NERACA
Jakarta- Di tahun 2024, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) membukukan laba bersih sebesar Rp415,65 miliar. Nilai itu turun 13,65% dibandingkan laba 2023 yang mencapai Rp481,37 miliar. Penurunan laba mengakibatkan laba per saham PTPP turut mengalami koreksi, dari posisi Rp78 per saham pada 2023 menjadi Rp67 per saham sepanjang 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Sementara pendapatan usaha BUMN Karya ini tercatat sebesar Rp19,81 triliun atau tumbuh 7,30% secara tahunan (year on year/YoY) dari posisi sebelumnya Rp18,46 triliun. Perseroan mengungkapkan, capaian tersebut ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang meningkat 10,19% YoY, dari posisi Rp14,68 triliun menjadi Rp16,17 triliun pada tahun lalu. Beban pokok pendapatan PTPP turut meningkat sebesar 6,82% YoY menjadi Rp17,17 triliun. Hal ini membuat perseroan mencatat laba kotor sebesar Rp2,63 triliun pada 2024, bertumbuh 10,53% dari posisi Rp2,38 triliun tahun 2023.
Akan tetapi, setelah dihitung dengan pendapatan dan beban lainnya, perseroan meraih laba bersih atau laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp415,65 miliar atau turun 13,65% secara tahunan. Sementara itu, hingga akhir tahun lalu, perseroan memiliki kas dan setara kas senilai Rp4,18 triliun atau naik tipis 0,20% YoY dari posisi sebelumnya Rp4,17 triliun.
PTPP juga mempunyai total aset sebesar Rp56,58 triliun sampai dengan akhir 2024, naik 0,11% secara tahunan. Perinciannya, ekuitas tumbuh 0,74% YoY menjadi Rp15,25 triliun, sedangkan liabilitas mencapai Rp41,33 triliun atau turun 0,11% YoY. Pada 2025, perseroan membidik perolehan nilai kontrak baru sekitar Rp28,44 triliun, atau tumbuh sebesar 5% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo seperti dikutip bisnis pernah bilang, pertumbuhan itu akan didorong oleh sektor konstruksi dengan mayoritas kontribusi berasal dari proyek gedung. “PTPP memiliki target growth pada nilai kontrak baru sebesar 5% dari realisasi 2024 dengan mayoritas terbesar pada gedung sebesar 31,19%, jalan dan jembatan 26,47%, serta pelabuhan 12,95%,” ujarnya.
Sepanjang 2024, PTPP mengamankan kontrak baru sebesar Rp27,09 triliun. Nilai tersebut lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yang meraih Rp31,67 triliun. Joko menyampaikan kontribusi perolehan kontrak 2024 meliputi proyek gedung sebesar 33,42%, proyek jalan dan jembatan 32,48%, proyek infrastruktur pertambangan 17,70%, proyek industri 10,33%, proyek pelabuhan 4,14%, dan sektor lainnya 1,93%.
Adapun, sumber pendanaan proyek yang diperoleh sepanjang 2024 didominasi oleh dana dari pemerintah dengan porsi 43,35%, disusul proyek-proyek yang didanai oleh BUMN sebesar 28,82%, serta swasta berkontribusi 27,83%.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/3) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan likuiditas transaksi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau SSPACE meluncurkan fitur periklanan digital berbasis Artificial…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/3) sore awal pekan kemarin, indeks harga saham…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan likuiditas transaksi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau SSPACE meluncurkan fitur periklanan digital berbasis Artificial…