NERACA
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sebanyak 131 emisi dari 70 emiten senilai Rp125,88 triliun sepanjang tahun 2024. Secara total, saat ini jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 595 emisi dengan nilai outstanding senilai Rp473,19 triliun dan US$ 86,02 juta yang diterbitkan oleh 131 emiten. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kemudian, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 190 seri dengan nilai nominal Rp6.061,51 triliun dan US$ 502,10 juta. Selain itu, BEI juga mencatat sebanyak delapan Emisi Beragun Aset (EBA) di BEI dengan nilai Rp2,70 triliun. Sepekan kemarin, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat 35,53% menjadi senilai Rp13,45 triliun dibandingkan senilai Rp9,93 triliun pada pekan sebelumnya.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan meningkat sebesar 31,23% menjadi senilai 26,10 miliar lembar saham dari sebelumnya 19,89 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa meningkat sebesar 3,27% menjadi 1,14 juta kali transaksi, dari sebelumnya sebanyak 1,10 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, kapitalisasi pasar Bursa berubah sebesar 0,43% menjadi senilai Rp12.000 triliun, dari sebelumnya senilai Rp12.053 triliun pada pekan sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 1,13% menjadi berada pada level 7.114,26, dari sebelumnya 7.195,56 pada pekan lalu. Pergerakan investor asing mencatatkan nilai jual bersih senilai Rp1,89 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp21,56 triliun.
Sebagai informasi, IHSG pada perdagangan Jum’at (29/11) akhir pekan kemarin, ditutup melemah 85,89 poin atau 1,19% ke posisi 7.114,27. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 16,69 poin atau 1,91% ke posisi 856,78.“Dari sisi eksternal, bursa regional Asia cenderung melemah. Pasar tampaknya fokus mencerna rilis data ekonomi dari Jepang dan Korea Selatan," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 0,39%, diikuti oleh sektor infrastruktur sebesar 0,09%.
Sedangkan, sembilan sektor melemah yaitu sektor energi turun paling dalam minus 1,59%, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor industri yang masing- masing turun sebesar 1,09% dan 0,06%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DPUM, CITY, BTEK, FUTR dan PUDP. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni VISI, ADRO, TOSK, HADE dan KLAS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.123.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,95 miliar lembar saham senilai Rp13,65 triliun. Sebanyak 206 saham naik 416 saham menurun, dan 324 tidak bergerak nilainya.
Manado – PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat realisasi penggunaan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp302 miliar hingga Oktober 2024…
NERACA Jakarta- Emiten produsen sepatu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) masih optimis tetap optimis menjalankan bisnisnya meski telah menutup pabrik…
NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan…
Manado – PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat realisasi penggunaan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp302 miliar hingga Oktober 2024…
NERACA Jakarta- Emiten produsen sepatu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) masih optimis tetap optimis menjalankan bisnisnya meski telah menutup pabrik…
NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membukukan…