I-EU CEPA Beri Manfaatdalam Hadapi Tantangan

I-EU CEPA Beri Manfaatdalam Hadapi Tantangan
Jakarta – Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU   CEPA) dapat memberikan manfaatbagi Indonesia dan Uni Eropa dalam menghadapi ketidakpastian perdagangan global saat ini. Bagi Indonesia, manfaat tersebut dituangkan  melalui berbagai strategi di bidang perdagangan.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, “menyikapi   dinamika perdagangan saat ini, Bapak Presiden Prabowo berkomitmen terus bergerak maju  dengan strategi yang didasari diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang; termasuk melalui I-EU CEPA.”
Roro mengungkapkan, diversifikasi pasar ekspor Indonesia tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, namun juga sebagai  kelanjutan strategi jangka panjang Indonesia memperluas akses pasar, meningkatkan   ketahanan perdagangan, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Roro mengharapkan, I-EU CEPA dapat diselesaikan sesegera mungkin. Negosiasi tersebut ditargetkan selesai padapertengahan tahun ini. Diyakini, I-EUCEPA akan menjadi perjanjian yang sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha di kedua belah pihak, terlebih dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang.
“Kami sepakat bahwa I-EU CEPA tidak hanya berfungsi sebagai sebuah perjanjian, tetapi  juga sebagai kemitraan strategis yang mencerminkan nilai-nilai kerja sama, pembangunan berkelanjutan, dan pertumbuhan bersama. Selain itu, juga menghasilkan solusi  yang  saling menguntungkan bagi kedua kawasan,” imbuh Roro.
Ke depan, lanjut Roro, Indonesia mengharapkan akses pasarUE yang menguntungkan bagi  produk utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk  kayu,  kopi,  dan perikanan. 
Sebaliknya, Indonesia juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan UE untuk Indonesia. 
Roro percaya bahwa harus ada konsesinyata atas langkah-langkah UE yang dapat menimbulkan hambatan bagi ekspor Indonesia, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), Mekanisme  Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM), Arahan Energi Terbarukan (RED) II, dan Peraturan Pengiriman Limbah UE (EUWSR).
“Sekali lagi, momentum politik menunggu kita memanfaat kansetiap peluang perdagangan yang ada. Kita perlu melihatnya sebagai peluang untuk mengamankan pertumbuhan kita dan menyelesaikan setiap perbedaan di tengah dinamika geopolitik,” ungkap Roro.
Vice President INTA, Kathleen van Brempt menambahkan, kondisi perdagangan global yang tidak menentu ini harus dihadapi dengan tenang, namun tetap siaga dalam memanfaatkan  setiap peluang yang muncul. 
“Indonesia dan UEtelah mengambil langkah tepat. Kedua pihak tetap tenang dan terus berkolaborasi demi kepentingan bersama yang lebih luas,” ungkap Kathleen.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso bertemu dengan Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Warga Prancis di Luar Negeri Laurent Saint-Martin di kantor Kementerian  Perdagangan (Kemendag) RI. Pertemuan tersebut mengangkat upaya percepatan penyelesaian Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).  
Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso mengharapkan dukungan Prancis dalam mendorong terselesaikannya perundingan tersebut.
“Indonesia berharap, Prancis dapat memberikan dukungannya dalam mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-EU CEPA. Saat ini, Ketua Perunding dan masing-masing kelompok kerja sedang mengintensifkan pertemuan untuk menyelesaikan isu-isu runding yang tersisa. Kami juga berharap, Indonesia dan Uni Eropa dapat mencapai solusi yang seimbang dan realistis atas isu-isu tersebut,” kata Budi.
Budi juga berharap Uni Eropa membuka akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia. “Indonesia juga mengharapkan akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia seperti minyak sawit, alas kaki, tekstil, dan produk perikanan,”tegas Budi.
Menurut Budi, solusi atas isu-isu yang tersisa juga harus mencakup kesepakatan konkret terhadap langkah-langkah Uni Eropa yang berpotensi menjadi hambatan bagi ekspor Indonesia. Pertemuan turut membahas isu-isu lainnya terkait upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi di sektor-sektor strategis seperti energi, transportasi, agroindustri, dan  pertambangan. 
Indonesia dan Prancis sepakat untuk memfasilitasi bisnis kedua negara melalui proyek-proyek kerja sama yang dapat menciptakan peluang usaha baru. 
Dalam pertemuan ini, Budi menyampaikan,  Indonesia menghargai Uni Eropa yang menunda implementasi EUDR. Indonesia tetap meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali setiap regulasi yang memberatkan perdagangan secara tidak perlu, bersifat diskriminatif, serta tidak sejalan dengan aturan dan prinsip-prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Oleh karena itu, kedua pihak perlu bekerja sama lebih erat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, secara segera, demi menjaga kesejahteraan ekonomi kita. Jalur terbaik  untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penyelesaian Perundingan CEPA,” jelas Budi.

NERACA

Jakarta – Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU   CEPA) dapat memberikan manfaatbagi Indonesia dan Uni Eropa dalam menghadapi ketidakpastian perdagangan global saat ini. Bagi Indonesia, manfaat tersebut dituangkan  melalui berbagai strategi di bidang perdagangan.

Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, “menyikapi   dinamika perdagangan saat ini, Bapak Presiden Prabowo berkomitmen terus bergerak maju  dengan strategi yang didasari diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang; termasuk melalui I-EU CEPA.”

Roro mengungkapkan, diversifikasi pasar ekspor Indonesia tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, namun juga sebagai  kelanjutan strategi jangka panjang Indonesia memperluas akses pasar, meningkatkan   ketahanan perdagangan, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

Roro mengharapkan, I-EU CEPA dapat diselesaikan sesegera mungkin. Negosiasi tersebut ditargetkan selesai padapertengahan tahun ini. Diyakini, I-EUCEPA akan menjadi perjanjian yang sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha di kedua belah pihak, terlebih dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang.

“Kami sepakat bahwa I-EU CEPA tidak hanya berfungsi sebagai sebuah perjanjian, tetapi  juga sebagai kemitraan strategis yang mencerminkan nilai-nilai kerja sama, pembangunan berkelanjutan, dan pertumbuhan bersama. Selain itu, juga menghasilkan solusi  yang  saling menguntungkan bagi kedua kawasan,” imbuh Roro.

Ke depan, lanjut Roro, Indonesia mengharapkan akses pasarUE yang menguntungkan bagi  produk utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk  kayu,  kopi,  dan perikanan. 

Sebaliknya, Indonesia juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan UE untuk Indonesia. 

Roro percaya bahwa harus ada konsesinyata atas langkah-langkah UE yang dapat menimbulkan hambatan bagi ekspor Indonesia, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), Mekanisme  Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM), Arahan Energi Terbarukan (RED) II, dan Peraturan Pengiriman Limbah UE (EUWSR).

“Sekali lagi, momentum politik menunggu kita memanfaat kansetiap peluang perdagangan yang ada. Kita perlu melihatnya sebagai peluang untuk mengamankan pertumbuhan kita dan menyelesaikan setiap perbedaan di tengah dinamika geopolitik,” ungkap Roro.

Vice President INTA, Kathleen van Brempt menambahkan, kondisi perdagangan global yang tidak menentu ini harus dihadapi dengan tenang, namun tetap siaga dalam memanfaatkan  setiap peluang yang muncul. 

“Indonesia dan UEtelah mengambil langkah tepat. Kedua pihak tetap tenang dan terus berkolaborasi demi kepentingan bersama yang lebih luas,” ungkap Kathleen.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso bertemu dengan Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Warga Prancis di Luar Negeri Laurent Saint-Martin di kantor Kementerian  Perdagangan (Kemendag) RI. Pertemuan tersebut mengangkat upaya percepatan penyelesaian Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).  

Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso mengharapkan dukungan Prancis dalam mendorong terselesaikannya perundingan tersebut.

“Indonesia berharap, Prancis dapat memberikan dukungannya dalam mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-EU CEPA. Saat ini, Ketua Perunding dan masing-masing kelompok kerja sedang mengintensifkan pertemuan untuk menyelesaikan isu-isu runding yang tersisa. Kami juga berharap, Indonesia dan Uni Eropa dapat mencapai solusi yang seimbang dan realistis atas isu-isu tersebut,” kata Budi.

Budi juga berharap Uni Eropa membuka akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia. “Indonesia juga mengharapkan akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia seperti minyak sawit, alas kaki, tekstil, dan produk perikanan,”tegas Budi.

Menurut Budi, solusi atas isu-isu yang tersisa juga harus mencakup kesepakatan konkret terhadap langkah-langkah Uni Eropa yang berpotensi menjadi hambatan bagi ekspor Indonesia. Pertemuan turut membahas isu-isu lainnya terkait upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi di sektor-sektor strategis seperti energi, transportasi, agroindustri, dan  pertambangan. 

Indonesia dan Prancis sepakat untuk memfasilitasi bisnis kedua negara melalui proyek-proyek kerja sama yang dapat menciptakan peluang usaha baru. 

Dalam pertemuan ini, Budi menyampaikan,  Indonesia menghargai Uni Eropa yang menunda implementasi EUDR. Indonesia tetap meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali setiap regulasi yang memberatkan perdagangan secara tidak perlu, bersifat diskriminatif, serta tidak sejalan dengan aturan dan prinsip-prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Oleh karena itu, kedua pihak perlu bekerja sama lebih erat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, secara segera, demi menjaga kesejahteraan ekonomi kita. Jalur terbaik  untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penyelesaian Perundingan CEPA,” jelas Budi.

 

 

BERITA TERKAIT

Sukseskan Program MBG, Wamenkop Dukung Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah

Sukseskan Program MBG, Wamenkop Dukung Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah Sentul - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono…

390 Unit Koperasi Di Malang Siap Dilegalkan Jadi Koperasi Desa Merah Putih

390 Unit Koperasi Di Malang Siap Dilegalkan Jadi Koperasi Desa Merah Putih Malang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) kebut pembentukan Koperasi…

Program MBG Serap 1.5 Juta Tenaga Kerja

Program MBG Serap 1.5 Juta Tenaga Kerja Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan terobosan luar biasa pemerintah dalam…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sukseskan Program MBG, Wamenkop Dukung Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah

Sukseskan Program MBG, Wamenkop Dukung Koperasi Perbanyak Rumah Pengolahan Susu di Daerah Sentul - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono…

390 Unit Koperasi Di Malang Siap Dilegalkan Jadi Koperasi Desa Merah Putih

390 Unit Koperasi Di Malang Siap Dilegalkan Jadi Koperasi Desa Merah Putih Malang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) kebut pembentukan Koperasi…

Program MBG Serap 1.5 Juta Tenaga Kerja

Program MBG Serap 1.5 Juta Tenaga Kerja Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan terobosan luar biasa pemerintah dalam…