BOLT Targetkan Pendapatan Tumbuh 9%

NERACA

Jakarta – Tahun ini, emiten produsen baut dan mur PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menargetkan pendapatan tumbuh pada kisaran 6-9% dibanding tahun 2023 (year on year/YoY). Manajemen optimistis target tersebut bisa dicapai meski industri otomotif tengah mengalami tantangan. “Target tersebut mempertimbangkan kinerja ekspor yang kuat, rantai pasokan kendaraan listrik (EV) yang berkembang, dan kemunculan Indonesia sebagai pusat manufaktur otomotif yang pesat,”kata Direktur PT Garuda Metalindo Tbk, Anthony Wijaya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, paruh pertama tahun 2024 telah menjadi periode yang kuat bagi BOLT, dengan perusahaan mengungguli penurunan penjualan otomotif dan menunjukkan ekspansi pasar yang signifikan. Ditambahkannya, BOLT secara strategis diposisikan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka menengah hingga jangka Panjang.

Salah satu peluang datang dari tren produsen mobil global mendirikan pusat investasi regional ASEAN di Indonesia. Tren ini didorong oleh insentif pajak yang menguntungkan. Peluang ini sangat signifikan karena pemerintah menerapkan persyaratan konten lokal minimum (TKDN), mendorong penggunaan komponen yang diproduksi dalam negeri.

Pengalaman BOLT di dalam manufaktur pengencang (fastener) telah lebih dari 40 tahun. Dengan pengalaman itu, BOLT telah menjadi pemasok komponen otomotif yang diakui secara global dan siap untuk menyediakan suku cadang lokal yang penting. Dengan pengalaman yang mumpuni, BOLT sangat siap memasuki pasar internasional dan mendiversifikasi jangkauan domestiknya di berbagai industri.

Manajemen melirik peluang menjadi pemasok komponen dan fastener untuk sektor furnitur dan infrastruktur.“Diversifikasi strategis ini tidak hanya memperkuat posisi pasar BOLT tetapi juga meningkatkan ketahanannya terhadap fluktuasi spesifik industry,” terang Anthony Wijaya.

Pada semester pertama 2024,  Garuda Metalindo membukukan pendapatan sebesar Rp 337,9 miliar. Meski mengalami penurunan 7,5% dibanding periode sama tahun 2023, namun nilai penjualan ini masih tetap melampui kinerja industri. Penurunan penjualan merupakan dampak musiman dari libur lebaran yang berakibat periode produksi menjadi lebih pendek. Pada sisi lain, penurunan juga terjadi karena penurunan yang lebih luas di sektor otomotif.

Secara khusus, produksi kendaraan roda empat menurun sebesar 9,46% QoQ. Pendapatan segmen suku cadang mobil (autoparts) ikut turun dengan margin yang lebih kecil sebesar 6,1% QoQ. Meski demikian, fakta penurunan ini menunjukkan perluasan pangsa pasar. Secara bersamaan, pendapatan dari segmen suku cadang motor (motorcycle parts) menurun sebesar 10,4%, yang jauh lebih baik dibandingkan penurunan produksi kendaraan roda dua industri sebesar 15.5%  QoQ.

 

BERITA TERKAIT

Blue Bird Catat 13 Ribu Barang Tertinggal Kembali Ke Pelanggan

Menjaga pertumbuhan bisnisnya, selain melakukan inovasi yaitu menjaga kualitas layanan kepada konsumen. Langkah inilah yang terus dilakukan PT Bue Bird…

Investasikan Dana Rp70 Miliar - SCNP Relokasi Pabrik Baru di Cikande Banten

Mengantongi dana segar pasca melepas saham anak usaha PT Selaras Donlim Indonesia (SDI) kepada Xinbao Electrical Appliances Holding Co Ltd…

Pemangkasan Suku Bunga - Kinerja Obligasi Diproyeksikan Bakal Moncer

NERACA  Jakarta – Tren pasar obligasi kedepan akan terus tumbuh seiring berbagai sentimen positif dan salah satunya proyeksi Bank Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Blue Bird Catat 13 Ribu Barang Tertinggal Kembali Ke Pelanggan

Menjaga pertumbuhan bisnisnya, selain melakukan inovasi yaitu menjaga kualitas layanan kepada konsumen. Langkah inilah yang terus dilakukan PT Bue Bird…

Investasikan Dana Rp70 Miliar - SCNP Relokasi Pabrik Baru di Cikande Banten

Mengantongi dana segar pasca melepas saham anak usaha PT Selaras Donlim Indonesia (SDI) kepada Xinbao Electrical Appliances Holding Co Ltd…

Pemangkasan Suku Bunga - Kinerja Obligasi Diproyeksikan Bakal Moncer

NERACA  Jakarta – Tren pasar obligasi kedepan akan terus tumbuh seiring berbagai sentimen positif dan salah satunya proyeksi Bank Indonesia…