Pemkab Lebak: Produksi Palawija Januari-Maret 2025 Capai 2.167 Ton

NERACA

Lebak, Banten - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mencatat produksi palawija di daerah itu periode Januari hingga Maret 2025 mencapai 2.167 ton.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Sabtu (19/4), mengatakan nilai produksi 2.167 ton itu diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Produksi palawija pada periode Januari hingga Maret 2025 menembus sebanyak 2.167 ton terbagi atas jagung sebanyak 573 ton, kacang tanah 124 ton, kacang hijau 1 ton, singkong 925 ton dan ubi jalar 193 ton.

Kebanyakan petani mengembangkan tanaman tersebut di lahan darat, baik milik sendiri, lahan milik BUMN dan di lahan perusahaan swasta milik pengembang perumahan di antaranya di Kecamatan Maja dan Curugbitung.

Pertanian palawija di daerah itu memanfaatkan lahan yang tidak produktif karena belum dimanfaatkan oleh pengembang perumahan.

Petani menggarap lahan milik BUMN dan perusahaan swasta dengan menjalin kerja sama dan sistemnya sewa maupun bagi hasil.

Tanaman palawija yang dikembangkan petani terdapat komoditas yaitu jagung, kacang tanah, kacang hijau, singkong dan ubi jalar.

Selama ini, kata dia, produksi palawija menjadi andalan petani Kabupaten Lebak selain dari pertanian pangan padi, bahkan dapat mengatasi kemiskinan.

Sebab, produksi palawija itu hingga ribuan ton dan  dipasok ke Pasar Rangkasbitung serta pasar tradisional lainnya di Kabupaten Lebak juga dipasok ke luar daerah, seperti Tangerang dan DKI Jakarta.

"Kami minta petani terus mengembangkan pertanian palawija untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat, termasuk Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang," katanya.

Deni mengatakan selama ini, produksi palawija mampu menumbuhkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan diproduksi aneka kerajinan makanan camilan, seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik ubi jalar, krispy, kerupuk, bolu dan lainnya.

Selain itu produksi palawija bisa dijadikan makanan alternatif yang memiliki aneka ragam rasa dan variasi sehingga dapat menggantikan ketergantungan kepada beras.

"Kami berharap petani dapat meningkatkan produksi sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan mereka," katanya.

Sementara itu, Jajang (55) seorang petani Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengaku telah panen singkong di lahan seluas dua hektare dengan produksi 30 ton dengan harga Rp4.000/kilogram, sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp120 juta.

Pertanian singkong bisa dipanen sekitar 12 bulan dengan biaya pengelolaan Rp15 juta per hektare dan dipasok ke Jakarta.

"Kami sudah lima tahun ekonomi keluarga terbantu dari hasil pertanian ubi kayu," katanya. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Produksi Tangkapan Ikan Laut di Lebak Meningkat

NERACA Lebak - Produksi tangkapan ikan laut di Kabupaten Lebak, Banten pada tahun 2024 meningkat hingga mencapai 6,8 juta kilogram…

Usai Lantik CPNS dan P3K, Wali Kota Sukabumi Ingatkan Tiga Prinsip

NERACA Sukabumi - Sebanyak 109 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), 7 orang Pegawai Negeri Sipil dari Sekolah Tinggi…

Pemkab Bekasi Gelar Pelatihan Kerja Lewat Fuji Academy

NERACA Kabupaten Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggelar pelatihan kerja bagi siswa jenjang sekolah menengah atas lewat lembaga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Produksi Tangkapan Ikan Laut di Lebak Meningkat

NERACA Lebak - Produksi tangkapan ikan laut di Kabupaten Lebak, Banten pada tahun 2024 meningkat hingga mencapai 6,8 juta kilogram…

Usai Lantik CPNS dan P3K, Wali Kota Sukabumi Ingatkan Tiga Prinsip

NERACA Sukabumi - Sebanyak 109 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), 7 orang Pegawai Negeri Sipil dari Sekolah Tinggi…

Pemkab Bekasi Gelar Pelatihan Kerja Lewat Fuji Academy

NERACA Kabupaten Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggelar pelatihan kerja bagi siswa jenjang sekolah menengah atas lewat lembaga…