Kolaborasi Sukseskan Perhutanan Sosial Lintas Desa

NERACA

Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (Kemendes PDT) menyampaikan bawah kolaborasi dari berbagai pihak terkait menjadi salah satu faktor utama yang mampu menyukseskan program Perhutanan Sosial Lintas Desa.

Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes PDT Ivanovich Agusta menyampaikan para pihak terkait itu di antaranya adalah Kemendes PDT, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, hingga perangkat desa dan tenaga pendamping profesional desa.

"(Kolaborasi) Dari Dinas KLHK, perangkat desa, kepala desa, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), serta dari tenaga pendamping profesional. Itu yang kemudian membuat kolaborasi itu berhasil membuat kegiatan Perhutanan Sosial Lintas Desa, bahkan sudah mulai menguntungkan," ujar pria yang akrab disapa Ivan itu dalam Webinar Bulanan BPI, seperti dipantau di Jakarta, Rabu (18/12).

Diketahui, Program Perhutanan Sosial diluncurkan pada 1 November 2017 di Provinsi Jawa Barat. Program itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan petambak, serta memeratakan ekonomi.

Perhutanan Sosial merupakan kebijakan yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam pelaksanaan Perhutanan Sosial, masyarakat mendapatkan pengukuhan dari pemerintah untuk mengelola hutan selama 35 tahun. Hak yang diberikan kepada masyarakat itu adalah hak pakai atau hak pengelolaan, kecuali untuk hutan adat yang memberikan hak milik atas lahan hutan.

Ivan lalu berharap Webinar Bulanan BPI yang bertajuk "Pedoman Pengelolaan Perhutanan Sosial oleh BUMDes/BUMDesma dan Kolaborasi Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial" itu dapat memberikan dampak positif, seperti mengoptimalkan pelaksanaan program Perhutanan Sosial yang dapat menyejahterakan warga desa.

Sebelumnya, Direktur Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kemendes PDT Sumarlan telah menyampaikan bahwa pengembangan perhutanan sosial, seperti hutan desa, dapat menghasilkan produk pangan lokal yang mendunia.

“Kalau pengembangan lahan-lahan di perhutanan nasional termasuk hutan desa digarap dengan baik, dengan hati, terutama yang berkenaan dengan pangan lokal, insya Allah jadi pangan global,” kata Marlan, sapaan akrab Sumarlan.

Ia lantas mencontohkan keberhasilan itu telah dicapai oleh salah satu desa di daerah Purwodadi, Jawa Tengah. Marlan mengatakan para petani di Purwodadi itu berhasil mengembangkan tanaman okra yang diminati Jepang dan Korea Selatan. Ant

 

BERITA TERKAIT

Lawan Intoleransi dengan Tingkatkan Interaksi Antarumat

NERACA Jakarta - Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta Pdt. Risang Anggoro Elliarso menyebutkan bahwa salah satu…

Perempuan Berdaya Melalui Teknologi Digital

NERACA Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa teknologi dan transformasi digital berperan penting sebagai alat…

Kampus Harus Jadi Pelopor Gerakan Moral

NERACA Medan - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Busyro Muqoddas yang juga mantan Ketua KPK RI, mengatakan kampus harus menjadi…

BERITA LAINNYA DI

Lawan Intoleransi dengan Tingkatkan Interaksi Antarumat

NERACA Jakarta - Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta Pdt. Risang Anggoro Elliarso menyebutkan bahwa salah satu…

Perempuan Berdaya Melalui Teknologi Digital

NERACA Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengatakan bahwa teknologi dan transformasi digital berperan penting sebagai alat…

Kolaborasi Sukseskan Perhutanan Sosial Lintas Desa

NERACA Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (Kemendes PDT) menyampaikan bawah kolaborasi dari berbagai pihak terkait menjadi salah…