Eksistensi Semen Baturaja Ke-50 - Membangun Negeri dengan Produk Ramah Lingkungan

Dukung pemerintah dalam menurunkan target emisi karbon di tahun 2030, pelaku usaha harus menerapkan bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan. Pasalnya, komitmen pemerintah menurunkan emisi karbon tidak bisa berjalan sendiri tetapi perlu kolaborasi dengan pelaku usaha dari berbagai sektor. Apalagi, bicara bisnis untuk masa depan tidak hanya sekedar keuntungan semata tetapi bagaimana mewariskan lingkungan untuk anak cucu kedepannya.

Langkah inilah yang menjadi perhatian PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), selaku anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus berkomitmen mendukung pembangunan nasional dan menjalankan bisnis berkelanjutan serta menjaga kualitas produk yang unggul. Salah satu langkah nyata perseroan untuk membangun bisnis berkelanjutan dengan memproduksi semen rendah karbon, yaitu Semen PCC (Portland Composite Cement).

Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya mengatakan, pabrik semen dalam proses produksinya mempunyai potensi untuk mengolah bahan limbah maupun bahan-bahan alternatif lainnya. Namun, hal itu juga tak lepas dari upaya tim produksi untuk mengeksekusinya.“Program semen ramah lingkungan ini terus berlanjut dan sudah beberapa inisiatif sudah dilakukan oleh SMBR mulai dari efisiensi penggunaan power atau listrik sehingga kita bisa melihat indeks KWH per ton produk itu turun drastis saat ini,”ujarnya.

Selain itu juga ada efisiensi di bidang penggunaan bahan bakar atau panas. Sehingga indeks kalori per ton produk juga sangat efisien. Dirinya juga menambahkan, perseroan juga memanfaatkan limbah dari industri-industri di sekitar. Di mana perseroan memiliki potensi untuk berkontribusi mengurangi limbah tersebut.“Artinya bahwa kita beroperasi dengan ramah lingkungan, lebih sustain, circular economy. Ada beberapa material limbah dari industri di sekitar kita yang bisa kita manfaatkan setelah melalui proses strategi dan sudah diimplementasikan saat ini,” kata dia.

Upaya lain Semen Baturaja menekan gas carbon dan penuruan emisi, salah satunya dengan pengoperasian pabrik Semen Baturaja II yang efisien dan ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi dengan mengadopsi 5 stages suspension preheater yang sehingga energi panas lebih rendah hingga 9% dari tipe 4 stages. Mengurangi potensi polusi debu dengan penggunaan emisi bagian house sebagai alat penangkap debu utama sehingga emisi debu hanya 10-30 mg per meter kubik.

Sementara itu untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan dilakukan upaya penggunaan teknologi klinker cooler yakni teknologi terbaru dengan efisiensi hingga 74%. Udara panas hasil pendinginan klinker digunakan kembali pada vertical mill untuk pengeringan bahan baku material, bahan bakar batubara dan bahan baku untuk semen.

Konservasi Air dilakukan dengan pengolahan air limbah dengan teknologi Waste Water Treatment. Air limbah dari proses Pabrik dan Domestic direcycle hingga 95 persen dan dapat digunakan atau dikembalikan ke lingkungan. Upaya lain menghemat biaya produksi yang dilakukan yakni dengan penggunaan teknologi low rank coal dan menurunkan konsumsi daya listrik dengan penggunaan variabel speed drive. Alhasil, Semen Baturaja juga berhasil menekan emisi CO2 gang kini jauh lebih rendah dibanding nasional.

Tengok saja, pada 2010 dan 2015, emisi CO2 Semen Baturaja cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional. Pada tahun 2010 lebih tinggi 12 kg CO2 per ton dan pada tahun 2015 lebih tinggi 13 kg CO2 per ton. Pada Tahun 2020, 2021 dan 2022, SMBR berhasil menurunkan nilai emisinya dimana nilai lebih rendah dibandingkan nasional.

Hal ini merupakan dampak positif dari upaya-upaya yang telah dilakukan perseroan seperti manajemen prioritas plant melalui operasi Pabrik Baturaja Il yang efisien dan ramah lingkungan serta penurunan faktor klinker mencapai 69,4% pada tahun 2022 dan 66,0% pada semester I 2023.

Semen Baturaja juga sudah mengkonversi Semen dengan penggunaan klinker tinggi yang ramah lingkungan sebesar 13% dari produksi Semen khusus ini secara nasional. Saat ini proporsi penjualan semen nasional tipe khusus dengan kandungan faktor klinker tinggi, masih sekitar 25-30% sedangkan SMBR per Juni 2023 sebesar 13%.

Konversi pemakaian ke jenis semen yang lebih ramah lingkungan akan mengurangi emisi carbon potensi pengurangan emisi melalui konversi produk pada tahun 2030 mencapai 6,77  juta ton CO2 asumsi produksi semen Indonesia tahun 2030 sebesar 120 juta ton semen GRK SMBR dan nasional. Perseroan juga menyebutkan, banyak upaya lain yang dilakukan untuk mendukung NZE yakni dengan optimalisasi penggunaan limbah sebagai AFR, penerapan silvikultur di area publik, projek pembangkit listrik tenaga surya, transformasi industri 4.0, program IPCS dan lainnya.

Sementara Sekretaris Semen Baturaja, Hari Liandu menuturkan, produk semen rendah karbon atau semen PCC telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perseroan, yakni hampir 75% dari total penjualan hingga kuartal ke-3 tahun 2024,”Saat ini pendapatan perseroan mayoritas telah berasal dari produk semen rendah karbon,”ujarnya.

Disampaikannya, semen PCC memiliki bahan yang bernama clinker. Sehingga menggunakan energi yang lebih sedikit dan ini biasanya digunakan untuk produk-produk ritel. Di usia emasnya atau setengah abad, PT Semen Baturaja Tbk terus berinovasi dalam menjalankan bisnisnya dengan memperhatikan aspek lingkungan sebagai prinsip melaksanakan ESG. Berkat inovasi teknologi yang diterapkan dalam proses produksi yang semakin ramah lingkungan dan dukungan dukungan dari semua pihak, SMBR mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan semen terkemuka di Indonesia, terutama di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Selain itu, perseoan juga berhasil memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan pencapaian prestasi penghargaan seperti TOP CSR Awards 2024. Dimana SMBR berhasil meraih 2 kategori penghargaan yaitu TOP CSR Awards 2024 on #Star 4 dan TOP Leader On CSR Commitment yang diberikan kepada Direktur Utama SMBR Suherman Yahya.

 

Pemberdayaan Ekonomi

Adapun program berkelanjutan yang dijalankan oleh SMBR seperti Program Eco Café yaitu program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui salah satu mitra binaan Rumah BUMN Baturaja dengan konsep bayar kopi pakai sampah untuk mendukung pelestarian lingkungan. Lalu, ada Program Economic & Education Bee Farm yaitu mendayagunakan lahan kosong masyarakat untuk budidaya lebah madu trigona atau klanceng berbasis pendidikan dan ekonomi untuk menjadi nilai tambah bagi masyarakat.

Adapun program dekarbonasi melalui penggunaan Alternative Fuel & Raw (AFR) pada kegiatan produksi untuk mengurangi emisi karbon. Program-program ini menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan yang berdampak bagi lingkungan dan perusahaan. Sementara terkait target penurunan emisi karbon, Semen Baturaja menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 572,6 kg CO2/ton cementitious atau (CO2/t Cem). "Hingga kuartal III-2024, SMBR berhasil melakukan penurunan emisi sebesar 567,4 kg CO2/t Cem, melampaui target yang telah ditetapkan," kata Hari.

Sebagai informasi, pentingnya penggunaan material ramah lingkungan, khususnya Non Ordinary Portland Cement atau semen Non-OPC, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Plt. Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Dicki Rinaldi mengatakan, pemerintah sangat fokus dalam program percepatan pembangunan infrastruktur yang tak hanya menjadi stimulus bagi perekonomian nasional tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang lebih terkendali. “Kita harus memastikan pembangunan infrastruktur yang kita lakukan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kapasitas daya dukung lingkungan,” kata Dicki.

Dia menambahkan, penggunaan semen Non-OPC, yang memiliki keunggulan dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan, harus dioptimalkan dalam setiap proyek pembangunan di bawah Kementerian PUPR. Sementara itu, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo menjelaskan, semen Non-OPC memiliki banyak keunggulan, seperti emisi karbon yang lebih rendah dan meminimalisir penggunaan sumber daya alam.

Selain itu, semen Non-OPC juga berfokus pada kualitas dan keberlanjutan konstruksi, termasuk di antaranya kekuatan dan daya tahan. Semen Non-OPC juga telah digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, Jalan Tol Bali Mandara, Pelabuhan Patimban, dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Iswandi Imran menyampaikan, pengembangan semen ramah lingkungan Non-OPC di Indonesia sudah cukup baik. Saat ini telah terdapat beragam tipe semen ramah lingkungan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, seperti low heat, high durablity, high performance, dan high strength. “Standar dan regulasi semen ramah lingkungan di Indonesia juga sudah lengkap, baik dari sisi SNI materialnya, maupun juga SNI untuk desainnya. Ini sudah terakomodasi semua. Bahkan tadi juga disampaikan oleh bapak-bapak dan ibu dari PUPR, spesifikasinya pun sudah mengadopsi hal-hal tadi. Sehingga tinggal bagaimana kita secara konsisten menerapkannya di konstruksi yang kita tangani,” ujar Iswandi

 

 

BERITA TERKAIT

MIND ID Kembangkan Desa Wisata Edukatif

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingungan, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND IDE mengembangkan desa Ciderum, Kecamatan Caringin,…

Perkuat Kinerja dan Aset - Medco Energi Siap Bawa Medco Power Melantai

NERACA Jakarta – Kembangkan bisnis anak usaha, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali menyampaikan rencana membawa anak usahanya PT…

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

MIND ID Kembangkan Desa Wisata Edukatif

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingungan, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND IDE mengembangkan desa Ciderum, Kecamatan Caringin,…

Perkuat Kinerja dan Aset - Medco Energi Siap Bawa Medco Power Melantai

NERACA Jakarta – Kembangkan bisnis anak usaha, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali menyampaikan rencana membawa anak usahanya PT…

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…