NERACA
Jakarta – Hingga September 2024, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 2,03 triliun menjadi Rp 2,24 triliun. Sebaliknya laba bersih justru turun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Perseroan mengungkapkan, kenaikan pendapatan tersebut berimbas terhadap peningkatan laba bruto dari Rp 230,18 miliar menjadi Rp 233,37 miliar. Sedangkan laba usaha turun dari Rp 106,56 miliar menjadi Rp 88,15 miliar. Penurunan tersebut dipicu atas peningkatan beban penjualan hingga beban umum dan administrasi.
Perseroan juga mencatatkan penurunan laba periode berjalan dari Rp 103,98 miliar menjadi Rp 68,29 miliar. Penurunan juga dipicu atas peningkatan beban pajak yang lebih tinggi. Penurunan tersebut menjadikan total laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik merosot dari Rp 58,09 miliar menjadi Rp 34,24 miliar. Penurunan tersebut menjadikan total laba per saham melorot dari Rp 48 menjadi Rp 25 per saham.
Sebelumnya, direktur perseroan Ramajanto Tirtawisata membeli sebanyak 1 juta saham PANR dengan harga pelaksnaan Rp 505 per saham dari pasar pada 12 November. Pembelian tersebut menjadikan total saham PANR yang dikuasainya bertambah dari semula 6,76% menjadi 6,83%. Tujuan pembelian tersebut disebutkan untuk investasi. Berdasarkan data registrasi pemegang saham, PT Panorama Tirta Anugerah bertindak sebagai pengendali dengan kepemilikan 44,25% saham PANR. Sisanya dikuasai Satrijanto Tirtawisata sebanyak 7,81%, Budijanto Tirtawisata sebanyak 6,97%, Ramajanto Tirtawisata menguasai 6,83%, dan sisanya investor publik.
Sebagai informasi, tahun ini emiten di sektor pariwisata ini menargetkan pendapatan tumbuh sebesar 20% jika dibandingkan tahun 2023. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2023 Panorama dan entitas anak berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebanyak 87,25% dari Rp 1,5 triliun pada tahun 2022 naik ke Rp 2,8 triliun. Sedangkan untuk laba bersih yang sebelumnya di tahun 2022 sejumlah Rp 12,2 miliar melonjak 417% menjadi sebesar Rp 63,1 miliar di tahun 2023.
Angreta Chandra, Direktur PANR pernah bilang, akan ada sejumlah strategi yang akan dilakukan Panorama untuk menggapai target tersebut,"Yang pertama kita akan menormalisasi bisnis di semua pilar melalui pengembangan pasar dan inovasi produk. Yang kedua, penerapan operation untuk menjaga keberlanjutan. Yang ketiga, deleveraging melaluidivestasi aset ataupun portofolio yang tidak produktif dan yang terakhir menjalankan omnichannel model,"ujarnya.
Selain itu, untuk memenuhi target tahun 2024, Panorama telah mengikuti beragam pameran pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Panorama fokus pada dua pasar utama yaitu Inbound yang menangani wisman dan Travel & Leisure yang menangani market domestik. Pameran di luar negeri dilakukan untuk menggaet wisman yang ingin berlibur ke Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Manado – PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat realisasi penggunaan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp302 miliar hingga Oktober 2024…
NERACA Jakarta- Emiten produsen sepatu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) masih optimis tetap optimis menjalankan bisnisnya meski telah menutup pabrik…
NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan…
Manado – PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat realisasi penggunaan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp302 miliar hingga Oktober 2024…
NERACA Jakarta- Emiten produsen sepatu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) masih optimis tetap optimis menjalankan bisnisnya meski telah menutup pabrik…
NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan…