Dibalik potensi industri tambang yang mendukung perekonomian negara secara signifikan masih menghadapkan tantangan soal limbah yang belum ditangani serius. Bila ini tidak ditangani, Indonesia dapat menghadapi risiko yang lebih besar. Pasalnya, ada banyak sekali daerah di Indonesia yang menjadi daerah tambang. Beragam jenis mineral pun ada di Indonesia, mulai dari timah, tembaga, nikel, bahkan emas sekalipun ada. Tambang yang aktif beroperasi pun masih banyak jumlahnya.
Oleh karena itu, praktek bisnis berkelanjutan dengan menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) menjadi keniscayaan untuk menekan risiko bisnis. Memahami bahwa aktivitas operasional pertambangan harus mampu memberikan dampak yang signifikan dalam pembangunan masa depan, namun tetap menjaga keberlangsungan lingkungan menjadi komitmen BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID).
Hingga 2024, Grup MIND ID yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Freeport Indonesia, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk secara total telah melakukan reklamasi tambang seluas lebih dari 7.200 ha. Kemudian disebutkan, akumulasi penanaman pohon mencapai lebih dari 6 juta pohon dan telah membantu penyerapan emisi karbon di setiap wilayah operasional dan kawasan kelolaan Grup MIND ID.
Sebagian lahan reklamasi dioptimalkan nilai manfaatnya sebagai area fasilitas publik seperti fasilitas pembibitan, area wisata penginapan, hingga taman rekreasi masyarakat, dan edukasi sejarah bagi generasi muda. Teranyar, MIND IDE meresmikan pembangunan Klawas Waterpark Tahap II milik Bukit Asam yang merupakan lahan bekas tambang.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan bahwa perbaikan lingkungan pasca operasional tambang merupakan kewajiban bagi seluruh pelaku industri tambang di Indonesia. Sebagai perpanjangan tangan negara yang proaktif mendukung Asta Cita Pemerintah Presiden Prabowo Subianto, Grup MIND ID konsisten menggerakkan program perbaikan lingkungan pasca tambang dengan dibarengi serangkaian program inovatif.
Wariskan Peradaban
Program yang dihadirkan memberi nilai dari sisi budaya, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat, sehingga mampu menghadirkan lingkungan hidup layak bagi generasi masa depan."Kami sadar bahwa kami tidak selamanya menambang. Akan ada masa di mana area tambang ini kembali dimanfaatkan masyarakat. Oleh karena itu, kami ingin meninggalkan warisan peradaban, pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan, dan lingkungan yang layak bagi masyarakat," pungkasnya.
Adapun, Klawas Waterpark didirikan di lahan bekas stockpile batu bara seluas 3.200 meter persegi. Taman Air ini menjadi destinasi wisata unggulan baru bagi masyarakat Tanjung Enim dan sekitarnya. Sejak dibuka pada 2023, taman air ini telah menarik minat yang luar biasa. Sepanjang tahun 2024, lebih dari 58 ribu pengunjung dan menjadi pusat bagi terciptanya lapangan kerja dan kesempatan bisnis bagi UMK.
Klawas Waterpark juga melengkapi ekosistem fasilitas publik yang dimiliki oleh Bukit Asam di samping Museum Batu Bara, Taman Sriwijaya, Mini Zoo & Jogging Track Tanjung Enim, Plaza Saringan, Botanical Garden, dan Berangau Park.
Maroef menekankan program yang dijalankan selalu mengutamakan agar terbukanya kesempatan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Tidak hanya lapangan kerja yang langsung terkait dengan operasional program perbaikan pasca tambang, tetapi juga kesempatan usaha yang terbuka seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di sekitar area publik kelolaan Grup MIND ID."Tentu nilai manfaat ini yang terus kami upayakan peningkatannya. Dan kami harap dapat memberikan dampak yang benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur di tahun 2022 mencatat 149 lubang dengan luas 256 ribu hektar yang dihasilkan dari 25 konsesi perusahaan tambang. Terhitung sejak 2011 hingga 2021, Jatam juga mencatat lubang bekas lahan tambang di Kalimantan Timur telah menelan korban jiwa sebanyak 40 kali.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten juga menyebutkan, dampak lain dari bekas lahan tambang banyak sekali hutan yang dibabat habis. Padahal hutan berperan besar dalam memproduksi oksigen sekaligus menyerap zat karbon dalam jumlah besar di bumi. Jika hutan yang paling besar berjasa dalam proses pengurangan emisi karbon banyak dihilangkan, maka upaya lain harus dilakukan demi keberlangsungan hidup manusia di masa depan. Salah satunya dengan mengupayakan lebih banyak pemanfaatan lahan tambang.
Pengamat menilai masalah lingkungan di kawasan tambang, baik nikel maupun lainnya masih menjadi pekerjaan rumah di dalam negeri.“Kita belum punya rekam jejak penambangan berkelanjutan. Ditambah lagi aspek penegakan hukum kita lemah terkait dengan lingkungan,” kata Novita Indri, juru kampanye Trend Asia.
Tren peningkatan penyakit stroke di Indonesia seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Namun tahukah…
Pemenuhan kebutuhan Al-Qur’an di Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan. Pasalnya berdasarkan data dari Kementerian Agama, setiap tahunnya terdapat kebutuhan hingga…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibilty (CSR),PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) bekerja sama dengan Badan Amil…
Dibalik potensi industri tambang yang mendukung perekonomian negara secara signifikan masih menghadapkan tantangan soal limbah yang belum ditangani serius. Bila…
Tren peningkatan penyakit stroke di Indonesia seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Namun tahukah…
Pemenuhan kebutuhan Al-Qur’an di Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan. Pasalnya berdasarkan data dari Kementerian Agama, setiap tahunnya terdapat kebutuhan hingga…