% (YoY) menjadi Rp6,3 triliun pada kuartal III 2024. Hingga akhir tahun, PPRE memproyeksikan perolehan kontrak baru bisa mencapai Rp7,9 triliun atau naik 17 persen dibanding tahun 2023."Ekuitas perusahaan diproyeksikan meningkat 12 persen menjadi Rp3,9 triliun, menunjukkan fundamental keuangan yang sehat dan berkelanjutan," kata dia
Selain itu, PPRE juga menegaskan fokusnya untuk menjadi pemain utama di bidang jasa pertambangan (mining services) sebagai lini bisnis utama. Arzan menjelaskan bahwa langkah ini didukung oleh meningkatnya tren global dan prospek cerah sektor pertambangan di Indonesia.
Kemudian, PPRE juga mencatat bahwa kontribusi bisnis Mining Services telah menjadi pendorong utama akuisisi kontrak baru selama III kuartal di tahun 2024, mencapai 72%, dengan proyeksi peningkatan hingga 83,7% di akhir tahun. Selain itu, perusahaan mencatat dominasi pangsa pasar dari segmen swasta (private), yang menyumbang 91% dari total kontrak baru hingga kuartal III 2024.
Salah satu fokus penting adalah peningkatan kapasitas Mining Equipment, yang menyerap 80% alokasi belanja modal (Capex) pada 2024. Langkah ini sejalan dengan strategi Perseroan untuk terus mengembangkan lini bisnis Mining Services sebagai prioritas utama Perseroan ke depannya.
Terlepas dari itu, diversifikasi bisnis juga terus berjalan dengan pendekatan Selective Civil Work, dimana PPRE akan bersinergi bersama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai induk Perseroan untuk menangkap peluang di sektor pekerjaan sipil bernilai tinggi.
Untuk memastikan keberlanjutan bisnis, Arzan juga memaparkan sejumlah langkah strategis ke depan, di mana pertama ekspansi & pertumbuhan secara massif di sektor pertambangan dan menjajaki kemitraan baru dengan pemilik tambang nikel serta mengeksplorasi peluang kontrak baru pada sektor mineral lainnya seperti bauksit, timah, dan batu bara. (bani)
NERACA Jakarta- Di kuartal tiga 2024, emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan lompatan pendapatan menjadi Rp…
NERACA Jakarta – Barokah Melayu Foods Pte, Ltd (BMF) sebagai pengendali PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) memulai penawaran tender…
NERACA Jakarta – Raup ceruk pasar dalam negeri yang cukup menjanjikan, emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui PT…
NERACA Jakarta- Di kuartal tiga 2024, emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan lompatan pendapatan menjadi Rp…
NERACA Jakarta – Barokah Melayu Foods Pte, Ltd (BMF) sebagai pengendali PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) memulai penawaran tender…
NERACA Jakarta – Meskipun menjadi pemain baru di sektor pertambangan dan bersaing dengan kompetitor yang sudah lebih dulu, namun hal…