Merefleksikan Kebijakan WFH ASN DKI

 

Oleh: Achmad Nur Hidayat

Ekonom UPN Veteran Jakarta

 

Polusi udara di DKI Jakarta sudah menjadi sorotan utama yang mempengaruhi kesejahteraan warga. Penerapan kebijakan WFH bagi 50% ASN DKI dengan tujuan mengurangi polusi patut diapresiasi. Namun, dengan data bahwa sektor transportasi hanya berkontribusi 40% pada total polusi, pertanyaannya adalah seberapa efektifkah kebijakan ini?

Kebijakan WFH, meskipun memiliki niat baik, belum memberikan dampak signifikan dalam mengurangi polusi udara. Mengandalkan sektor transportasi saja tidak akan cukup. Memang, pengurangan lalu lintas dapat mengurangi polusi, namun tanpa adanya kedisiplinan yang tinggi dan pendekatan yang lebih menyeluruh, hasil yang diharapkan sulit dicapai.

Beberapa kota di dunia telah sukses mengatasi masalah polusi udara dengan berbagai strategi:

- Seoul, Korea Selatan: Peningkatan kualitas dan frekuensi transportasi publik mengurangi kepadatan lalu lintas.

- Mexico City: Penerapan jam kerja bergelombang mengurangi kemacetan.

-London: Kampanye edukasi dan promosi transportasi publik meningkatkan jumlah pengguna layanan tersebut.

- Copenhagen & Belanda: Pengembangan infrastruktur sepeda dan pejalan kaki yang komprehensif.

Nah, Rekomendasi untuk DKI Jakarta:

Pertama, Peningkatan Kualitas Transportasi Publik: Tidak hanya frekuensi, tapi juga kenyamanan dan aksesibilitas.

Kedua, Jam Kerja Bergelombang: Diversifikasi jam masuk kerja untuk menghindari kemacetan di jam sibuk.

Ketiga, Edukasi dan Promosi Transportasi Publik: Kampanye besar-besaran untuk meningkatkan kesadaran publik.

Keempat, Infrastruktur Ramah Pejalan Kaki dan Sepeda: Memperluas trotoar dan menyediakan jalur sepeda khusus.

Kelima, Subsidi Transportasi Publik: Model Singapura bisa menjadi contoh, memberikan subsidi untuk meringankan beban komuter.

Pemerintah DKI Jakarta harus mempertimbangkan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengatasi polusi udara, bukan hanya melalui kebijakan WFH semata. Melalui kombinasi strategi dan adaptasi dari model kota-kota sukses lainnya, kita dapat menciptakan Jakarta yang lebih sehat dan berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

Pelantikan dan Pembekalan

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi Dosen Pascasarjana  Universitas Muhammadiyah Solo   Tahap akhir pilkada serentak adalah pelantikan dan…

Pemotongan Anggaran dan Risiko Pertumbuhan Ekonomi

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemerintah baru mengumumkan kebijakan  pemotongan anggaran kementerian dan lembaga (K/L)…

Dominasi Merek China, Kemana Industri Lokal EV?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta   Industri otomotif global sedang mengalami perubahan besar dalam beberapa…

BERITA LAINNYA DI

Pelantikan dan Pembekalan

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro,  MSi Dosen Pascasarjana  Universitas Muhammadiyah Solo   Tahap akhir pilkada serentak adalah pelantikan dan…

Pemotongan Anggaran dan Risiko Pertumbuhan Ekonomi

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemerintah baru mengumumkan kebijakan  pemotongan anggaran kementerian dan lembaga (K/L)…

Dominasi Merek China, Kemana Industri Lokal EV?

    Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta   Industri otomotif global sedang mengalami perubahan besar dalam beberapa…