NERACA
Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) menyetujui aksi korporasi PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) 1:10. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan menjelaskan, nominal saham perseroan yang semula Rp50 per saham dipecah menjadi Rp5 per saham atau dengan rasio 1:10. Setelah stock split, jumlah saham beredar PTRO meningkat menjadi 10,086 miliar dari sebelumnya 1,008 miliar unit. Di samping itu, menurut Direksi, RUPS Petrosea juga menyetujui untuk mengubah bunyi Pasal 4 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan stock split tersebut.
Maka dengan dilakukannya stock split, diharapkan akan meningkatkan permintaan atas saham perusahaan, menarik minat para calon investor baru dan memperluas basis pemodal, baik kelompok pemodal nasional maupun pemodal asing, serta klasifikasi pemegang saham perorangan dan badan usaha. RUPS juga memberikan kuasa kepada direksi perseroan untuk menghadap notaris dan/atau pejabat-pejabat dari instansi yang berwenang, menyatakan keputusan RUPS Luar Biasa ini ke dalam Akta Notaris.
Ini termasuk tapi tidak terbatas pada membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani segala akta sehubungan dengan keputusan RUPS Luar Biasa ini. Selain itu, direksi perseroan juga diberi kewenangan untuk menandatangani segala dokumen lain yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham tanpa ada yang dikecualikan dan mengatur tata cara dan jadwal pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham setelah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang.
Laba bersih Petrosea di kuartal tiga 2024 tercatat US$2,86 juta atau setara Rp43,4 miliar. Angka ini turun 72,89% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,57 juta. Sebaliknya pendapatan perseroan tercatat sebesar US$509,91 juta atau setara Rp7,72 triliun (kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS 30 September 2024). Pendapatan ini naik 21,76% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$418,78 juta.
Pendapatan Petrosea ini dikontribusi dari penjualan batu bara sebesar US$45,25 juta, pendapatan konstruksi dan rekayasa sebesar US$226,57 juta, penambangan sebesar US$208,87 juta, dan pendapatan jasa senilai US$27,4 juta.
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, emiten produsen batu bara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan…
NERACA Jakarta -Indonesia diyakini masih memiliki pasar besar sektor energi khususnya di migas. Ini tidak lepas dari proyeksi makin meningkatnya…
NERACA Jakarta – Perluas pangsa pasar internasional dan termasuk Indonesia, MATRADE (Malaysia External Trade Development Corporation) menjalin kolaborasi dengan platform…