ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching Ajang Investor Shoping Ide Bisnis

NERACA

Jakarta - ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching bakal digelar pada 19 Februari 2025 di Menara Mandiri, Jakarta. Acara ini menjadi wadah pertemuan bagi usaha rintisan, pelaku bisnis, investor, perumus kebijakan, dan mitra pembangunan untuk mengeksplorasi inovasi dalam sektor ekonomi maritim berkelanjutan atau blue economy di ASEAN dan Timor-Leste.

Mulai dari sektor akuakultur berbasis teknologi digital, bioteknologi, solusi alternatif plastik, hingga konservasi karbon biru, acara ini akan menampilkan berbagai inovasi yang dapatmempercepat pertumbuhan ekonomi biru, tanpa mengabaikan perlindungan ekosistem laut dan air tawar.

Seiring meningkatnya perhatian komunitas bisnis global terhadap keberlanjutan, ekonomi maritim di kawasan ASEAN menawarkan peluang besar bagi para pelaku bisnis yang visioner. Dari teknologi digital dalam akuakultur hingga bioteknologi pengganti plastik dan konservasi karbon biru, ajang ini akan menampilkan berbagai inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus melindungi ekosistem laut dan air tawar.

Aretha Aprilia, Head of Nature, Climate and Energy Unit UNDP Indonesia, mengatakan ajang ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching menjadi wadah shoping bagi investor untuk menemukan ide bisnis yang akan digarap di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil. “Ajang besok ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching bisa menjadi wadah menemukan antara investor dan innovator yang mampu menciptakan ide-ide bisnis mengikuti tuntutan perkembangan  zaman saat ini. Riilnya ide bisnis kan sudah ada, anggap saja investor shoping bisnis apa yang harus dikerjakan dalam jangka pendek, menengah, maupun ke depan,” ujarnya pada konferensi pers di Jakarta.

Adapun dalam ajang ini mengedepankan konsep blue economy telah menjadi paradigma baru dalam memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. "Pada 2030, ekonomi maritim diperkirakan berkontribusi hingga 3 triliun dolar AS terhadap ekonomi global dan menciptakan 43 juta lapangan pekerjaan baru. Ini menjadi pilar utama pertumbuhan inklusif di ASEAN," tambahnya.

Lebih lanjut, Aretha menekankan pentingnya kesiapan ASEAN dalam merespons isu ketahanan pangan, netralitas karbon, digitalisasi, dan pemberantasan sampah plastik. "Peserta ASEAN Blue Innovation Expo akan mendapatkan wawasan mendalam mengenai sektor maritim yang sangat potensial dan berperan dalam menentukan masa depan ekonomi kelautan berkelanjutan di kawasan ini," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Jatu Arum Sari, Project Manager ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI) UNDP Indonesia, menegaskan bahwa acara ini sekaligus menjadi momentum peluncuran Proyek ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI). Proyek ini merupakan kolaborasi antara UNDP Indonesia, Sekretariat ASEAN, dan Misi Tetap Jepang untuk ASEAN, serta didukung pendanaan dari Pemerintah Jepang.

"Saat masyarakat pesisir di ASEAN dan Timor-Leste menghadapi tantangan seperti kenaikan permukaan air laut dan eksploitasi ikan berlebihan yang mengancam ketahanan pangan dunia, solusi inovatif sangat dibutuhkan. Investor dan komunitas bisnis memiliki kesempatan unik untuk berkontribusi dalam transformasi ini," ujarnya.

Acara ini akan menampilkan 60 inovasi terpilih dari sekitar 1.300 aplikasi yang diajukan oleh usaha rintisan, UMKM, organisasi nonpemerintah, dan institusi akademik. Solusi yang dipresentasikan mencakup empat sektor utama, yaitu perikanan dan akuakultur berkelanjutan, penanggulangan polusi plastik, adaptasi perubahan iklim, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Selain sesi presentasi inovasi, peserta juga akan mendapatkan wawasan dari bincang-bincang inspiratif dan diskusi panel yang dipimpin oleh investor berpengaruh dan pemimpin bisnis di sektor blue economy. "Acara ini menghadirkan pemimpin industri yang telah menciptakan dampak positif di berbagai negara ASEAN," tandasnya.

Sebelumnya, pertemuan AEM ke-56 juga membahas persiapan pertemuan konsultasi ASEAN dengan mitra wicara ASEAN. Selain itu, ASEAN dan kawasan Pasifik memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Pada 2022, nilai investasi mencapai USD16,8 milliar. Nilai ini meningkat pada 2023 menjadi sebesar USD19,6 milliar. Pada periode Januari—Juni 2024, nilai investasi ASEAN ke Indonesia mencapai USD10,8  milliar. Investasi ASEAN ke Indonesia berfokus pada sejumlah sektor, antara lain, industri logam dasar dan barang logam, pertambangan, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi.

 

 

BERITA TERKAIT

InaExport Pintu Gerbang Eksportir Kredibel Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha Uzbekistan  untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel…

Transformasi Digital, Perkuat Ekonomidan PerdaganganNasional

NERACA Depok – Indonesia perlu merangkul dan memanfaatkan transformasi digital yang saat ini tengah berkembang. Transformasi digital, akan meningkatkan efisiensi…

Revisi Perpres 191 untuk Kontrol Solar Bersubsidi

NERACA Bali – Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menunggu tuntasnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

InaExport Pintu Gerbang Eksportir Kredibel Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha Uzbekistan  untuk memanfaatkan InaExport sebagai pintu gerbang untuk menemukan eksportir kredibel…

ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching Ajang Investor Shoping Ide Bisnis

NERACA Jakarta - ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching bakal digelar pada 19 Februari 2025 di Menara Mandiri, Jakarta.…

Transformasi Digital, Perkuat Ekonomidan PerdaganganNasional

NERACA Depok – Indonesia perlu merangkul dan memanfaatkan transformasi digital yang saat ini tengah berkembang. Transformasi digital, akan meningkatkan efisiensi…