Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership (ICA – CEPA) dapat mempermudah dan memperbesar investasi Kanada di Indonesia. Tak hanya investasi, lanjut Anindya, ICA-CEPA membawa keuntungan terbukanya akses pasar produk-produk Indonesia untuk diekspor ke Kanada."Ini merupakan suatu kemitraan bersejarah yang dilakukan antar-kedua negara. Karena ICA CEPA itu gampang bicaranya, namun tidak mudah merealisasikannya. Kemitraan Ekonomi Indonesia – Kanada ini bisa terjadi dalam waktu 2-3 tahun ke depan, dan itu relatif sangat cepat," ujarnya di Jakarta, Senin (2/12).
Menurut Anindya, sektor-sektor utama yang berpotensi untuk Kemitraan Ekonomi Indonesia-Kanada di antaranya adalah ketahanan energi, ketahanan pangan, critical mineral, dan kerja sama di bidang pertahanan. Anindya menambahkan, beberapa sektor yang bisa didanai melalui Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari ICA-CEPA antara lain mencakup sektor manufaktur, teknologi, agrikultur, dan energi."Mereka punya fund-fund (pendanaan) besar yang dinamakan Maple, ‘Daun Maple 9’. Jadi, ada 9 hal yang bisa dikerjakan karena meraka adalah fund managers besar yang bisa melakukan investasi,"katanya.
Anindya menambahkan, dari keempat bidang yang bisa diinvestasikan, sektor energi terutama dalam konteks transisi energi, saat ini diketahui tengah membutuhkan banyak pendanaan dan teknologi."Jadi, ini suatu hal yang besar, dan merupakan awal dari banyak hal ke depan. Dan perlu dicatat jika ICA-CEPA ini membawa keuntungan bagi kepentingan Indonesia dan Kanada," jelasnya.
Menurut Anindya, perjanjian kemitraan CEPA yang dijalin Indonesia tidak hanya dengan Kanada (ICA SEPA) namun juga dengan sejumlah negara lain di antaranya Uni Emirat Arab dan Australia.“Artinya, ICA SEPA akan semakin memperbesar arus investasi asing ke Indonesia. Sebab, momentumnya sangat tepat, mengingat Presiden Prabowo yang dalam 2,5 minggu kunjungan beliau ke luar negeri berhasil membawa pulang komitmen investasi asing sebesar US$ 18,5 miliar,” pungkas Anindya.
Sementara Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menjelaskan, Perundingan Indonesia-Kanada CEPA telah selesai setara substantif dan diumumkan oleh kedua Kepala Negara di sela-sela KTT APEC pada 15 November 2024 di Lima, Peru. Kedua negara sepakat perjanjian dapat ditandatangani pada pertengahan 2025 dengan perkiraan waktu implementasi pada 2026.
NERACA Jakarta – Pamerindo Indonesia kembali menggelar pameran industri manufaktur terbesar di Asia Tenggara, Manufacturing Indonesia 2024. Dengan tema,…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelesaikan rancangan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai…
NERACA Jakarta – Pemerintah meraup dana senilai Rp8 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)…
NERACA Jakarta – Pamerindo Indonesia kembali menggelar pameran industri manufaktur terbesar di Asia Tenggara, Manufacturing Indonesia 2024. Dengan tema,…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelesaikan rancangan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai…
NERACA Jakarta – Pemerintah meraup dana senilai Rp8 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)…