ISEF dan Harapan Baru

Oleh: Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 yang berlangsung  sejak 30 Oktober  hingga  3 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) yang resmi  ditutup pada Minggu (3/11) kemarin menjadi ajang menarik untuk disimak. Dimana di event festival terbesar yang setiap tahun diselenggarakan itu menjadi sebuah ajang bagi promosi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, baik sektor riil maupun keuangan kepada masyarakat.

Menariknya lagi—setiap event ISEF itu menyuguhkan sesuatu yang baru tentang perkembangan ekonomi syariah di tanah air. Maka sangat wajar saja—apabila antusiasme dari para audiens yang  datang besar sekali di kegiatan tersebut. Bahkan dalam laporan Bank Indonesia saat penutupan acara itu menyebutan—jika selama ISEF berlangsung  mampu meraup transaksi bisnis Rp 1,85 trilyun. Sangat fantastis. Maka sangat wajar apabila event ISEF menjadikan sebuah event yang ditunggu–tunggu dan harapan baru bagi pengembangan ekonomi syariah.

Terlepas dari suksesnya ISEF 2024 ada sebuah catatan dan masukkan untuk pengembangan ekonomi syariah kedepan. Diantaranya terkait dengan pengembangan ekonomi syariah di daerah atau ditiap provinsi di Tanah Air-- dimana sangat diperlukan semarak event festival ekonomi syariah yang serupa seperti ISEF. Hal itu untuk menggedor rasa inferior para pelaku ekonomi syariah di daerah dan provinsi. Jujur, meski kebijakan pemerintah terhadap pengembangan ekonomi syariah sudah maju dibandingkan dengan sebelumnya. Namun market share ekonomi syariah atau perbankan syariah kenaikannya tak signifikan sama sekali.

Begitu juga dalam survai – survai yang ada selama ini tentang ekonomi syariah—masih banyak masyarakat sedikit yang paham untuk membedakan produk keuangan syariah dan konvensonal. Diversifikasi layanan keuangan syariah juga dirasakan belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat sehingga kehadiran dari lembaga keuangan syariah masih dianggap sama dengan keuangan konvensional. Problem pemahaman inilah yang seharusnya menjadikan konsen  edukasi dalam memperkenalkan ekonomi syariah.

Potret ini harusnya menjadi konsen bagi para pelaku ekonomi syariah dimana edukasi tentang ekonomi syariah itu harus inklusi dan tiada henti. Dan bukan sekedar moment – moment tertentu saja jelang Ramadhan atau Idul Adha tiap tahun. Begitu juga  edukasi ekonomi syariah tak bisa seperti “mungunyah cabe” yang dirasakan pedas—yang artinya beredukasi itu tak  harus identik dengan closing business dalam promosi. Tapi mengubah pola pikir masyarakat atau persepsi atas pilihan mengapa harus menggunakan layanan produk dan jasa keuangan syariah. Diakui proses edukasi semacam ini butuh proses dan waktu yang panjang karena terkait dengan transfer pengetahuan. Tapi apabila yang terjadi adalah edukasi selalu dipahami sebagai promosi dan closing penjualan, sampai kapanpun market selalu mengidentifikasikan produk syariah sama dengan konvensional yang ada selama ini. 

Apalagi ekonomi syariah itu mengajak masyarakat untuk meninggalkan praktek gharar, maisir, riba dan bathil. Maka diperlukan berbagai arah mata angin program komunikasi yang berkelanjutan agar mereka sadar, mengapa ekonomi syariah menjadi pilihan dan gaya hidup. Dan bukan sekedar promosi atau closing business yang instant belaka.

BERITA TERKAIT

Hari Oeang RI untuk Martabat Bangsa

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN,  Pemerhati Kebijakan Fiskal.   Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya pada peringatan Hari Oeang…

Ekonomi Syariah vs Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran strategis dalam upaya mencapai target pertumbuhan, mendukung…

Kajian Kritis: Dampak Retreat KMP

  Oleh: Achmad Nur Hidayat, MPP Ekonom UPN Veteran Jakarta   Retreat Kabinet Merah Putih (KMP) yang dilaksanakan di Akademi…

BERITA LAINNYA DI

ISEF dan Harapan Baru

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 yang berlangsung  sejak 30 Oktober  hingga  3 November…

Hari Oeang RI untuk Martabat Bangsa

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN,  Pemerhati Kebijakan Fiskal.   Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya pada peringatan Hari Oeang…

Ekonomi Syariah vs Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran strategis dalam upaya mencapai target pertumbuhan, mendukung…