NERACA

Jakarta- Dalam rangka meningkatkan layanan dan kemudahan investasi di pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meluncurkan platform KSEI-Cash Management System (K-Cash), platform digital untuk transaksi reksa dana. Hal ini sebagai bentuk respons KSEI atas perkembangan pasar modal Indonesia yang kian dinamis.

Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat mengatakan, saat ini tidak ada lagi transaksi yang dilakukan secara manual, semua telah di-support oleh teknologi dan informasi. Karena itu, selaku self regulatory organization (SRO), KSEI selalu berupa memberikan yang terbaik untuk investor.“Upaya tersebut dilakukan dengan menciptakan mekanisme yang lebih efisien dengan tujuan untuk bisa menerapkan frekuensi transaksi yang terjadi secara cepat, tepat dan akurat,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, K-CASH ialah infrastruktur yang disediakan oleh KSEI untuk penyimpanan atau pemindah bukuan dana pada Investor Fund Unit Account (IFUA) sebagai pengganti virtual account. Melalui K-CASH, investor dapat melakukan pembayaran atau penerimaan dana yang berkaitan dengan transaksi dana di reksa dana, seperti pembelian dan penerimaan hasil penjualan reksa dana.

Menurut Samsul, IFUA sendiri sebelumnya telah digunakan oleh KSEI untuk merekam portfolio investasi reksa dana investor sejak tahun 2016. “Artinya program ini sudah diinisiasi sudah lama sekali, bahkan oleh direksi sebelumnya sehingga diharapkan bisa membantu lebih banyak investor dalam bertransaksi di pasar modal Indonesia, misalnya untuk investor reksa dana,”kata dia.

Penggunaan IFUA ini, kata Samsul, juga dapat memberikan transparansi posisi dana selama proses transaksi untuk investor. K-Cash juga adalah salah satu tonggak yang penting dalam perkembangan pasar modal Indonesia, karena dengan adanya K-Cash ini, proses perpindahan dana, investor yang aktif bertransaksi di pasar modal dapat dilakukan secara terintegrasi dalam satu ekosistem KSEI. 

Dengan demikian, dananya sudah ada di KSEI, dan tentunya secara biaya juga mempermudah, atau tidak memberatkan investor untuk bertransaksi khususnya produk-produk reksa dana.