Merdeka Sampah Plastik Untuk Bisnis Migas Berkelanjutan

Industri migas rentan terhadap pencemaran lingkungan, baik di darat, laut maupun udara serta penggunaan lahan (konversi) untuk kegiatan migas. Maka tak heran, industri minyak dan gas (migas) di Indonesia sendiri terus disorot untuk segera beralih dari fossil fuel semata menuju bisnis yang lebih bersih dan hijau, sesuai dengan target pemerintah mencapai emisi nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Oleh karena itu, praktek bisnis berkelanjutan dengan menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) menjadi keniscayaan untuk menekan risiko bisnis. Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, penerapan ESG pada sektor migas memang perlu lebih digencarkan karena ekplorasi pasca tambang migas rentan dengan kerusakan lingkungan.

Disampaikannya, penerapan ESG pada dasarnya tidak hanya untuk kepentingan investor saja, tetapi juga para pemangku kepentingan, pegiat komunitas, dan para perancang kebijakan. Dimana penerapan prinsip ESG sendiri akan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, perancang kebijakan dan masyarakat. Apalagi, konsep investasi hijau dan berkelanjutan dengan menerapkan ESG tidak hanya untuk mengejar keuntungan semata, melainkan juga memperhatikan segi kebermanfaatan perusahaan bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. "Ini yang dapat membuat nilai perusahaan naik secara signifikan dalam jangka panjang," tandasnya.

Ditambahkan Mamat, salah satu manfaat sosial yang dapat diambil jika ESG diterapkan di antaranya bagaimana perusahaan menjaga hubungan  dengan komunitas dan masyarakat setempat. Menurutnya, jika hubungan ini sudah di implementasikan, maka dapat mengangkat perekonomian sekitar dengan memerhatikan kesehatan hingga pendidikan. Bahkan dapat meningkatkan performa finansial perusahaan. “Sisi lingkungan, ESG turut membahas mengenai penggunaan energi sebuah perusahaan, limbah, polusi, konservasi sumber daya alam, dan perilaku terhadap flora dan fauna,”ujarnya.

Dengan menempatkan kriteria lingkungan dalam manajemen risiko perusahaan, tentunya akan meminimalisir risiko pasca penambangan. Mamit menilai, dengan kondisi lingkungan yang baik dan mendukung, maka sebuah perusahaan pun akan mendapatkan keberlanjutan dalam operasi bisnisnya. Namun dengan catatan, manfaat tersebut bisa diperoleh jika tata kelola juga terus digencarkan, karena sebuah perusahaan sangat tergantung dengan aktivitas manajemen dan pemilik perusahaan.

Berangkat dari hal tersebut, PT Elnusa Tbk (ELSA) dalam menjalankan bisnisnya sangat fokus memperhatikan praktek ESG. Sejatinya dalam menjalankan bisnis harus harmonis dengan alam untuk mewariskan lingkungan lebih baik bagi anak cucu kedepan. Di usianya ke-55, PT Elnusa Tbk terus melakukan inovasi dan mengasah kemampuan dalam beradaptasi (resiliensi) untuk menjaga keberlangsungan bisnis di era disrupsi, termasuk menjaga lingkungan.

Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja menekankan pentingnya aspek berkelanjutan. Pihaknya menyadari hal itu dan berusaha mengakselerasi program-program kepedulian lingkungan, sosial dan masyarakat untuk menjamin keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang."Telah cukup banyak juga program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang kami inisiasikan dalam beberapa tahun terakhir, baik di lingkungan holding maupun anak perusahaan" ujar Bachtiar.

 

Wujudkan Ekonomi Sirkular

Salah satu kegiatan Elnusa untuk kontribusi menjaga bumi dan dekarbonisasi adalah mengelola sampah plastik menjadi nilai ekonomi. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya 35,67% atau 11,3 juta ton sampah tidak terkelola.

Pengelolaan limbah sampah plastik menjadi kegiatan Elnusa yang berkolaborasi dengan masyarakat. Disamping itu, Elnusa bekerja sama dengan Plasticpay meluncurkan Program Ekonomi Sirkular dengan menyediakan fasilitas pengelolaan sampah plastik berupa Reverse Vending Machine (RVM) dan Dropbox. Sampah Plastik yang terkumpul melalui RVM dan Dropbox Elnusa akan didaurulang oleh Plasticpay menjadi Bahan Baku Ramah Lingkungan.

Sebanyak 14.491 pcs botol sampah plastik atau setara dengan 270,98 kg yang berhasil terkumpul sejak Agustus 2023 hingga Februari 2024 di area Graha Elnusa. Dari sejumlah botol sampah yang terkumpul tersebut menghasilkan 4 roll kain felt yang dikreasikan menjadi produk kreatif oleh Sahabat Istimewa dari Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Nusantara Depok.

Tahapan yang dilakukan dalam program ini meliputi pemberian edukasi dan training yang diawali dengan pengenalan bahan dan peralatan jahit, membuat pola, serta pengoperasian mesin jahit, hingga pada akhirnya menghasilkan karya unggulan. Adapun dari karya kreatif tersebut menghasilkan sebanyak 500 produk diantaranya Pouch, Laptop Case dan Tote Bag. Produk-produk tersebut akan dijadikan sebagai Hampers Korporat. Setelah peluncuran dilanjutkan dengan kegiatan yang merangsang motorik kasar dan halus oleh Sahabat Istimewa Elnusa.

Kata Bachtiar, program ini merupakan bagian dari proses panjang kegiatan CSR Elnusa, mulai dari program “Merdeka Sampah Plastik” yang berkolaborasi dengan gerakan sosial berbasis platform digital “Plasticpay”, lalu dilanjutkan dengan proses pelatihan keterampilan di YPLB Nusantara Depok, hingga akhirnya menghasilkan produk-produk ramah lingkungan, ”Saya percaya bahwa Elnusa memiliki peluang besar, untuk mendukung program-program keberlanjutan melalui peran aktif semua Perwira Elnusa. Kami berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat,”ujarnya.

Kegiatan yang sudah dilakukan ELSA bukan hanya mengelola sampah plastik. Elnusa juga melakukan aksi bersih pantai saat memperingati hari lingkungan hidup, hari laut sedunia, dan bulan cinta laut 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Eretan Wetan, Kecamatan Kandang Haur, Indramayu, Jawa Barat.

Elnusa bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu dan berbagai stakeholder setempat. Kemudian ada penanaman 5.000 pohon mangrove di beberapa pantai, antara lain, Pantai Plentong, Pantai Panjiwa, Pantai Samboja, dan Pantai Tambak Raya. Langkah demikian merupakan bagian dari usaha mendukung ketahanan lingkungan yang berkelanjutan.

 

BERITA TERKAIT

Blue Bird Catat 13 Ribu Barang Tertinggal Kembali Ke Pelanggan

Menjaga pertumbuhan bisnisnya, selain melakukan inovasi yaitu menjaga kualitas layanan kepada konsumen. Langkah inilah yang terus dilakukan PT Bue Bird…

Investasikan Dana Rp70 Miliar - SCNP Relokasi Pabrik Baru di Cikande Banten

Mengantongi dana segar pasca melepas saham anak usaha PT Selaras Donlim Indonesia (SDI) kepada Xinbao Electrical Appliances Holding Co Ltd…

Pemangkasan Suku Bunga - Kinerja Obligasi Diproyeksikan Bakal Moncer

NERACA  Jakarta – Tren pasar obligasi kedepan akan terus tumbuh seiring berbagai sentimen positif dan salah satunya proyeksi Bank Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Blue Bird Catat 13 Ribu Barang Tertinggal Kembali Ke Pelanggan

Menjaga pertumbuhan bisnisnya, selain melakukan inovasi yaitu menjaga kualitas layanan kepada konsumen. Langkah inilah yang terus dilakukan PT Bue Bird…

Investasikan Dana Rp70 Miliar - SCNP Relokasi Pabrik Baru di Cikande Banten

Mengantongi dana segar pasca melepas saham anak usaha PT Selaras Donlim Indonesia (SDI) kepada Xinbao Electrical Appliances Holding Co Ltd…

Pemangkasan Suku Bunga - Kinerja Obligasi Diproyeksikan Bakal Moncer

NERACA  Jakarta – Tren pasar obligasi kedepan akan terus tumbuh seiring berbagai sentimen positif dan salah satunya proyeksi Bank Indonesia…