Bank Dunia Umumkan Penambahan Dana IDA US$100 Miliar

Bank Dunia Umumkan Penambahan Dana IDA US$100 Miliar 
NERACA
Jakarta - Grup Bank Dunia mengumumkan penambahan pendanaan (replenishment) sebesar 100 miliar dolar AS untuk International Development Association (IDA), melalui proses penambahan pendanaan IDA yang ke-21 (IDA21 replenisment).
“Setelah berbulan-bulan negosiasi, kemitraan, dukungan dari peminjam, dan komitmen yang teguh dari para donatur, dengan bangga kami mengumumkan bahwa penambahan dana IDA ke-21 telah mengumpulkan hampir 24 miliar dolar AS, atau lebih tepatnya 23,7 miliar dolar AS, dalam bentuk sumbangan donor,” kata Senior Managing Director Bank Dunia Axel van Trotsenburg saat menyampaikan pidato dalam IDA21 Final Replenishment Meeting: Closing Session dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Sebagaimana diketahui, "IDA21" merujuk pada siklus pengulangan (replenishment) ke-21 dari program IDA, yang merupakan program Bank Dunia untuk menyediakan hibah serta pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara berpendapatan rendah.
Program itu bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan taraf kehidupan dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sejahtera. Axel menuturkan sumbangan donor sebesar hampir 24 miliar dolar AS tersebut menjadikan total penambahan pendanaan IDA21 mencapai sebesar 100 miliar dolar AS, yang merupakan pengisian ulang terbesar dalam sejarah IDA.
“23,7 miliar dolar AS ini akan menghasilkan total 100 miliar dolar AS dalam bentuk pembiayaan, penambahan dana terbesar dalam sejarah IDA. Apa artinya ini? 100 miliar dolar AS tersebut memungkinkan kami untuk berinvestasi dalam kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ketahanan iklim. Ini akan membantu menstabilkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Penambahan dana di IDA21 melampaui total pengisian ulang pendanaan pada IDA20 yang sebesar 93 miliar dolar AS, di mana 23,5 miliar dolar AS merupakan kontribusi donor.
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendukung 78 negara yang paling membutuhkannya, menyediakan sumber daya untuk berinvestasi dalam kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ketahanan iklim, menstabilkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik, dan memberdayakan negara-negara untuk menavigasi dunia yang tidak pasti dan membuka potensi penuh mereka.
“Kami sangat menghargai sumbangan donor ini di tengah tantangan dan depresiasi fiskal yang besar. Terima kasih banyak. Kami menghargai upaya para donatur perorangan untuk memobilisasi sumber daya fiskal yang langka bagi IDA dan komitmen berkelanjutan mereka untuk mendukung negara-negara yang paling membutuhkannya,” tutur Axel.
Pendanaan tersebut bertujuan mengatasi tantangan pembangunan terberat di tingkat nasional, serta tantangan global, termasuk perubahan iklim. Paket pendanaan itu mewakili koalisi global yang berfokus pada penyediaan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara yang rapuh, serta negara-negara yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup untuk tantangan yang mereka hadapi, seperti negara-negara kecil dan kepulauan.
“Paket ini akan memberikan kita modal yang sangat dibutuhkan untuk melakukan investasi yang diperlukan di seluruh dunia, khususnya di Afrika, dimana lebih dari 70 persen sumber daya IDA21 akan disalurkan,” ujarnya.
International Development Association (IDA) merupakan dana Bank Dunia untuk 78 negara berpendapatan rendah, yang sejauh ini merupakan sumber pembiayaan pembangunan multilateral terbesar mereka.
IDA menyediakan pembiayaan konsesional untuk proyek-proyek yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membangun ketahanan, dan meningkatkan kehidupan masyarakat di negara-negara tersebut, dengan lebih dari dua pertiga pembiayaan diberikan kepada negara-negara berpendapatan rendah di Afrika.
Sumber daya dari IDA membawa perubahan positif bagi 1,9 miliar orang yang tinggal di negara-negara IDA. Sejak 1960, IDA telah menyediakan 533 miliar dolar AS untuk 115 negara.
Saat ini 78 negara tersebut tersebar diantaranya 40 di Afrika Sub-Sahara, 14 di Asia Timur dan Pasifik, enam di Asia Selatan, empat di Eropa dan Asia Tengah, delapan di Amerika Latin dan Karibia, dan tiga di Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Mari kita terus bekerja sama, untuk berinvestasi dalam solusi, untuk memberdayakan negara-negara, dan untuk membangun dunia di mana setiap orang, di mana pun mereka dilahirkan, memiliki kesempatan untuk berkembang,” katanya.
IDA telah menjadi penyedia pembiayaan iklim konsesional terbesar, berinvestasi sebesar 85 miliar dolar AS secara global dalam 10 tahun terakhir, dengan lebih dari separuhnya didedikasikan untuk adaptasi iklim, dengan melindungi masyarakat dari naiknya permukaan air laut, membangun sekolah tahan panas, dan memastikan petani memiliki benih yang tepat untuk kondisi yang tepat.

 

NERACA

Jakarta - Grup Bank Dunia mengumumkan penambahan pendanaan (replenishment) sebesar 100 miliar dolar AS untuk International Development Association (IDA), melalui proses penambahan pendanaan IDA yang ke-21 (IDA21 replenisment).

“Setelah berbulan-bulan negosiasi, kemitraan, dukungan dari peminjam, dan komitmen yang teguh dari para donatur, dengan bangga kami mengumumkan bahwa penambahan dana IDA ke-21 telah mengumpulkan hampir 24 miliar dolar AS, atau lebih tepatnya 23,7 miliar dolar AS, dalam bentuk sumbangan donor,” kata Senior Managing Director Bank Dunia Axel van Trotsenburg saat menyampaikan pidato dalam IDA21 Final Replenishment Meeting: Closing Session dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Sebagaimana diketahui, "IDA21" merujuk pada siklus pengulangan (replenishment) ke-21 dari program IDA, yang merupakan program Bank Dunia untuk menyediakan hibah serta pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara berpendapatan rendah.

Program itu bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan taraf kehidupan dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sejahtera. Axel menuturkan sumbangan donor sebesar hampir 24 miliar dolar AS tersebut menjadikan total penambahan pendanaan IDA21 mencapai sebesar 100 miliar dolar AS, yang merupakan pengisian ulang terbesar dalam sejarah IDA.

“23,7 miliar dolar AS ini akan menghasilkan total 100 miliar dolar AS dalam bentuk pembiayaan, penambahan dana terbesar dalam sejarah IDA. Apa artinya ini? 100 miliar dolar AS tersebut memungkinkan kami untuk berinvestasi dalam kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ketahanan iklim. Ini akan membantu menstabilkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Penambahan dana di IDA21 melampaui total pengisian ulang pendanaan pada IDA20 yang sebesar 93 miliar dolar AS, di mana 23,5 miliar dolar AS merupakan kontribusi donor.

Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendukung 78 negara yang paling membutuhkannya, menyediakan sumber daya untuk berinvestasi dalam kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ketahanan iklim, menstabilkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik, dan memberdayakan negara-negara untuk menavigasi dunia yang tidak pasti dan membuka potensi penuh mereka.

“Kami sangat menghargai sumbangan donor ini di tengah tantangan dan depresiasi fiskal yang besar. Terima kasih banyak. Kami menghargai upaya para donatur perorangan untuk memobilisasi sumber daya fiskal yang langka bagi IDA dan komitmen berkelanjutan mereka untuk mendukung negara-negara yang paling membutuhkannya,” tutur Axel.

Pendanaan tersebut bertujuan mengatasi tantangan pembangunan terberat di tingkat nasional, serta tantangan global, termasuk perubahan iklim. Paket pendanaan itu mewakili koalisi global yang berfokus pada penyediaan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara yang rapuh, serta negara-negara yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup untuk tantangan yang mereka hadapi, seperti negara-negara kecil dan kepulauan.

“Paket ini akan memberikan kita modal yang sangat dibutuhkan untuk melakukan investasi yang diperlukan di seluruh dunia, khususnya di Afrika, dimana lebih dari 70 persen sumber daya IDA21 akan disalurkan,” ujarnya.

International Development Association (IDA) merupakan dana Bank Dunia untuk 78 negara berpendapatan rendah, yang sejauh ini merupakan sumber pembiayaan pembangunan multilateral terbesar mereka.

IDA menyediakan pembiayaan konsesional untuk proyek-proyek yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membangun ketahanan, dan meningkatkan kehidupan masyarakat di negara-negara tersebut, dengan lebih dari dua pertiga pembiayaan diberikan kepada negara-negara berpendapatan rendah di Afrika.

Sumber daya dari IDA membawa perubahan positif bagi 1,9 miliar orang yang tinggal di negara-negara IDA. Sejak 1960, IDA telah menyediakan 533 miliar dolar AS untuk 115 negara.

Saat ini 78 negara tersebut tersebar diantaranya 40 di Afrika Sub-Sahara, 14 di Asia Timur dan Pasifik, enam di Asia Selatan, empat di Eropa dan Asia Tengah, delapan di Amerika Latin dan Karibia, dan tiga di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Mari kita terus bekerja sama, untuk berinvestasi dalam solusi, untuk memberdayakan negara-negara, dan untuk membangun dunia di mana setiap orang, di mana pun mereka dilahirkan, memiliki kesempatan untuk berkembang,” katanya.

IDA telah menjadi penyedia pembiayaan iklim konsesional terbesar, berinvestasi sebesar 85 miliar dolar AS secara global dalam 10 tahun terakhir, dengan lebih dari separuhnya didedikasikan untuk adaptasi iklim, dengan melindungi masyarakat dari naiknya permukaan air laut, membangun sekolah tahan panas, dan memastikan petani memiliki benih yang tepat untuk kondisi yang tepat.

 

BERITA TERKAIT

LPS dan OJK Perbaharui Juklak Pertukaran Data dan Informasi

  NERACA Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperbaharui petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang pertukaran data dan/atau…

OJK Sebut Belum Ada Permohonan Terkait Investor Baru Bank Muamalat

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini belum terdapat permohonan tertulis kepada OJK…

20 BPR/S Dicabut Izinnya, OJK Sebut untuk Perkuat Industri

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pencabutan izin usaha sebanyak 20 BPR/S sepanjang 2024 dilakukan untuk menjaga…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

LPS dan OJK Perbaharui Juklak Pertukaran Data dan Informasi

  NERACA Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperbaharui petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang pertukaran data dan/atau…

OJK Sebut Belum Ada Permohonan Terkait Investor Baru Bank Muamalat

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini belum terdapat permohonan tertulis kepada OJK…

20 BPR/S Dicabut Izinnya, OJK Sebut untuk Perkuat Industri

  NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pencabutan izin usaha sebanyak 20 BPR/S sepanjang 2024 dilakukan untuk menjaga…