Kinerja Dinilai Solid, Saham Tugu Insurance Dilirik Investor Asing

Kinerja Dinilai Solid, Saham Tugu Insurance Dilirik Investor Asing
NERACA
Jakarta - Kinerja keuangan industri asuransi umum mendapat sorotan dari pelaku pasar di tengah berbagai tantangan ekonomi di tahun ini dan tahun depan. Dari banyak emiten saham dari sektor asuransi umum, kemampuan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) dinilai paling baik dan siap hadapi tantangan makro.
Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin melihat bahwa gejolak di pasar keuangan akhir-akhir ini akibat tensi geopolitik yang masih tinggi dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS memang berpengaruh terhadap kinerja industri keuangan. Tidak hanya bank tetapi juga untuk industri asuransi umum.
 
“Terpilihnya Trump dengan kebijakan tarifnya memang secara temporer membuat dolar AS ‘balik kampung’. Capital outflow yang deras membuat saham-saham sektor perbankan tertekan. Namun bukan hanya sektor perbankan saja yang perlu dicermati, sektor lain seperti asuransi umum juga perlu mendapat perhatian,” kata Kharel, seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin. 
 
Menurut Kharel di tengah tingginya risiko terutama eksternal saat ini, perusahaan asuransi yang core bisnisnya mengelola risiko juga menjadi perhatian banyak pihak terutama pelaku pasar. Kharel menambahkan, memang capital outflows banyak dialami saham-saham big-caps karena bobotnya besar dan likuiditasnya tinggi. “Secara size market cap dan likuiditas memang saham-saham asuransi umum masih di bawah saham perbankan, tetapi sektor asuransi umum juga menarik untuk dilirik,” katanya.
 
Dari sekian banyak emiten sektor asuransi umum, Kharel melihat ada hal yang menarik dari saham TUGU. Ia menjelaskan ketika pasar saham Indonesia banyak ditinggalkan investor asing, saham TUGU justru cenderung diakumulasi oleh pemodal luar negeri.
 “Saham-saham big banks dilepas asing dengan nilai triliunan di sepanjang 2024. Namun saham TUGU diakumulasi asing sebesar Rp 60 miliar di tahun ini. Meski size inflows kecil tetapi jika dibandingkan dengan likuiditasnya ini termasuk signifikan,” kata Kharel.
 
Lebih lanjut ia menjabarkan beberapa faktor yang memicu aksi borong asing di saham TUGU adalah rasio keuangan yang solid. Per Oktober 2024 rasio keuangan penting TUGU mampu melampaui kinerja emiten saham lain di industri asuransi umum. “RBC TUGU ada di 512% di Oktober, dari peers’ yang listed hanya 4 yang memiliki RBC di atas 500%. Artinya tingkat solvabilitas TUGU paling tinggi. Selain solvabilitas aspek likuiditas seperti rasio kecukupan investasi (RKI) TUGU juga di 621% padahal median peers di kisaran 261%. Dari sisi solvabilitas dan kecukupan pemenuhan kewajiban kepada tertanggung TUGU paling baik,” ungkapnya.
 
Selain dari aspek solvabilitas dan likuiditas, Kharel juga mencatat jika keunggulan TUGU juga terletak pada kinerja investasi dan operasional aktivitas bisnis inti asuransi umum. “Rasio perimbangan hasil investasi terhadap premi neto TUGU di Oktober 2024 (parent only) di 27% tertinggi di antara kompetitor yang publicly listed sementara median peers asuransi umum hanya 10%. Kemudian dari sisi rasio beban yang mencerminkan tingkat efisiensi operasional TUGU berada di 42% paling rendah dan paling efisien dibandingkan peers yang nilai mediannya mencapai 100%.” Tambahnya.
 
Ia melihat bahwa rasio keuangan TUGU yang solid dan ungguli kompetitor menjadi salah satu aspek yang mendorong saham TUGU diakumulasi oleh asing ketika badai outflows menyerang. Bahkan kinerja saham TUGU sepanjang 2024 masih lebih baik dibandingkan IHSG.  Asal tahu saja harga saham TUGU terkoreksi 0,5% sepanjang 2024 dan IHSG ambles 2,9% di waktu yang sama.
 
“Memang kinerja yang solid tersebut belum tercermin dari sisi harganya. Artinya ini menjadi peluang saat valuasi masih murah. Apalagi dengan kinerja keuangan yang tumbuh dobel digit sepanjang 2024 menjadi aspek lain yang tidak hanya menunjukkan bahwa TUGU mampu mengelola risiko di tengah berbagai tantangan yang ada tetapi juga appealing untuk investor yang mencari saham-saham dengan fundamental baik yang bisa dimasukkan ke dalam portofolio mereka” tegasnya.

NERACA

Jakarta - Kinerja keuangan industri asuransi umum mendapat sorotan dari pelaku pasar di tengah berbagai tantangan ekonomi di tahun ini dan tahun depan. Dari banyak emiten saham dari sektor asuransi umum, kemampuan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) dinilai paling baik dan siap hadapi tantangan makro.

Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin melihat bahwa gejolak di pasar keuangan akhir-akhir ini akibat tensi geopolitik yang masih tinggi dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS memang berpengaruh terhadap kinerja industri keuangan. Tidak hanya bank tetapi juga untuk industri asuransi umum.

“Terpilihnya Trump dengan kebijakan tarifnya memang secara temporer membuat dolar AS ‘balik kampung’. Capital outflow yang deras membuat saham-saham sektor perbankan tertekan. Namun bukan hanya sektor perbankan saja yang perlu dicermati, sektor lain seperti asuransi umum juga perlu mendapat perhatian,” kata Kharel, seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin. 

Menurut Kharel di tengah tingginya risiko terutama eksternal saat ini, perusahaan asuransi yang core bisnisnya mengelola risiko juga menjadi perhatian banyak pihak terutama pelaku pasar. Kharel menambahkan, memang capital outflows banyak dialami saham-saham big-caps karena bobotnya besar dan likuiditasnya tinggi. “Secara size market cap dan likuiditas memang saham-saham asuransi umum masih di bawah saham perbankan, tetapi sektor asuransi umum juga menarik untuk dilirik,” katanya.

Dari sekian banyak emiten sektor asuransi umum, Kharel melihat ada hal yang menarik dari saham TUGU. Ia menjelaskan ketika pasar saham Indonesia banyak ditinggalkan investor asing, saham TUGU justru cenderung diakumulasi oleh pemodal luar negeri. “Saham-saham big banks dilepas asing dengan nilai triliunan di sepanjang 2024. Namun saham TUGU diakumulasi asing sebesar Rp 60 miliar di tahun ini. Meski size inflows kecil tetapi jika dibandingkan dengan likuiditasnya ini termasuk signifikan,” kata Kharel.

Lebih lanjut ia menjabarkan beberapa faktor yang memicu aksi borong asing di saham TUGU adalah rasio keuangan yang solid. Per Oktober 2024 rasio keuangan penting TUGU mampu melampaui kinerja emiten saham lain di industri asuransi umum. “RBC TUGU ada di 512% di Oktober, dari peers’ yang listed hanya 4 yang memiliki RBC di atas 500%. Artinya tingkat solvabilitas TUGU paling tinggi. Selain solvabilitas aspek likuiditas seperti rasio kecukupan investasi (RKI) TUGU juga di 621% padahal median peers di kisaran 261%. Dari sisi solvabilitas dan kecukupan pemenuhan kewajiban kepada tertanggung TUGU paling baik,” ungkapnya.

Selain dari aspek solvabilitas dan likuiditas, Kharel juga mencatat jika keunggulan TUGU juga terletak pada kinerja investasi dan operasional aktivitas bisnis inti asuransi umum. “Rasio perimbangan hasil investasi terhadap premi neto TUGU di Oktober 2024 (parent only) di 27% tertinggi di antara kompetitor yang publicly listed sementara median peers asuransi umum hanya 10%. Kemudian dari sisi rasio beban yang mencerminkan tingkat efisiensi operasional TUGU berada di 42% paling rendah dan paling efisien dibandingkan peers yang nilai mediannya mencapai 100%.” Tambahnya.

Ia melihat bahwa rasio keuangan TUGU yang solid dan ungguli kompetitor menjadi salah satu aspek yang mendorong saham TUGU diakumulasi oleh asing ketika badai outflows menyerang. Bahkan kinerja saham TUGU sepanjang 2024 masih lebih baik dibandingkan IHSG.  Asal tahu saja harga saham TUGU terkoreksi 0,5% sepanjang 2024 dan IHSG ambles 2,9% di waktu yang sama.

“Memang kinerja yang solid tersebut belum tercermin dari sisi harganya. Artinya ini menjadi peluang saat valuasi masih murah. Apalagi dengan kinerja keuangan yang tumbuh dobel digit sepanjang 2024 menjadi aspek lain yang tidak hanya menunjukkan bahwa TUGU mampu mengelola risiko di tengah berbagai tantangan yang ada tetapi juga appealing untuk investor yang mencari saham-saham dengan fundamental baik yang bisa dimasukkan ke dalam portofolio mereka” tegasnya.

BERITA TERKAIT

LPS dan OJK Perbaharui Juklak Pertukaran Data dan Informasi

  NERACA Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperbaharui petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang pertukaran data dan/atau…

OJK Sebut Belum Ada Permohonan Terkait Investor Baru Bank Muamalat

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini belum terdapat permohonan tertulis kepada OJK…

20 BPR/S Dicabut Izinnya, OJK Sebut untuk Perkuat Industri

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pencabutan izin usaha sebanyak 20 BPR/S sepanjang 2024 dilakukan untuk menjaga…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

LPS dan OJK Perbaharui Juklak Pertukaran Data dan Informasi

  NERACA Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperbaharui petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang pertukaran data dan/atau…

OJK Sebut Belum Ada Permohonan Terkait Investor Baru Bank Muamalat

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini belum terdapat permohonan tertulis kepada OJK…

20 BPR/S Dicabut Izinnya, OJK Sebut untuk Perkuat Industri

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pencabutan izin usaha sebanyak 20 BPR/S sepanjang 2024 dilakukan untuk menjaga…