Ekspor AC Hingga 10 Juta Unit per Tahun Teru Dipacu

Ekspor AC Hingga 10 Juta Unit per Tahun Teru Dipacu
Bekasi – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan ekspor produk air conditioner (AC) hingga 10 juta unit per tahun, di tengah tingginya kebutuhan AC secara global. Hal ini disampaikan dalam pra-pembukaan pabrik AC terbaru PT LG Electronics Indonesia (LG), di Cibitung, Bekasi Jawa Barat.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza mengatakan, sejauh ini industri AC dalam negeri telah melakukan ekspor ke berbagai negara, seperti ke Timur Tengah, Fiji, Papua Nugini, dan beberapa negara Asean. 
“Pemerintah ingin ekspor AC ini ditingkatkan hingga 10 juta unit setiap tahun. Kebutuhan AC dunia itu mencapai 2 miliar unit. Kalau kita ekspor 10 juta ini belum apa-apa dibandingkan kebutuhan AC seluruh dunia,” ungkap Riza.
Faisol menegaskan, Kementerian Perindustrian turut memacu LG dapat mendukung program peningkatan ekspor produk elektronika Indonesia ke pasar dunia. “Kami yakin LG akan menjadi perusahaan yang tangguh untuk bersaing di pasar global," tambah Riza.
Selain meningkatkan kapasitas ekspor, Riza juga menyampaikan, ketergantungan terhadap impor komponen masih menjadi tantangan bagi industri AC di Indonesia. Oleh karenanya, perlu memperkuat industri komponen AC dalam negeri agar pasokan bagi industri hilir tidak lagi bergantung pada impor.
“Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong PT LG Electronics Indonesia agar memproduksi secara lokal berbagai komponen utama, termasuk kompresor, guna memperkuat kemandirian dan rantai pasok nasional,” tutur Riza.
Riza juga menyatakan, pemerintah secara umum akan terus mendorong pengggunaan produk dalam negeri sebagai bagian dari semangat kemandirian industri nasional. Sebab, penggunaan produksi lokal telah menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kami berharap, kehadiran pabrik ini dapat mendorong pertumbuhan industri elektronika di Indonesia, yang dapat memperkuat daya saing nasional, serta mengakselerasi perkembangan industri elektronika secara menyeluruh,” harap Riza.
Salah satu produk elektronika dengan nilai impor yang cukup tinggi adalah AC rumah tangga. Pada tahun 2024, produk ini mencatatkan impor sebesar USD420,46 juta. Meski mengalami penurunan 9 persen dari tahun sebelumnya, nilai impor tersebut masih tetap signifikan.
 
“Karena itu, semoga kehadiran pabrik AC baru PT LG Electronics Indonesia dapat menekan ketergantungan terhadap impor, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sekaligus juga meningkatkan pasar ekspor,” kata Riza.
Lebih lanjut, penggunaan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh putra putri bangsa Indonesia merupakan semangat yang dibawa oleh Presiden Prabowo Subianto. Peluang bagi produk dalam negeri untuk bisa menguasai pasar domestik juga terbuka lebar dengan demand yang besar. Produk penyejuk udara (AC) misalnya, menunjukkan tren permintaan yang positif hingga mencapai 5 juta unit/tahun pada tahun 2023.
Kemenperin terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para produsen yang telah berinvestasi di Indonesia. Langkah strategis ini misalnya diwujudkan dalam mengembangkan industri elektronika di tanah air agar bisa lebih berdaya saing melalui penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 tahun 2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Produk Elektronik.
Sementara itu, President of LG Electronics Indonesia, Ha Sang-chul menyatakan, pihaknya kembali mewujudkan komitmen pada peningkatan operasionalnya di Indonesia. Genap berusia 35 tahun di Indonesia pada 2025 ini, perusahaan elektronik asal Korea Selatan tersebut mengumumkan kesiapannya dalam mengoperasikan pabrik penyejuk udara (air conditioner – AC) di Indonesia. Bakal menjadi perluasan fasilitas produksi AC-nya di dalam negeri, pabrik ini dijadwalkan bakal siap beroperasi penuh pada akhir tahun ini.
“Ini merupakan sebuah investasi strategis yang mengukuhkan langkah evolusi perusahaan dalam penciptaan lapangan pekerjaan sekaligus menjadi yang terdepan dalam proses manufaktur di dalam negeri,” ujar Ha Sang-chul.
Pabrik AC LG ini akan berlokasi di Cibitung, Bekasi. Menempati area 32,000 meter persegi, dikatakan Ha Sang-chul, keberadaannya akan menjadi pusat produksi bagi AC untuk hunian maupun bagi kebutuhan bangunan komersial.
Sehingga dengan total nilai investasi awal senilai USD22 juta (Rp374 Miliar), pabrik baru ini akan memiliki kapasitas produksi awal sekitar 1,8 juta unit AC pada tahun pertamanya. Dalam rencananya, LG bakal meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.
“Kami akan menerapkan standar kualitas Korea yang sama, yang diterapkan LG bagi seluruh fasilitas produksinya di dunia. Salah satunya dilakukan dengan menerapkan pengawasan kualitas yang ketat pada setiap tahapan produksi untuk memastikan performa maksimal, efisiensi energi, dan daya tahan yang andal,” pungkas Ha Sang-chul.

NERACA

Bekasi – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong peningkatan ekspor produk air conditioner (AC) hingga 10 juta unit per tahun, di tengah tingginya kebutuhan AC secara global. Hal ini disampaikan dalam pra-pembukaan pabrik AC terbaru PT LG Electronics Indonesia (LG), di Cibitung, Bekasi Jawa Barat.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza mengatakan, sejauh ini industri AC dalam negeri telah melakukan ekspor ke berbagai negara, seperti ke Timur Tengah, Fiji, Papua Nugini, dan beberapa negara Asean. 

“Pemerintah ingin ekspor AC ini ditingkatkan hingga 10 juta unit setiap tahun. Kebutuhan AC dunia itu mencapai 2 miliar unit. Kalau kita ekspor 10 juta ini belum apa-apa dibandingkan kebutuhan AC seluruh dunia,” ungkap Riza.

Faisol menegaskan, Kementerian Perindustrian turut memacu LG dapat mendukung program peningkatan ekspor produk elektronika Indonesia ke pasar dunia. “Kami yakin LG akan menjadi perusahaan yang tangguh untuk bersaing di pasar global," tambah Riza.

Selain meningkatkan kapasitas ekspor, Riza juga menyampaikan, ketergantungan terhadap impor komponen masih menjadi tantangan bagi industri AC di Indonesia. Oleh karenanya, perlu memperkuat industri komponen AC dalam negeri agar pasokan bagi industri hilir tidak lagi bergantung pada impor.

“Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong PT LG Electronics Indonesia agar memproduksi secara lokal berbagai komponen utama, termasuk kompresor, guna memperkuat kemandirian dan rantai pasok nasional,” tutur Riza.

Riza juga menyatakan, pemerintah secara umum akan terus mendorong pengggunaan produk dalam negeri sebagai bagian dari semangat kemandirian industri nasional. Sebab, penggunaan produksi lokal telah menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Kami berharap, kehadiran pabrik ini dapat mendorong pertumbuhan industri elektronika di Indonesia, yang dapat memperkuat daya saing nasional, serta mengakselerasi perkembangan industri elektronika secara menyeluruh,” harap Riza.

Salah satu produk elektronika dengan nilai impor yang cukup tinggi adalah AC rumah tangga. Pada tahun 2024, produk ini mencatatkan impor sebesar USD420,46 juta. Meski mengalami penurunan 9 persen dari tahun sebelumnya, nilai impor tersebut masih tetap signifikan.

 

“Karena itu, semoga kehadiran pabrik AC baru PT LG Electronics Indonesia dapat menekan ketergantungan terhadap impor, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sekaligus juga meningkatkan pasar ekspor,” kata Riza.

Lebih lanjut, penggunaan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh putra putri bangsa Indonesia merupakan semangat yang dibawa oleh Presiden Prabowo Subianto. Peluang bagi produk dalam negeri untuk bisa menguasai pasar domestik juga terbuka lebar dengan demand yang besar. Produk penyejuk udara (AC) misalnya, menunjukkan tren permintaan yang positif hingga mencapai 5 juta unit/tahun pada tahun 2023.

Kemenperin terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para produsen yang telah berinvestasi di Indonesia. Langkah strategis ini misalnya diwujudkan dalam mengembangkan industri elektronika di tanah air agar bisa lebih berdaya saing melalui penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 tahun 2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Produk Elektronik.

Sementara itu, President of LG Electronics Indonesia, Ha Sang-chul menyatakan, pihaknya kembali mewujudkan komitmen pada peningkatan operasionalnya di Indonesia. Genap berusia 35 tahun di Indonesia pada 2025 ini, perusahaan elektronik asal Korea Selatan tersebut mengumumkan kesiapannya dalam mengoperasikan pabrik penyejuk udara (air conditioner – AC) di Indonesia. Bakal menjadi perluasan fasilitas produksi AC-nya di dalam negeri, pabrik ini dijadwalkan bakal siap beroperasi penuh pada akhir tahun ini.

“Ini merupakan sebuah investasi strategis yang mengukuhkan langkah evolusi perusahaan dalam penciptaan lapangan pekerjaan sekaligus menjadi yang terdepan dalam proses manufaktur di dalam negeri,” ujar Ha Sang-chul.

Pabrik AC LG ini akan berlokasi di Cibitung, Bekasi. Menempati area 32,000 meter persegi, dikatakan Ha Sang-chul, keberadaannya akan menjadi pusat produksi bagi AC untuk hunian maupun bagi kebutuhan bangunan komersial.

Sehingga dengan total nilai investasi awal senilai USD22 juta (Rp374 Miliar), pabrik baru ini akan memiliki kapasitas produksi awal sekitar 1,8 juta unit AC pada tahun pertamanya. Dalam rencananya, LG bakal meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat pada tahun-tahun berikutnya.

“Kami akan menerapkan standar kualitas Korea yang sama, yang diterapkan LG bagi seluruh fasilitas produksinya di dunia. Salah satunya dilakukan dengan menerapkan pengawasan kualitas yang ketat pada setiap tahapan produksi untuk memastikan performa maksimal, efisiensi energi, dan daya tahan yang andal,” pungkas Ha Sang-chul.

 

BERITA TERKAIT

Naiknya Harga Kelapa Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Naiknya Harga Kelapa Tingkatkan Kesejahteraan Petani  Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini para petani kelapa…

Generasi Muda Diajak Berperan Hadapi Tantangan Global di Sektor Energi

Generasi Muda Berperan Hadapi Tantangan Global di Sektor Energi Jakarta – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Komjen Pol. (Purn.) Mochamad…

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Kerja Sama di Bidang Sumber Daya Mineral

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Kerja Sama di Bidang Sumber Daya Mineral Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat…

BERITA LAINNYA DI Industri

Naiknya Harga Kelapa Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Naiknya Harga Kelapa Tingkatkan Kesejahteraan Petani  Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa saat ini para petani kelapa…

Generasi Muda Diajak Berperan Hadapi Tantangan Global di Sektor Energi

Generasi Muda Berperan Hadapi Tantangan Global di Sektor Energi Jakarta – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Komjen Pol. (Purn.) Mochamad…

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Kerja Sama di Bidang Sumber Daya Mineral

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Kerja Sama di Bidang Sumber Daya Mineral Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat…