NERACA
Jakarta – Alumn iNew York University (NYU) asal Indonesia berperan penting dalam memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Alumni NYU adalah bagian dari jaringan global yang terdiri dari para profesional dan wirausahawan. Jaringan ini mencakup berbagai industri, sektor, dan bidang sehingga dengan keahlian yang dimiliki dapat mempromosikan perdagangan Indonesia di pasar global, khususnya AS.
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti mengatakan, “alumni NYU, khususnya yang berasal dari Indonesia memainkan peran penting untuk memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS. Alumni NYU adalah bagian dari jaringan global yang terdiri dari para profesional dan wirausahawan. Dengan keahlian, jaringan, dan bekal kepemimpinan yang dimiliki, mereka dapat mempromosikan perdagangan di Indonesia.”
Roro mengutarakan, alumni NYU asal Indonesia berhasil meniti karir sebagai pemimpin bisnis, pembuat kebijakan, diplomat, dan akademisi yang sukses. Dengan wawasan mendalam tentang pasar Indonesia dan lingkungan bisnis di AS, mereka berperan memfasilitasi perdagangan, investasi, dan menciptakan peluang yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
“Bagi perusahaan AS yang ingin memasuki pasar Indonesia, alumni NYU asal Indonesia merupakan penasihat dan penghubung yang sangat berharga. Dengan pemahaman mendalam mereka tentang budaya, regulasi, perilaku konsumen, dan tren industri di Indonesia, mereka dapat membantu perusahaan AS menavigasi kompleksitas berbisnissekaligus membangun kesuksesan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut,” papar Roro.
Menurut Roro, alumni NYU asal Indonesia juga berperan penting dalam membuka peluang bagi bisnis Indonesia di pasar AS.
Saat ini, pasar AS menawarkan potensi yang besar bagi perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang teknologi, keuangan, energi, hingga barang konsumsi. Dengan koneksi yang kuat di sektor swasta dan publik, alumniNYUasal Indonesiadapat memfasilitasi kemitraan, usaha patungan, dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan Indonesia di AS. Hal tersebut sekaligus memperkuat kemitraan ekonomi antara kedua negara.
Roro mengungkapkan, NYU bukan hanya salah satu lembaga akademis terkemuka di dunia, tetapi juga merupakan pusat ide, inovasi, dan kepemimpinan global. Alumni NYU asal Indonesia akan terus menjadi katalisator bagi pertumbuhan hubungan perdagangan Indonesia-AS yang berkelanjutan. Selain itu, juga menciptakan jalur baru untuk kolaborasi, inovasi, dan kemakmuran bagi Indonesia-AS.
“Saya meyakini, alumni NYU memiliki rasa tanggung jawab untuk memimpin dengan integritas, berinovasi dengan berani, dan menciptakan perubahan positif bagi dunia. Diantara banyak warisan NYU, salah satu yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk menyatukan individu dari berbagai latar belakang dan budaya. Dengan begitu, alumni NYU dapat menumbuhkan lingkungan kolaboratif yang mencakup berbagai industri dan benua,” ungkap Roro.
Roro juga menegaskan, visi optimistis pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada 2029. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, ekspor Indonesia harus tumbuh 7—10 persen.
Roro berujar, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memilik itiga fokus program untuk mencapai target tersebut. Ketiga program ini yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) ekspor.
Berdasarkan data Kemendag, AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Dengan surplus neraca peragangan sebesar USD1,52 miliar pada Oktober 2024, AS tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki perwakilan perdagangan di AS yang meliputi Atase Perdagangan di Washington DC dan Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) di Los Angeles dan Chicago.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bertemu dengan Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan di Washington, DC, Amerika Serikat (AS).
Pertemuan dilaksanakan untuk tukar-menukar pandangan terkini terkait hubungan bilateral dan eksplorasi potensi kerja sama antara Indonesia dan AS pada masa transisi Pemerintahan masing-masing, terutama pada sektor energi bersih, mineral penting, dan people to people contact, termasuk sektor pariwisata. Kedua pihak juga saling menyampaikan ucapan selamat untuk terpilihnya pemimpin kedua negara yang membawa potensi untuk mengembangkan berbagai kerja sama strategis.
Sebagaimana diketahui, dengan dijadikannya transisi energi bersih sebagai prioritas global, AS dan Indonesia memperkuat kerja sama dalam bidang energi bersih termasuk pada sektor unggul, seperti Geothermal.
Dalam kerja sama pada sektor mineral kritis, Indonesia berkepentingan untuk masuk ke dalam rantai pasok global dan mengembangkan akses pada pasar mineral kritis. Upaya tersebut diperkuat dengan sinkronisasi berbagai aspek lingkungan, tenaga kerja, dan tata kelola Pemerintahan pada program prioritas nasional.
NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba guna melindungi peternak lokal dari persaingan harga…
NERACA Bandung – Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) perlu memaksimalkan keanggotaannya dalam upaya melindungi pasar dalam negeri sekaligus…
NERACA Jakarta – Indonesia dan Kanada telah menandatangani Pernyataan Bersama Penyelesaian Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Penandatanganan…
NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba guna melindungi peternak lokal dari persaingan harga…
NERACA Bandung – Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) perlu memaksimalkan keanggotaannya dalam upaya melindungi pasar dalam negeri sekaligus…
NERACA Jakarta – Indonesia dan Kanada telah menandatangani Pernyataan Bersama Penyelesaian Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Penandatanganan…