Strategi Pembangunan Budaya Ilmiah Unggul

NERACA

Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengungkapkan strategi yang dapat dilakukan untuk membangun budaya ilmiah yang unggul di Indonesia.

Melalui keterangan di Jakarta, Selasa (17/12), Stella menekankan budaya ilmiah yang unggul tidak dapat terbentuk dengan sendirinya, melainkan diciptakan melalui upaya bersama dengan melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan.

"Kompetisi dan kolaborasi adalah tulang punggung. Tanpa keduanya, kita tidak bisa mewujudkan budaya ilmiah unggul," katanya.

Untuk menciptakan kompetisi dan kolaborasi, lanjut Stella, dapat dilakukan dengan menyediakan sistem insentif, baik dalam bentuk finansial yang berupa bantuan dana langsung terhadap peneliti utama, maupun insentif non-finansial.

"Tanpa insentif, peneliti tidak bisa melakukan penelitian yang kompetitif dan unggul. Sebagai contoh konkret, di China, pemberian insentif mencapai 15-20 persen dari total pendanaan," ujarnya.

Selain memberi insentif finansial, Stella juga menyoroti pentingnya insentif non-finansial, seperti penyederhanaan proses administrasi. Menurutnya, proses administrasi seharusnya bertujuan untuk memfasilitasi penelitian, bukan membatasi peneliti.

"Peneliti adalah pihak yang paling memahami topik yang sedang diteliti. Oleh karena itu mereka tidak perlu dibebani dengan proses administrasi yang rumit. Jika diperumit, bagaimana kita sebagai peneliti bisa fokus pada penelitian?," ucapnya.

Stella juga menambahkan insentif non-finansial dapat mencakup bantuan pengemasan riset oleh universitas. Selain itu ia juga menyebutkan pentingnya memiliki sistem peninjauan yang kredibel dan transparan.

Sistem tersebut dapat diterapkan melalui metode double-blind review, dimana peninjau tidak mengetahui identitas penulis proposal, begitu pula sebaliknya.

Berbagai strategi ini, menurut Stella, dapat dijalankan dengan kolaborasi berbagai pihak. Kementerian membutuhkan dukungan dari lembaga lain, kementerian terkait, serta universitas untuk menciptakan ekosistem riset yang unggul.

"Kolaborasi antarinstansi pemerintah diperlukan untuk membuat sistem terkait insentif finansial maupun sistem review melalui peraturan dan undang-undang. Di sisi lain, universitas dapat berkontribusi dengan menyederhanakan proses administrasi dan membantu pengemasan hasil riset," tutur Wamendiksaintek Stella Christie. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Tantangan Tingkatkan Kecakapan Literasi Masa Kini

NERACA Jakarta - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memaparkan berbagai tantangan dalam meningkatkan kegemaran membaca dan kecakapan literasi di masa kini. Pelaksana…

Terowongan Silaturahim Simbol Bhinneka Tunggal Ika

NERACA Jakarta - Co-Founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid menilai keberadaan Terowongan Silaturahim menjadi simbol penegasan atas gagasan Pancasila, Bhinneka…

Manfaatkan Bansos dengan Bijaksana

NERACA Jakarta - Kementerian Sosial  mengimbau para keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial program keluarga harapan (bansos PKH) dan bantuan…

BERITA LAINNYA DI

Strategi Pembangunan Budaya Ilmiah Unggul

NERACA Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengungkapkan strategi yang dapat dilakukan untuk membangun…

Tantangan Tingkatkan Kecakapan Literasi Masa Kini

NERACA Jakarta - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memaparkan berbagai tantangan dalam meningkatkan kegemaran membaca dan kecakapan literasi di masa kini. Pelaksana…

Terowongan Silaturahim Simbol Bhinneka Tunggal Ika

NERACA Jakarta - Co-Founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid menilai keberadaan Terowongan Silaturahim menjadi simbol penegasan atas gagasan Pancasila, Bhinneka…