NERACA
Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan proses pemekaran (spin-off) unit usaha syariah yakni BTN Syariah selesai pada kuartal III-2025. "Sehingga BTN Syariah dapat beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS) sebelum tahun ini berakhir," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu usai RUPST Tahun Buku 2024 sebagaimana dikutip, kemarin.
Berdasarkan timeline, BTN akan mengajukan permohonan izin akuisisi Bank Victoria Syariah (BVS) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator perbankan. "Setelah mendapatkan izin dari regulator, BTN akan memisahkan UUS yakni BTN Syariah dan mengintegrasikannya ke dalam BVIS menjadi sebuah BUS baru," ujar Nixon.
Nixon menjelaskan skema pemisahan UUS yaitu dengan terlebih dahulu melakukan akuisisi BUS dan selanjutnya BTN Syariah akan diintegrasikan ke dalam BUS hasil pengambilalihan. Melalui akuisisi itu, lanjutnya, BTN akan menjadi pemilik penuh BVIS dengan kepemilikan saham sebanyak-banyaknya 100 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan total nominal sebesar Rp1,06 triliun.
"BTN melakukan pembelian BVIS dengan sumber pendanaan internal yang telah disiapkan sesuai rencana bisnis bank," ujar Nixon. Mengacu Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peraturan Menteri tentang Aksi Korporasi BUMN Tahun 2023, usulan restrukturisasi UUS itu memerlukan persetujuan dari Menteri BUMN.
"Dalam hal ini, Menteri BUMN perlu terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Presiden," ujar Nixon.nSetelah nantinya disetujui, Nixon mengatakan langkah spin-off BTN Syariah dapat diberikan insentif pajak sepanjang hal itu dikategorikan sebagai restrukturisasi untuk peningkatan kinerja dan penambahan nilai perusahaan.
Nixon menyampaikan BTN Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pesaing yang kuat di industri perbankan syariah nasional, karena memiliki keunikan sebagai pemain utama di pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah di Indonesia. "Dengan adanya spin-off menjadi bank umum syariah, BTN Syariah akan mencatatkan pertumbuhan aset yang diharapkan dapat mencapai Rp100 triliun dalam waktu tiga tahun ke depan,” ujar Nixon.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN, para pemegang saham menyetujui untuk mengakuisisi BUS yakni PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rancangan spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) yakni BTN Syariah.
Disamping itu, RUPST BTN juga menyetujui pembagian dividen senilai Rp751,83 miliar atau setara dengan Rp53,57 per lembar saham. Dengan besaran dividen yang disepakati tersebut, dividend payout ratio (DPR) tercatat sebesar 25 persen dari laba bersih tahun buku 2024.
Jika merujuk pada tahun sebelumnya, DPR BTN baru mencapai 20 persen dari laba bersih tahun buku 2023. Begitu pula untuk tahun buku 2022, Dengan kata lain, DPR kali ini meningkat. BTN membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024, menurun sekitar 14 persen jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih 2023 yang sebesar Rp3,5 triliun.
Dari sisi intermediasi, bank yang berfokus pada kredit perumahan ini telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 7,3 persen secara tahunan. Sedangkan dari sisi penghimpunan simpanan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tercatat tumbuh 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp381,67 triliun. Pada tahun ini, BTN pun optimis aset perseroan dapat mencapai Rp500 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang solid.
NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kembali menggelar mudik bersama dengan memfasilitasi 289 pemudik berkebutuhan khusus…
NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengukuhkan posisi sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dan…
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak (profit before tax) sebesar 45% secara…
NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kembali menggelar mudik bersama dengan memfasilitasi 289 pemudik berkebutuhan khusus…
NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengukuhkan posisi sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dan…
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak (profit before tax) sebesar 45% secara…