NERACA
Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) terus mengembangkan ekosistem budi daya lobster di Indonesia. Di Batam, Kepulauan Riau, budi daya kekerangan menunjukkan perkembangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan pakan lobster budi daya.
“Kenapa modeling lobster dibangun di Batam? Karena berdasarkan kajian ilmiah, perairannya kaya nutrien untuk pertumbuhan kekerangan sebagai pakan lobster. KKP telah melakukan kerja sama dengan pembudidaya kekerangan di Tanjung Uma. Alhamdulillah hasilnya bagus bisa memangkas biaya pakan hingga 35 persen,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu atau biasa disapa Tebe di Jakarta.
Kerja sama yang baik dengan kelompok pembudidaya kekerangan di Batam menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan. Pembudidaya nantinya bisa meningkatkan hasil panen kerang hijaunya sekitar 30 persen dari jumlah produksi sebelumnya untuk memenuhi permintaan rumah makan atau restoran. Sementara KKP dalam hal ini Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam bisa mendapatkan kerang kupang untuk kebutuhan pakan lobster di modeling budidaya lobster.
“Kerang kupang yang selama ini dibuang oleh pembudidaya kerang di Batam, sekarang BPBL Batam ambil untuk pakan lobster. Kerang ini menjadi pakan berkualitas bagi lobster dengan kandungan nutrien yang baik. Sama halnya dengan kerang coklat, kerang ini termasuk kerang yang tidak dikonsumsi manusia,” jelas Tebe.
Lebih lanjut, KKP juga terus mengawal implementasi kebijakan pengelolaan Lobster. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya lobster bagi pembudidaya, nelayan penangkap dan masyarakat pesisir.
Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/2024 adalah pengelolaan lobster yang berkelanjutan dan memastikan kebermanfaatan sumber daya Benih Bening Lobster (BBL) bagi nelayan kecil, serta pengembangan budidaya lobster di dalam negeri.
“Lahirnya regulasi ini sebagai momentum untuk optimalisasi pengelolaan lobster di Indonesia. Sekaligus mendorong berkembangnya budidaya lobster di Indonesia, salah satunya melalui proses alih teknologi budidaya lobster dengan mengundang investor atau pelaku usaha yang mempunyai pengalaman dan reputasi yang hebat dalam melakukan pembudidayaan lobster,” jelas Tebe.
Kunci dari kesuksesan sebuah budidaya adalah tersedianya pakan. KKP juga sedang mengembangkan budidaya kerang cokelat yang cocok menjadi pakan lobster.
"Kita sudah siapkan bagaimana pakan yang cocok untuk budidaya lobster. Bukan hanya kita saja yang menyiapkan, kita nanti akan kerja sama dengan masyarakat, dan masyarakat inilah menjadi bagian dari suplai chain pakan kita," ujar Tebe.
Kepala BPBL Batam, Ikhsan Kamil, kerjasama dengan kelompok pembudidaya kekerangan di Tanjung Uma Batam sudah memperlihatkan hasil yang bagus. Kelompok pembudidaya sudah mulai panen kerang kupang. Hasil panennya sesuai dengan target, sehingga bisa memangkas biaya pakan hampir mencapai 35 persen.
Sehingga untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya kerang, BPBL Batam telah memberikan bantuan berupa tiga unit keramba jaring apung (KJA) masing-masing unit ada empat lubang dengan luas KJA masing-masing 3 x 3 meter. Kemudian media pemeliharaan kerang berupa tali yang digantung dan dipasang pelampung sebanyak 250 tali kerang per unit KJA untuk dikelola oleh tiga kelompok pembudidaya kerang. Fasilitas ini nantinya dapat menambah hasil produksi kerang hijaunya sekitar 30 persen dari total produksi sebelumnya.
“Alhamdulillah dengan adanya bantuan sarana dan prasarana budidaya kerang dari BPBL Batam, produksi kerang hijau kami nanti bisa meningkat dari sebelumnya dan bisa menambah penghasilan kami per bulannya. Kami juga sangat bangga bisa panen kerang kupang sesuai dengan yang ditargetkan dan bisa menyuplai kebutuhan pakan lobster disini, " kata Rusli, salah seorang pembudidaya.
Seperti diketahui, pengembangan modeling budidaya lobster merupakan bagian dari program ekonomi biru KKP yang digagas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Lobster sendiri masuk dalam komoditas yang diprioritaskan menjadi unggulan ekspor perikanan Indonesia di masa depan.
Selain itu, dalam rangka memperkuat implementasi pengelolaan benih bening lobster (BBL) pasca terbitnya Peraturan Menteri KP nomor 7 tahun 2024, KKP melaksanakan Temu Stakeholder Pengelolaan Pembudidayaan Lobster
NERACA Jakarta - Pagu Anggaran 2025 Kementerian Koperasi (Kemenkop) mengalami efisiensi dari semula Rp473,31 miliar menjadi Rp317,48. Meski begitu, Menteri…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam upaya peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA)…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha Uzbekistan untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel…
NERACA Jakarta - Pagu Anggaran 2025 Kementerian Koperasi (Kemenkop) mengalami efisiensi dari semula Rp473,31 miliar menjadi Rp317,48. Meski begitu, Menteri…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) terus mengembangkan ekosistem budi daya…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam upaya peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA)…